“Tenangkan dirimu Yein,” bujuk Jiae sambil terus mengusap punggung Yein. Wanita hamil itu kembali menangis di pelukannya.
“Aku tak tahu harus bagaimana eonnie. Aku benar-benar merasa dibohongi. Aku juga merasa bersalah,” rengek Yein dengan tangisan yang makin menjadi.
“Ini bukan salahmu Ye..”
“Semua ini salahku eonnie!” potong Yein keras. Dia bahkan melepaskan pelukan Jiae dan menatapnya dengan matanya yang berlinang air mata.
“Apa kau yakin dengan semua itu? Maksudku, kau yakin tidak salah tentang itu? Bisa saja ini sebuah kesalahpahaman,” tanya Suga.
“Aku benar-benar yakin sunbae. Ini bukan kesalahpahaman, Jungkook benar-benar orang jahat,” ucap Yein yakin.
***
Yein memasuki rumah sakit dengan wajah cerah. Kebahagiaan sedang menyelimuti hatinya sejak semalam. Ia tak berhenti tersenyum sejak tadi. Bahkan ia menyapa setiap pasien, perawat dan dokter yang berpapasan dengannya.
“Hei, apa yang terjadi denganmu? Kau tersenyum seperti orang gila sejak tadi,” tegur Jiae yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.
“Eonnie..” panggil Yein manja sambil mengalungkan tangannya di lengan Jiae.
“Yak! Panggil aku Dokter Yoo kalau di rumah sakit atau sunbae!” kesal Jiae.
“Aku lebih suka memanggilmu eonnie,” ujar Yein.
Jiae berdecak kesal tapi tidak ingin berdebat lebih jauh. Toh meskipun berulang kali diberi tahu, Yein akan tetap memanggilnya dengan sebutan eonnie.
“Terserah apa maumu! Jadi, apa yang membuatmu sebahagia ini hem?”
Yein tersenyum penuh arti sebelum mengangkat tangan kirinya. “Tarraa!!”
“Mwo? Apa itu?” tanya Jiae tidak mengerti.
“Perhatikan baik-baik, apa yang ada di jariku.”
“Jari? Yak! Jaehyun melamarmu!?” pekik Jiae setelah melihat cincin emas putih melingkar di jari Yein.
Gadis Jeong itu mengangguk. “Jaehyun oppa melamarku tadi malam. Dia mengajakku ke restoran mewah dan memintaku untuk menikahinya.”
“Wah.. aku tidak menyangka Jaehyun bisa seromantis itu. Selamat Jeong! Tapi kau tidak hamil duluan kan?”
“Eonnie! Kau tahu kan kalau Jaehyun itu taat beribadah? Dia tidak akan melakukan itu sebelum menikah,” bantah Yein.
“Haha.. aku hanya bercanda. Kapan kalian menikah?”
“Mungkin akhir tahun, Jaehyun oppa harus menyelesaikan disertasinya. Kita juga harus bertemu orang tuaku dulu di Daejeon dan bilang kalau kami akan menikah. Yah.. kami tidak akan menikah secepat itu, mungkin enam bulan lagi,” jelas Yein.
“Kapan pun kalian menikah, kalian harus mempersiapkannya dengan baik. Menikah itu momen mengharukan sekali seumur hidup, akan kau kenang sampai tua nanti, jadi pastikan acara itu jadi momen terbaik dalam hidupmu. Bilang padaku kalau butuh sesuatu, aku pasti akan membantumu.”
“Terima kasih eonnie,” kata Yein senang.
***
“Bagaimana? Kau sudah mendapatkan info tentang Dokter Jeong?” tanya Jungkook tidak sabar pada Junghwa.
“Tentu saja. Namanya Jeong Yein, umurnya dua puluh delapan tahun. Asalnya dari Daejeon, putri tunggal dari Jeong Hoseok dan Lee Mijoo. Kedua orang tuanya punya toko daging sapi khas Korea. Dia bukan berasal dari keluarga kaya tapi bukan juga dari keluarga miskin. Dia bisa kuliah di Universitas Seoul karena mendapatkan beasiswa penuh. Tetangga dan teman-temannya mengenalnya sebagai gadis cerdas yang ramah, tak pernah membuat bermasalah, dan sayang keluarga,” jelas Junghwa panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionSometimes, there is no different between love and obsession