“Apa yang harus aku lakukan eonnie? Aku tidak tahu harus bagaimana?” ratap Yein.
Jiae membisu, tidak tahu harus menjawab apa. Begitu juga dengan Suga. Mereka masih terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar. Sesuatu yang berhasil ditutup rapat selama tiga tahun pernikahan Jungkook dan Yein.
“Eonnie.. aku harus bagaimana?” Yein kembali meratap dengan suara yang amat membuat iba. “Anakku akan segera lahir, bagaimana aku harus menghadapinya? Bagaimana aku menjelaskan semua ini pada anakku? Bagaimana aku harus memberitahu orang tuaku? Aku tidak tahu eonnie..”
“Tenangkan dirimu Yein, pasti ada jalan keluar dari setiap masalah, percayalah,” ucap Jiae pelan.
***
Yein menatap cermin dengan gugup. Pantulan dirinya dengan gaun pengantin tampak begitu menakjubkan. Untuk pertama kalinya, ia merasa kalau ia benar-benar cantik. Riasan sederhana namun elegan dengan tatanan rambut yang pas sungguh membuatnya seperti ratu.
Ya, dia memang akan segera menjadi ratu sehari. Lebih tepatnya menjadi ratu milik Jeong Jaehyun. Hari ini adalah hari pernikahannya. Ia akan segera mengucapkan janji sehidup semati dengan Jaehyun. Satu hari yang amat ia tunggu. Satu hari yang akan menjadi sebuah sejarah untuknya.
“Kau benar-benar cantik, walau tampak jelas kalau kau gugup sekarang,” puji Jiae yang tiba-tiba masuk ke ruang mempelai wanita bersama Suga.
“Terima kasih eonnie,” jawab Yein yang tersipu malu.
“Siapa yang tidak gugup di hari pernikahannya? Iya kan Yein?” Suga ikut menimpali.
“Tentu, sunbae juga pasti gugup kan saat akan menikah dengan Jiae eonnie?” tanya Yein.
“Pria dingin sepertinya mana mungkin merasa gugup!” sebal Jiae. Ya, dia ingat betul saat acara pernikahan keduanya satu tahun lalu. Jiae yang gugup setengah mati saat berjalan menuju altar harus menerima kenyataan pahit bahwa Suga tampak acuh di depan sana. Bahkan Suga hanya menatapnya datar saat menyambut tangan Jiae dari ayahnya.
“Mana mungkin sunbae tidak merasa gugup eonnie! Pernikahan itu momen sekali seumur hidup,” ujar Yein.
“Coba kau tanya pada pria kutub itu! Aku hampir memukul wajahnya di depan altar karena muka acuhnya!” sinis Jiae sambil melirik sebal ke arah suaminya.
“Tapi kau cinta mati pada pria kutub ini kan?” jawab Suga tepat sasaran.
Jiae langsung cemberut. Sedangkan Yein tergelak. Ia ingat, bagaimana pernikahan kedua seniornya bisa terjadi. Awalnya mereka tidak saling mengenal meskipun mereka satu jurusan. Lalu tiba-tiba orang tua mereka, yang ternyata teman semasa SMA, menjodohkan keduanya.
Tentu saja mereka menolak dengan alasan belum tahu kepribadian masing-masing. Tapi orang tua mereka memaksa dan menggelar pernikahan empat bulan setelah mereka dikenalkan. Walaupun tidak sepenuhnya senang dengan perjodohan itu, Jiae mencoba membuka hatinya untuk Suga. Perlahan tapi pasti, Jiae mulai menerima sosok Suga di hidupnya. Menurutnya Suga itu baik meskipun cuek. Setidaknya Jiae juga yakin, kalau Suga adalah pria yang memiliki tanggung jawab. Karena itulah, Jiae sangat gugup di hari pernikahannya.
Berbeda dengan Jiae, Suga justru terlihat tidak peduli dengan pernikahan keduanya. Setelah gagal menolak, Suga hanya mengiyakan apa yang orang tuanya katakan. Ia tidak mencoba untuk mengenal Jiae lebih jauh. Dia juga tidak mencoba untuk lebih dekat dengan Jiae. Bahkan satu hari sebelum pernikahan, Suga masih sempat pergi ke luar kota untuk menemui teman lamanya dan membuat wajahnya bengkak di hari pernikahan. Kalian bisa tahu kan, betapa kesalnya Jiae saat melihat wajah calon suaminya yang bengkak dan dingin di altar sana?

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionSometimes, there is no different between love and obsession