Wrong Feeling

9 0 0
                                    

PROLOG

"Aku Sayang kamu .."

Deg..!

Jantung Rinjani berdetak sangat cepat,  mendengar pernyataan cinta Bayu, teman kerja yang selama ini dekat dengannya.

Bingung untuk menjawab, karena selama ini mereka telah dekat tapi gemercik cinta masih belum terlalu menyala di hatinya. Bagaikan sinar lilin, yang masih sangat redup nyalanya.

Bukan karena Bayu tidak worth it untuk di cintai, jujur sebagai seorang laki-laki, Bayu sudah memiliki paket lengkap untuk di cintai seorang wanita. Wajah tampan dan karir bagus sudah melekat di diri Bayu, tapi ada satu perbedaan yang tidak bisa mereka satukan.
Perbedaan yang akan membuat mereka akan selalu jauh dan sangat tidak mungkin untuk bersama.

Perbedaan yang dia tidak tahu, apa semua akan menerimanya.
Ayahnya .. ibunya .. keluarganya ..
Perbedaan itu benar-benar sulit untuk di satukan.
Perbedaan keyakinan.
Sedangkan untuk menolak, Rinjani juga seperti tak kuasa. Ada sebagian dari dirinya yang juga bahagia mendengar pernyataan cinta Bayu barusan.

"Maaf .. .Aku tidak bisa Bay.."

Lirih Rinjani menjawab pernyataan cinta Bayu. Separuh jiwanya merasa sedih ketika mulutnya berucap demikian, tapi separuhnya lagi merasa lega bisa mengutarakan penolakannya. Karena Rinjani tahu hubungan ini nggk akan tahu akan di bawa ke mana.
Mendung langsung menghiasi wajah Bayu.

"Kenapa Rin? Apa kamu sama sekali tidak merasakan rasa yang aku rasakan sama kamu??"

Sambil berkata Bayu meraih tangan Rinjani dan dengan erat menggenggamnya. Berusaha menyalurkan suatu rasa yang terpendam ke dalam diri Rinjani.
Tapi dengan perlahan Rinjani berusaha melepaskan genggaman tangan Bayu.

"Kita beda Bay .. nggk akan bisa satu .."

" Nggak Rin .. kita bisa!"
kita bisa melalui ini ... aku tahu km sebenarnya juga punya rasa seperti yang aku rasakan .."

'Jangan membohongi perasaan km Rin .."
"Aku bener- bener sayang sama kamu ..
Jadilah pacarku, Rinjani .."

"Bukan membohongi diri sendiri Bay, cuma .."
Rinjani menarik nafas panjang, ada banyak keraguan didalam dirinya.

"Banyak hal yang harus kita pikirkan Bay, entah ke depannya atau tentang hubungan kita nanti."
"Perbedaan kita mendasar banget Bay."
"Jujur, aku bingung."
Rinjani terus menolak Bayu dengan halus. Tapi Bayu tidak putus asa, dia tahu jauh di dalam hati Rinjani terselip nama dirinya. Apalagi mendengar kebingungan Rinjani, Bayu sadar Rinjani hanya perlu sedikit dorongan.

"Tidak usah khawatir itu Rin, kalau kita melangkah bersama pasti akan ada jalan." "Ikuti hatimu Rin." Bayu terus merayu Rinjani.

Terdiam Rinjani mendengar kata-kata Bayu. Sebenarnya meskipun sudah berusia 20tahun, tapi Rinjani belum pernah mengenal cinta. Hidupnya lurus hanya belajar dan bersekolah. Bukan karena tidak cantik atau buruk rupa, bahkan sebenarnya Rinjani adalah gadis yang sangat cantik dan lembut, tapi sikap introvertnya sangat tinggi. Dia cenderung menyendiri dan malas bergaul, karena itu Rinjani hanya punya sedikit teman dan tidak tahu rasanya jatuh cinta.

Mereka berdua masih saling terdiam, tanpa ada satu kata keluar. Bayu terlihat gelisah dan sendu. Rinjani melihat itu, Ada perasaan tak tega hinggap di hati Rinjani. Seperti tak ingin melihat pemuda di hadapannya terlihat goyah dan putus asa. Terlintas kembali dalam memorinya bagaimana setiap hari Bayu memperlakukan khusus dirinya. Sangat mempedulikan dirinya.

Menelpon tiap hari sepulang kerja hanya untuk mengecek dia pulang dengan selamat atau tidak.
Antar jemput yang selalu on time .. meskipun Rinjani tidak meminta, Tapi Bayu selalu memaksa untuk mengantar dan menjemput dirinya.

Melindungi dia dari kesalahan-kesalahan kecil di kantor, hingga kadang-kadang banyak teman yang iri karena Bayu termasuk pemuda idola di perusahaannya.
Makan siang yang selalu ready dan tersedia di meja kerjanya, padahal Rinjani tidak memesannya .. sapa lagi kalau bukan Bayu yang membelikannya?

Dan itu semua akhirnya menjadi kebiasaan,
Kebiasaan yang membuat Rinjani akhirnya tergantung dengan semua itu.
Perhatian .. kelembutan .. kebaikan .. semuanya berputar putar di otak Rinjani..
Hal itu akhirnya menumbuhkan suatu getaran dalam hati Rinjani yang sampai dengan saat ini Rinjani pun tak paham dengan rasa itu.

Dan Rinjani akan merasa kehilangan ketika salah satu kebiasaan itu hilang, dan kesedihan akan merambat ke relung hatinya.
Wajah sendu dan berkabut yang tengah duduk di depannya itu menantikan jawaban darinya.
Jawaban yang diinginkannya tentunya.

Rinjani kembali menghela nafas panjang.
Di lihat sekelilingnya, semua orang asyik dengan kegiatannya masing masing.
Ada yang melamun sendiri ..
Ada yang cuma mengobrol ..
Ada yang cuma memesan kopi.

Iya .. sekarang Rinjani sedang berada di cafe langganan mereka. Suasana malam yang syahdu dan suara musik mengalun merdu mengantarkan pikiran Rinjani ke sebuah angan-angan yang tak tentu arah.
Mereka berdua duduk saling berhadapan.
Espresso di depan Bayu utuh tak tesentuh, pun begitu juga dengan strawberry smoothie Rinjani.
Mereka saling terdiam.

Tangan Bayu terangkat, berusaha meraih tangan Rinjani lagi. Dipandanginya Rinjani dengan tatapan lembut dan digenggamnya tangan itu seolah olah tak ingin melepasnya.
Rinjani melihat itu, ketulusannya .. kabut di matanya .. mendung di wajahnya.

Perlahan Rinjani berusaha menggali hatinya, Rasa apa ini??

Cintakah??

Sayangkah??

Rasa kasihankah??

Atau cuma rasa tak rela kehilangan semua kebiasaan Bayu??
Ah, sungguh kasihan Rinjani, kepolosannya membuat dia belum bisa membedakan semua itu.

Di lihatnya lagi tatapan mata itu.
Mata kecewa .. karena sadar Rinjani masih berusaha melepas genggaman tangannya.

Tapi sedetik kemudian perlawanan genggaman tangan itu berhenti.
Rinjani tidak menolaknya, tapi malah balik menggenggamnya sambil berkata dengan malu-malu dan suara yang sangat pelan.

"Iya Bay.. Ayo kita coba.."

Entah terdorong apa, tiba-tiba kata itu terucap dari mulut Rinjani.
Kata- kata yang akan di sesalinya di kemudian hari.

Kata-kata yang akan membuatnya terpuruk dan menjadi Rinjani yang lain .. yang dingin ..
Hyuss .. ada apa denganmu Rinjani ..? Kenapa kau begitu plin plan Rinjani?

Tersentak dengan jawaban Rinjani, membuat kabut di mata Bayu dan mendung di wajahnya berganti dengan senyum lebar.

"Benarkah Rin??" "Benarkah yang kudengar ini?"
"Oh, syukurlah kau mau menerimaku."
" Makasih Rin, aku berjanji akan selalu setia dan membahagiakanmu." "Aku berjanji padamu."
" Mari kita melangkah bersama .."

Bayu tersenyum lebar dan terlihat lega.
Sedang Rinjani dia juga senang melihat kabut dan mendung di wajah Bayu sirna. Genggaman tangan Bayu semakin erat, tersipu Rinjani membalas genggaman tangan Bayu, Rinjani hanya bisa menunduk malu.

Rona bahagia terpancar dari raut muka Keduanya. Hilang semua keraguan yang menyelimuti hati Rinjani, berganti dengan rasa senang karena melihat pemuda di depannya ini akhirnya tertawa bahagia.
Senyuman manis terbentuk dari mulut Rinjani mendengar janji Bayu.
Janji yang kedepannya tidak akan pernah di tepatinya, dan janji yang hanya akan meninggalkan luka ..

Miss Snow WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang