"Gimana dok?" Tanya Anela ketika sang dokter selesai memeriksa Axvel.
Dokter itu menghela nafas pelan, kemudian berkata-
"Pasien telah kehilangan ingatannya. Luka di bagian kepalanya sangat besar hingga membuat saraf nya putus dan berujung dengan pasien yang mengalami amnesia" Jelas dokter itu.
'Deg!'
Demi apapun, sungguh, Anela terkejut mendengar kenyataan barusan. Axvel lupa ingatan? Bagaimana ini?, Batinnya panik.
Sedangkan Axvel hanya diam. Ia tidak dapat mengingat dan berpikir sesuatu. Kepalanya benar-benar sakit.
"A-apa itu bisa di sembuhin dok?" Tanya Anela.
"Kemungkinan bisa, tapi mungkin saja lama" Jawab dokter itu.
"O-oh, gitu ya dok. Makasih banyak informasi nya" Kata Anela gugup.
Dokter itu mengangguk. "Apa kamu keluarga dari pasien?"
"Buk- eh iya maksud saya"
Dokter itu kembali mengangguk paham.
"Ya sudah kalau begitu, saya permisi. Ingat satu hal, jangan terlalu membuat pasien banyak bergerak dan berpikir" Kata dokter itu lagi.
Anela mengangguk mengerti. "Sekali lagi terimakasih banyak ya dok"
Dokter itu pun akhirnya keluar dari ruang rawat Axvel. Axvel menatap bingung ke arah Anela yang terlihat panik.
"Lo tuh siapa sih?" Tanya Axvel.
Anela menoleh. "U-dah, mendingan lo sekarang diem aja. Tiduran aja, jangan banyak gerak-"
"Gue ga bisa inget apa-apa. Gue mau tau lo siapa?"
"Ya jelas ga bisa lah. Kan lo amnesia goblok" batin Anela.
"Jangan-jangan lo pacar gue?" Tebak Axvel.
Mendengar itu, mata Anela langsung membulat.
"Hah?! Gilak lo!" Kata Anela.
"Bisa aja kan? Lagian lo ga mau jawab sih"
"Duhh, ni anak kok beda ya setelah amnesia? Yang sekarang lebih ngeselin sumpah" batin Anela, lagi.
"Kok diem?" Tanya Axvel.
"Mau gue diem, kayang, ampe jungkir balik pun bukan urusan elo" Jawab Anela.
Axvel tertawa kecil meskipun dirinya masih merasakan sakit di kepalanya.
Anela yang melihat itu langsung diam terpaku.
Tawa itu, ia seperti pernah melihatnya. Juga gigi gingsul yang Axvel tampilkan dari tawa kecil nya.
"Eh kok malah bengong?" Kata Axvel.
"........"
"Heh manusi- arghh" Rintih Axvel ketika dirinya bergerak sedikit.
Anela langsung tersadar dari lamunannya dan segera memegang kepala Axvel karna panik.
"Udah gue bilangin jangan banyak gerak lo masih aja ngeyel" Celoteh Anela.
"Maaf, abisnya lo tadi ga ngerespon gue ngomong sih"
Anela hanya diam kikuk. Kemudian dia mengingat sesuatu.
"Oiya, lo punya hp kan?" Tanya Anela.
"Gue ga tau punya apa engga. Yang jelas gue ga megang" Kata Axvel.
Anela menghela nafas nya.
"Isshhh, gimana ini? Gue kan tujuan nya mau nelpon keluarga nya. Malah hp nya ilang" Anela kembali membatin.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESPONDENT
Teen FictionMenurut banyak orang, cinta itu nyata. Selain hanya di ungkapkan, cinta memang ada. Meskipun tidak ada wujudnya namun dapat di rasakan. Tapi tidak bagi Axvel. Menurutnya, cinta bukanlah sebuah rasa. Baginya, cinta hanya sebuah kata yang di ungkapkan...