(flashback)
Sakura segera berlari setelah bus yang membawanya berhenti dihalte. Ia menggeram didalam hati, sungguh ia akan membunuh pemuda itu. Ia sampai ketempat yang dituju dengan napas tersengal, membuka pintu pagar rumah secara tak sabar dan segera berlari menuju pintu rumah tersebut. Ditekannya bel yang berada disisi pintu berkali-kali berharap hal itu akan terdengar ribut. Selang berapa saat pintu rumah terbuka, ia sudah siap akan memaki sosok dibalik pintu. Namun sebelum sepatah katapun keluar, ia terkaget melihat siapa yang membuka pintu.
“Bibi kushina?”
“Sakura? Kenapa seperti habis dikejar hantu?” Kushina memperhatikan Sakura yang tampak cukup berantakan.
“A-ano, itu” Sakura menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Ayo masuk dulu” Kushina membuka lebar pintu dan mempersilahkan Sakura masuk.
“Terima kasih bibi” Sakura mengekor Kushina hingga tiba didapur. Ia duduk disalah satu kursi, sementara Kushina mengeluarkan sekotak jus orange dan mengambil gelas kaca di rak.
“Bibi kapan sampai?” Sakura bertanya.
“Tadi malam, Sakura. Ini minum dulu” Kushina menyodorkan segelas jus.
“Iya bi, terima kasih” Sakura menerima gelas tersebut dan meminumnya. Cairan dingin itu melegakan tenggorokannya yang memang terasa kering.
Sakura mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan.
“Paman baru saja pergi, ingin melihat keadaan kantor disini” Kushina menjawab seolah menyadari maksud Sakura. Kini ia mengambil tempat duduk didepan Sakura.
Sakura ber-oh singkat. Sakura tahu, ayah Naruto adalah seorang pengusaha. Setelah kakek Naruto meninggal, ayahnya yang mengurus perusahaan di Konoha harus pindah ke Kirigakure demi menjalankan perusahaan pusat disana. Hingga akhirnya Naruto harus tinggal sendiri di Konoha untuk menyelesaikan kuliahnya. Sesekali Minato dan Kushina akan pulang ke Konoha untuk melihat keadaan rumah dan anaknya.
“Sakura?” Suara Kushina membuat pecah lamunan Sakura.
“Iya bi?”
“Ada yang ingin bibi tanyakan”
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart Our Story (NaruSaku)
Fanfiction(Adult Themes, Implicit) Tanpa sengaja malam itu kehidupan mereka berdua hancur. Kini keduanya sibuk mencoba menata kembali hidup dan hati masing-masing. Bisakah kejadian masa lalu itu membawa sebuah hal manis untuk keduanya? Atau memang tak ada sam...