Divote dulu sebelum baca⭐
________You Are________
Kulewati segerombolan orang yang berkerumun di lobby bandara dengan kaki yang sedikit lemas. Beberapa saat yang lalu, pesawat yang kami naiki sudah tiba di California, tepatnya di Los Angeles.
Kakiku terus melangkah maju ke depan. Dari sebelah kiri kurasakan Waka merangkul pinggang kecil milikku, dia tau kondisiku saat itu sedang kelelahan karena perjalanan panjang kami.
Dari jauh kulihat sebuah mobil Limosin hitam terpakir di depan sana. Sebelumnya Waka sempat bilang kalau di bandara nanti yang menjemput kami adalah mobil dengan merek itu.
Kupercepat langkahku, tepat ketika aku berdiri di sebelah pintu mobil, seorang pria berpakaian rapi membukakan pintu tersebut untukku seolah mempersilahkan aku agar masuk ke dalam.
Aku melirik Waka seolah memastikan bahwa ini adalah mobil yang dia maksud tadi.
Pria itu mengangguk. Melihat respon tersebut aku berlalu masuk di ikuti oleh Waka yang duduk di sebelahku.
Saat itu mobil ini mulai berjalan meninggalkan bandara. Kusandarkan tengkukku pada sandaran mobil. Kuhirup nafas dalam-dalam mencoba menenangkan detak jantungku yang sedari tadi memompa lebih cepat dari biasanya.
"Waka, aku mual." Bisikku pada pria yang duduk di sebelahku.
Dia melirikku sejenak lalu ikut berbisik, "Tahan dulu, nanti kalo udah sampai di rumah." Ujarnya pelan.
Aku menghela nafas pasrah, sejujurnya rasa mual ini sudah menghantuiku sewaktu kami masih di pesawat.
Cukup lama kami berada di dalam mobil yang hening itu, pada akhirnya perasaanku sedikit lega ketika Waka mengatakan bahwa rumah milik orang tuanya sudah dekat.
Setelahnya kurasakan mobil ini berhenti sejenak kemudian kembali berjalan. Dari situ lah aku mendapati pagar berukuran sangat besar yang di dalamnya terdapat taman yang dipenuhi oleh tanaman.
Kurasakan mobil itu berhenti lagi. Tapi kali ini kulihat Waka melepas sabuk pengamannya kemudian bersiap untuk turun.
Mendapati hal tersebut aku langsung mengikutinya, lantas membuka pintu dan keluar dari mobil.
Kala itu kulihat sekeliling tempat ini. Aku bungkam detik itu juga. Sangat besar dan juga luas, bahkan menurutku rumah terbesar yang pernah kulihat seumur hidupku adalah bangunan ini.
Bentuknya lebih mirip ke istana negara begitulah pikirku. Terutama halamannya, kupikir ini lebih luas dari halaman rumah milik tetanggaku si Chifuyu.
Kulihat Waka berjalan masuk, menyadari hal tersebut aku pun berlari kecil lalu menyusulnya.
"Waka, ini rumah atau istana negara sih?" Tanyaku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)
FanficSulit untuk dijelaskan. Ketika hubungan ini benar-benar diluar logika. Saling memendam dan sibuk mencari tahu apa itu cinta? Lalu untuk siapa? Hanya sebuah story tentang y/n yang terikat dengan seorang teman masa kecilnya. Saling memupuk kasih sert...