Sakura memasuki lift dengan terburu-buru. Ia mendengus setelah melirik jam ditangannya. Ini semua gara-gara Ino sebab ia harus bergadang hanya untuk menceritakan dongeng kisah hubungannya dengan Naruto hingga larut malam. Berakhir dengan bangun kesiangan, belum lagi ia harus pulang kerumah untuk mandi dan berpakaian. Ia jelas tak bisa memakai pakaian Ino mengingat mereka satu kantor. Sakura tak ingin ada yang mengomentarinya yang memakai baju yang pernah dipakai Ino.
Sakura sudah berada di lift dan ketika ia hendak menekan tombol angka delapan, masuklah sesosok lelaki berambut pirang kedalam lift bersama dirinya. Sakura menekan tombol lift dengan cepat dan bergeser ketepi agar tak bersentuhan dengan tubuh Naruto.
Ruangan petak itu hening. Sakura memilih memandang lurus ke deretan tombol berisi angka-angka didepannya.
"Kau terlambat, Haruno-san" Naruto berucap, juga tanpa melihatnya.
"Ya, aku tahu"
Naruto menoleh kesamping dengan raut tak percaya. "Menurutmu, hanya itu yang bisa kau katakan?"
Akhirnya Sakura mengalihkan wajahnya kesosok disampingnya. "Aku minta maaf atas keterlambatanku, Tuan Uzumaki" Sakura memandang mata itu dengan berani.
Naruto membalas tatapan Sakura, namun perlahan mata Naruto beralih turun ke bagian depan tubuh wanita itu.
"Apa yang kau lihat?" Sakura menyadari arah mata Naruto.
"Kau tak mengancing kemejamu dengan benar"
Apa?!
Sakura terkejut mendengar itu, ia menunduk kebawah melihat kancing bajunya. Kemeja berwarna peach itu terkancing miring, menandakan butir kancing yang terpaut tidak tepat dengan lubangnya. Sakura dengan cepat berbalik kesudut lift.
"J-jangan mengintip" Sakura gelagapan mengingatkan lelaki yang berada dilift yang sama dengannya. Dengan cepat ia membuka kancing bajunya dan mengancingkannya kembali dengan urutan yang benar.
Tanpa disadari bahwa dinding lift tersebut berbahan besi silver metalik. Hingga mau tak mau Naruto bisa melihat apa yang sedang Sakura lakukan melalui pantulan didinding lift. Bisa ia dirasakan pipinya memanas, desiran hangat memenuhi tubuhnya.
Tepat saat itu pintu lift terbuka. Sakura dengan cepat pula berbalik dengan kemeja yang sudah terkancing rapi plus wajah memerah malu, sedangkan Naruto hanya berusaha memasang wajah datar dengan rona tipis yang belum juga hilang.
Menyadari lift sudah terhenti dilantai delapan, Sakura segera keluar dari lift tanpa mengucapkan apapun.
Seorang perempuan berambut hitam dengan perut yang membesar masuk kedalam lift dengan canggung. Entahlah, melihat direktur dengan seorang karyawan perempuannya dengan wajah sama-sama memerah didalam lift, membuatnya sedikit bingung. Apalagi, ia menyadari gerakan si perempuan yang seperti habis merapikan kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart Our Story (NaruSaku)
Fanfic(Adult Themes, Implicit) Tanpa sengaja malam itu kehidupan mereka berdua hancur. Kini keduanya sibuk mencoba menata kembali hidup dan hati masing-masing. Bisakah kejadian masa lalu itu membawa sebuah hal manis untuk keduanya? Atau memang tak ada sam...