"Mungkin aku memang baru mengenal mu. Tapi aku tahu masa lalu mu"
-Farren Anela
Anela termenung di kelas seorang diri. Tiba-tiba ia teringat soal mimpinya semalam.
Tidak. Untuk kali ini bukan tentang keluarga Axvel. Melainkan hubungan Axvel dengan Erlan.
"Apa dulu Erlan sama Axvel itu temen deket? Tapi, kenapa tiba-tiba aja Erlan nyuruh Axvel jauhin dia?" Monolog Anela sambil memainkan pena nya.
"Gue bener-bener harus nyelesain semua ini. Gimana kalo-"
"Anela!" Seru seseorang dari ambang pintu.
Anela tercekat. Ia cukup terkejut ketika seseorang memanggil nya. Kemudian Anela menghela nafas ketika melihat jika orang itu adalah Erlan. Eh? Baru saja di bicarakan.
"Gue boleh masuk ga?" Tanya Erlan.
"Eumm, biar gue aja yang keluar. Sekalian ke kantin" Jawab Anela. Erlan hanya tersenyum dan mengangguk.
Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan pesanan mereka. Keduanya duduk berhadapan.
"Erlan..." Panggil Anela.
"Hmm?"
"Gue boleh tanya sesuatu ga?"
"Why not? Tanya aja"
Anela menunduk ragu sambil bergumam tidak jelas.
"Lo kenapa dah?"
"Ga kok ga papa. Gue cuma mau nanya...."
"Tanya aja ga papa"
"Eungg, apa lo dulu temenan deket ama Axvel?"
"........."
"Kalo emang ga mau jawab ga papa sih hehe" Ucap Anela yang berusaha biasa saja.
"Iya"
"Iya?" Ulang Anela.
Erlan mengangguk. "Kita dulu temenan deket. Deket banget sampe orang ngira kalo kita Gay"
"Hah?"
Erlan tersenyum tipis. "Tapi itu cuma ejekan doang kok"
"T-tapi gue ga paham ama apa yang lo omongin Lan"
Erlan menghela nafas. Jujur saja, dirinya sangat malas jika membahas soal ini.
"Lo tau? Mood gue yang bagus tiba-tiba jadi ancur gara-gara ngomongin dia" Jawab Erlan dengan nada dinginnya.
"Waduhh, suaranya uda mulai datar nih. Kayaknya dia marah deh" batin Anela.
"Lo marah ya?" Tanya Anela.
"Marah? Buat apa?"
"Yaa...siapa tau gitu kan"
"Ga, gue ga marah. Lagian banyak juga yang tau soal ini" Kata Erlan.
Seketika suasana menjadi hening. Anela ingin mengatakan sesuatu, tapi dia ragu untuk mengatakan nya.
"Erlan, ada yang mau gue omo-"
"Omongin aja, gausah ragu-ragu"
Anela cukup tertegun mendengar itu. Seperti nya Erlan memang tau jika Anela ingin mengatakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESPONDENT
Fiksi RemajaMenurut banyak orang, cinta itu nyata. Selain hanya di ungkapkan, cinta memang ada. Meskipun tidak ada wujudnya namun dapat di rasakan. Tapi tidak bagi Axvel. Menurutnya, cinta bukanlah sebuah rasa. Baginya, cinta hanya sebuah kata yang di ungkapkan...