Welcome My Boss

0 0 0
                                    

"Rinjani, kamu nggk sarapan Nak?" Sapa mama Rinjani pagi itu, melihat putri semata wayangnya mulai bersiap-siap berangkat kerja.

"Nggak ma, Rinjani bawa bekal aja ya, sudah nggak sempat ni waktunya, mepet Ma."
Sahut Rinjani setengah berteriak karena sudah berada di depan rumah. Sudah bersiap dengan motor matic sejuta umatnya.
Setelah menyiapkan bekal dan berpamitan kepada mamanya, Rinjani segera melajukan motornya ke arah kantor.

"Pagi Rin .." Sapa Aldi yang baru saja sampai di kantor. Berpapasan dengan Rinjani yang baru saja masuk ruangan. Seperti biasa Rinjani hanya tersenyum sambil mengangguk kepada Aldi.

"Eh, semua sudah datang ayo kumpul segera, ada perkenalan bos baru nih." Evi yang sudah bersiap dari tadi berseru kepada semua staff yang sudah hadir pagi itu.
Dengan sedikit bingung Rinjani berdiri dan menuju ke arah teman-teman staffnya yang telah berbaris rapi menunggu pimpinan baru yang katanya akan mulai hadir hari ini.

Terdengar langkah kaki mulai memasuki ruangan yang sudah di penuhi oleh beberapa staff lantai 2 itu. Suara kasak kusuk mulai terdengar mereda berganti dengan suara sunyi penuh keingintahuan.
Terlihat sosok Laki-laki tinggi memasuki ruangan dengan di dampingi oleh pihak HRD perusahaan.

"Selamat pagi semua." Sapa kepala HRD PT. ADISAKA JAYA CORP kepada seluruh staff lantai 2 itu.
Semua mata sekarang sedang fokus memandang pria baru di samping Kepala HRD tersebut.
Tampak Niken dan Evi yang berdiri berdampingan saling menyikut lengan satu sama lain. Saling pandang mereka, dengan Evi yang menunjukkan ibu jari terbalik ke arah Niken dengan senyum kecewa.

"Saya di sini mau memperkenalkan pimpinan baru di divisi ini." "Seperti kalian ketahui Pak Seno telah berpindah tugas ke kota lain. Untuk itu saya perkenalkan pimpinan baru kalian hari ini."

"Silakan Pak, memperkenalkan diri dulu kepada para staff." Kepala HRD mempersilakan pria di sampingnya untuk memperkenalkan dirinya.
Melangkah agak maju ke depan pria itu menyapukan pandangan ke semua ruangan dan mulai memandangi semua staff satu persatu.
Pandangannya jatuh ke arah Rinjani. Rinjani yang saat itu sedang mendongak tak sengaja memandang pula ke arah pimpinan baru itu.
Untuk sepersekian detik mereka saling berpandangan dan berakhir dengan Rinjani yang memutus pandangannya dengan cepat-cepat menunduk.
Dan dengan cepat Pria pimpinan baru itu menguasai keadaan kembali, karena sempat tidak bisa melepas pandangannya dari Rinjani.

"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Adit, mulai hari ini saya akan bekerja dan memimpin kalian untuk lebih memajukan perusahaan. Untuk itu mohon kerjasamanya, terima kasih."

Perkenalan yang cukup singkat dan padat, membuat suasana menjadi hening sementara, lalu di lanjut sesi tanya jawab oleh para staff kepada pimpinan baru mereka. Hanya pertanyaan simple aja, rumah di mana, sudah berkeluarga atau belum, sebelumnya kerja di mana yang semuanya di jawab dengan singkat pula oleh pimpinan baru mereka. Jadi hanya butuh beberapa menit saja perkenalan itu dan sebelum matahari berada tepat di atas, sesi perkenalan itu sudah berakhir.
Semua sudah kembali ke tempat kerjanya masing-masing.

"Waaa .. penonton kecewaa .." sahut Evi kepada Niken lepas perkenalan pemimpin baru tadi.

"Aku sudah berharap dapat melihat yang bening-bening and seger, kenapa malah yang datang tampang culun kayak gitu Keen." Evi menggerutu kecewa.

"Hahaha .. salah sendiri berharap kepada manusia, dapatnya yaa kecewa." Niken mencoba berceramah sambil bergurau melihat kekecewaan Evi melihat pimpinan barunya.

Tak seperti keinginan semua staff cewek yang ada di ruangan itu, pimpinan baru yang di harapkan mempunyai wajah ganteng, muda, baik,  ternyata berbanding terbalik.
Yang mereka hadapi kedepannya adalah seorang pemimpin pria yang mempunyai tampilan terlalu rapi, rambut klimis dan berkacamata agak tebal dan terkesan sangat tegas.

"Halaaa, bilang aja kamu juga kecewa Ken, secara kamu kan masih jomblo, masih edisi nyari-nyari jodoh kan?" timpal Evi membalas perkataan Niken sebelumnya.
Niken hanya membalas dengan tersenyum simpul.

Sedangkan Rinjani masih berpikir tentang bos barunya itu. Sesaat ketika pandangan mereka bertemu Rinjani serasa merasa dejavu, merasakan pandangan mata yang sama dengan yang pernah dia lihat. Tapi Rinjani berusaha mengalihkan pikirannya.
"ah, nggak mungkin Pak Adit orang itu, mereka tampak berbeda sekali." batin Rinjani.

Rinjani berusaha berkonsentrasi kembali dengan pekerjaannya, ketika tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut kembali.
Rinjani mendongak dan sedikit terkejut ketika melihat Pak Adit sang bos baru melangkah memasuki ruangan lantai 2 itu.
Tampak si bos baru berbincang sebentar dengan beberapa staf laki-laki, seorang office boy dan seorang teknisi.
Ada apa ya? Bukan hanya Rinjani yang bertanya-tanya dan merasa heran, Staff yang lain yang tidak bersama bos baru juga punya rasa kepo yang sama.
Setelah agak lama berbincang Pak Adit akhirnya kembali ke ruangannya di lantai 4.
Aldi yang tadi sempat ikut berbincang dengan Pak Adit, office boy dan teknisi tadi langsung di buru pertanyaan dari sebagian staff yang penasaran, termasuk Rinjani.
Rinjani mendekati Aldi, mendengarkan jawaban Aldi atas pertanyaan teman-teman seruangannya.

"Hei, Al .. kenapa tadi si bos baru ke sini? pake bawa-bawa office boy sama teknisi segala?"
tanya salah satu staff.

"Tampaknya mulai sekarang kita harus kerja bener-bener nih. Hati-hati aja mulai sekarang kalian." jawab Aldi ambigu membuat semua makin penasaran dan bingung.

"Maksud kamu apa Al? bicara yang jelas dong, jangan setengah-setengah bikin perutku mules niiih." gurau staff yang lain yang tak sabar dengan jawaban Aldi.

"Maksudku itu, mulai sekarang kalian bakal nggk bisa tenang kalau kerja, nggk bisa gampang-gampang ngegame klo lagi judek, nggak bisa ngegosip, nggk bisa ketawa-ketiwi bebas kayak biasanya lho." Aldi panjang lebar menjelaskan tapi semua masih terbengong-bengong mendengar kata-kata Aldi karena masih belum paham ke arah mana penjelasan itu berujung.
Aldi kembali menjelaskan.

"Si bos baru kita nih, tadi ke sini mau liat ruangan. Ada nggk yang kosong. Tadi sempat aku lihatkan ruangan kosong bekas ruangan kepala bagian promosi yang sudah di pindahkan ke lantai 3."

"Nah, Pak Bos sudah cocok dan jatuh cinta sama ruangan itu." "Jadiii .. setelah ruangan itu dibersihkan, Pak Bos bakal berkantor di situ. Nggk di lantai 4 lagi."
"Jadi lebih deket dengan kita, gimana? asyik nggk?" cerocos Aldi panjang yang membuat semua yang ada di ruangan tersebut terbengong dan kaget.

"Maksud kamu, Pak Adit seruangan dengan kita? nggk di lantai 4 lagi gitu?" tanya Niken memperjelas penjelasan Aldi.

"Yups, betul!" Aldi menjawab dengan mantab, yang dibarengi dengan tatapan shock semua staff.
Rinjani yang mendengar hal itu hanya terdiam dan kemudian melangkah lagi menuju meja kerjanya.
Ah, whatever .. yang penting aku kerja dengan bener. Nggak peduli Pak Bos ada di ruangan ini atau di lantai 4. Pikir Rinjani dengan tenang.
Rinjani kemudian melakukan semua pekerjaannya kembali, berbeda dengan teman-teman sekantornya yang lain, mereka kebanyakan merasa galau dan bingung dengan  tindakan bos baru mereka.
Oh, welcome My Boss.

Miss Snow WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang