Naruto kembali membaca laporan bulanan yang baru saja diselesaikan oleh staff nya. Ia harus memeriksa kembali ketepatan laporan itu sebelum dikirimkan ke perusahaan pusat dimana perusahaan pusat itu dipimpin oleh ayahnya sendiri, Minato Namikaze yang sangat teliti dan kritis menilai kinerja anaknya sendiri. Seingatnya ini sudah ketiga kalinya ia mencoba memeriksa laporan tersebut, namun baru saja setengah jalan pikirannya pasti sudah melayang entah kemana. Membuat ia harus kembali mengulang membaca dari awal.Ia menghela nafas, menggelengkan kepalanya, mencoba mengembalikan fokusnya. Diliriknya sekilas jam dinding diruangan besarnya yang menunjukkan pukul delapan malam. Kurang lebih sudah dua belas jam ia berada dikantor. Pantas saja tubuhnya seakan sudah tak bisa bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaannya. Posisi sebagai direktur di perusahaan ini benar-benar menyita seluruh waktu dihidupnya.
Ia menyandarkan dirinya ke kursi kebesarannya lalu mulai melonggarkan dasi hitamnya dan membuka beberapa kancing kemeja abu-abu tuanya. Ia memejamkan mata dan mencoba mencubit pangkal hidungnya guna meredakan rasa penat yang sedari tadi dirasa. Sampai tiba-tiba saja ponselnya berdering.
Naruto membuka matanya, meraih ponsel dan melihat nama yang tertera dilayar. Seulas senyum mengembang diwajahnya, perasaan senang tiba-tiba menghampirinya. Dijawabnya panggilan tersebut dengan nada riang.
"Halo, Sakura?" Ia memanggil nama sang penelepon.
"Naruto, kau dimana?" Suara antusias seorang wanita terdengar dari seberang sana.
"Dikantor, ada apa Sakura?"
"Aku sedang bosan, apa kau sibuk?" Nada wanita itu berubah manja.
"Tentu saja tidak, mau kutemani?" Cengiran khasnya kembali keluar.
Naruto membalikkan kursi besarnya. Kini dihadapannya tak lagi meja yang berisi dokumen dan berkas kantor melainkan sebuah jendela kaca besar yang menampakkan pemandangan kota dari ketinggian 20 lantai.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart Our Story (NaruSaku)
Fanfiction(Adult Themes, Implicit) Tanpa sengaja malam itu kehidupan mereka berdua hancur. Kini keduanya sibuk mencoba menata kembali hidup dan hati masing-masing. Bisakah kejadian masa lalu itu membawa sebuah hal manis untuk keduanya? Atau memang tak ada sam...