Pelan-pelan

913 78 12
                                    

Sakura berjalan pelan menuju ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura berjalan pelan menuju ruangannya. Ia tak perlu terburu-buru hari ini karena ia memang sengaja datang lebih pagi. Bahkan mungkin terlalu pagi, karena dilihatnya belum ada satupun orang diruangannya. Ia sampai ke mejanya dan menghempaskan diri ke kursi. Baru saja ia akan melepas tas dari bahunya, matanya menangkap sebuah gelas plastik bermerk coffeshop terkenal tergeletak diatas meja.

Sisa kopi siapa ini? Sakura membatin.

Tangannya terulur menyentuh gelas kopi, ia sedikit terkejut saat merasakan permukaan gelas yang masih hangat. Tak hanya itu, tampak sebuah kertas persegi kecil berwarna kuning tertempel disisi gelas. Sakura mengangkat gelas tersebut demi melihat lebih jelas.

"Maaf?" Sakura membaca tulisan dikertas itu.

Disudut bawah kertas tampak gambar karikatur asal-asalan wajah seorang lelaki, dengan rambut cepak sedikit jabrik, tiga garis dipipi, sedang melengkungkan bibir kebawah. Sepertinya ia tahu ini dari siapa.

"Kekanakan sekali" Sakura mencibir. Ia berniat mencopot kertas kuning tersebut namun sedetik kemudian ia merasakan sesuatu bergetar disaku blazernya, segera diraihnya ponsel pintarnya yang tersimpan disana.

Sakura mengamati nomor tidak dikenal yang muncul dilayar handphone, sedikit ragu untuk mengangkatnya. Siapa yang meneleponnya pagi-pagi begini?

"Halo?"

"Selamat pagi" Suara baritone terdengar dari ujung telepon.

Mendengar suara yang sangat ia kenali itu, refleks membuat sesuatu didadanya berdegup cepat. Naruto meneleponnya, untuk pertama kali setelah dua tahun belakangan ini. Bolehkah ia bersorak girang sekarang? Tapi, tunggu dulu. Kenapa ia harus sampai bersorak?

Sakura berdeham kecil sebelum berucap. "Ada apa?"

"Kau menerima notes dariku?"

"Dari mana kau dapat nomorku?" Alih-alih menjawab, Sakura balik bertanya.

"Tentu saja dari berkas lamaran yang kau ajukan" Sang lelaki menjawab tenang.

Sakura mendecih mendengarnya.

"Apa kau sudah sarapan?" Suara Naruto kembali terdengar, seolah mengabaikan decihan Sakura.

Sakura mengerutkan keningnya, sungguh apa sekarang direkturnya sedang bercanda? Perasaan kesal tak terjelaskan kembali menghampirinya.

"Bukan urusanmu. Kalau tidak ada yang penting ku tutup"

"Dengar, aku minta maaf atas kejadian kemarin"

Restart Our Story (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang