LiS (10) || Kematian

45 3 2
                                    

Note:
Ini adalah fiksi. Jika termasuk kenyataan, itu dikarenakan author-nya sedang menonton drama.

***

Kematian dan kehidupan jaraknya hanya beda tipis. Itu pun diselubungi oleh kabut bernama nyawa. Mungkin. Atau bisa jadi 'kan.

Sesungguhnya manusia bisa berjarak dalam hal mana pun. Tergantung bagaimana mereka mengatur kehidupan mereka secara stabil dan terarah, tidak berbelok atau maju mundur. Manusia selalu memberikan makna di setiap cobaan, membawanya sebagai penenang dan menerangkannya sebagai pijakan.

Ketika manusia sudah menuju tempat disandang, Tuhan mengatur semuanya walau harus ikut campur tangan manusia. Anggap saja kesalahan manusia karena rata-rata manusia sering salah perencanaan dalam menghidupi kebutuhan yang ada.

***

Dara Shark, gadis ceria dan suka tersenyum di mana pun, kapan pun dan seperti apa pun. Sering dijuluki Princess Smile. Gadis tergolong tak pernah mengeluh, memberikan energi positif bagi setiap orang ingin menerima atau berteman dengannya. Tidak lain dikarenakan menghilangkan negatif sering terpojok di badan makhluk-makhluk disebut manusia.

Dara, orangnya suka antusias. Tak pernah percaya makhluk gaib atau makhluk astral, beda kehidupan dan dimensi. Dara lebih sukanya berada di tempat tengah malam demi mendengar jeritan seseorang agar esok hari Dara mampu berpikir bahwa dunia ini semu, hanya sementara.

Kini Dara berjalan-jalan tiada henti, memandang sekelilingnya dihiasi seulas senyuman lebar kepada orang-orang ditemuinya. Aura bahagia terpancar di sekitarnya, hal itu membuat orang-orang ikut menyungging senyuman ikut tertarik.

"Dara!"

Panggilan kecil oleh Rifa dan Milky berhamburan datang mengelilinginya. Dara, memeluk mereka secara bersamaan. Mirip Teletubies.

"Dara, kenapa kemarin kamu tidak datang?" tanya Rifa memelas.

Menepuk puncak kepala Rifa agak sedikit sejajar, Dara tersenyum tipis. "Maaf, aku ada kegiatan di luar kampus. Aku belum bisa bersama kalian," sahutnya menenangkan.

"Seharusnya kamu menghubungiku," gerutunya merajut. Dara terkekeh.

"Sekali lagi maafkan aku, aku tidak bisa. Aku pastikan besok bisa ikut kalian berbelanja. Bagaimana?" tawarnya tanpa ada janji di dalamnya.

"Boleh." Rifa mengangguk. Milky mengerut kening terlalu dalam, Dara mengetahuinya tersenyum maklum. "Kalau begitu aku pergi dulu. Eros menungguku di kantin," katanya menarik tangan Milky sedari tadi membisu.

Milky pasrah ditarik oleh Rifa, menengok ke arah Dara yang melambai. Kerutan kening itu masih ada, agak pusing memikirkan bahwa ada keanehan di dalam diri Dara tersembunyi. Semoga saja bukanlah insting ilmiah sering muncul di dalam kepalanya bahkan bisa meledak jika itu benar.

Dara memasukkan kedua tangan di saku jaket warna biru keabuan, berbalik arah dari kedua sahabatnya. Senyuman lebar menutupi segalanya. Tidak mengetahui ada orang lain melihat itu semua.

"Anak menarik," kata seseorang di atas pohon sambil mengisap lollipop.

***

"Babe!"

Teriakan dari seseorang menghempaskan lamunan di dalam diktat lelaki di kursi kelas. Kepalanya terangkat dari kertas-kertas tebal, menyipitkan mata melihat gadis mungil tersenyum lebar ke arahnya. Lelaki itu memanggilnya seraya membalas senyuman manis tersebut.

"Babe! Kamu belum selesai, hm?" katanya merajuk, memeluk lengan lelaki itu mesra. "Aku lapar sekali, makanya aku menunggumu. Daripada lapar banget, aku menyusul ke kelasmu," rajuknya duduk di samping dengan bibir mengerucut. Lelaki itu tergelak geli.

Life is Simple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang