Eps. 32 | Kembali

1.6K 178 70
                                    

"Murung amat lu Tae. Hati-hati ntar kesambet." Tegur Jimin sembari duduk membuka kaleng minuman soda miliknya di kursi minimarket samping sekolah.

Mendengar teguran Jimin, Taehyung hanya berdecih kesal sambil membenarkan posisi duduknya yang sejak tadi hanya bersandar di kursi minimarket dan menatap lurus ke arah jalan raya di hadapannya.

"Lu bawa minum cuma buat lu doang? Buat gua mana?" Tanya Taehyung pada Jimin dengan nada kesal.

"Lah gua kira lu ga doyan. Dari tadi gua tanyain mau minum apa lu gak jawab." Sahut Jimin balik kesal.

"Ck" Malas berdebat, Taehyung berdiri dan melangkah lebar memasuki minimarket bermaksud mengambil minumnya sendiri.

Sedangkan Jimin hanya bergidik bahu tidak perduli pada sahabatnya tersebut.

Jimin akui, semenjak Jisoo pergi meninggalkan Taehyung beberapa hari lalu, semenjak itu pula mood Taehyung berubah. Ia menjadi lebih pendiam, dan lebih memilih menyendiri daripada berkumpul bersama geng Bangtan. Emosinya juga menjadi kurang stabil, kadang naik dan kadang turun. Belum lagi dia kerap mendapat berbagai pertanyaan dari anak Gmons

"Jisoo kapan pulang?"

Yah,.. begitulah kira-kira pertanyaan yang selalu Jennie, Rosé, dan Lisa lontarkan kepada Taehyung setiap paginya. Bukannya membuat mood Taehyung membaik, malah sebaliknya hal tersebut semakin membuatnya kehilangan mood untuk melakukan apapun.

Pertanyaan dari anak Gmons pasti juga akan menjadi pertanyaan Taehyung di setiap harinya. Dan pertanyaan itu sudah pasti tidak ada yang bisa menjawabnya.

Tapi, Jimin yakin Jisoo pasti menepati janjinya dan akan kembali sebelum malam puncak tiba.

🌊🌊🌊

"Apa ada kemajuan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ada kemajuan?"

"Maaf nyonya, saya hanya memperoleh sedikit informasi tentang gadis yang nyonya maksud. Tapi kemungkinan ini bisa menjadi kabar baik untuk nyonya."

Perempuan berbalutkan dress hitam tersebut berbalik ke arah pria yang juga mengenakan setelan jas serba hitam dilengkapi dengan kacamata hitam yang tetap melekat menutupi matanya. Senyum miring dengan tatapan tajam perempuan dengan sapaan nyonya tersebut terukir di wajah tirusnya.

"Apa itu?"

Pria bersetelan hitam tersebut mengangguk dan membuka map yang sejak tadi berada di tangannya.

"Informasi yang pertama adalah gadis itu mengikuti ajang King and Queen di sekolah tersebut, dia sudah melakukan promosi dan sudah melakukan pemotretan sebagai peserta. Informasi yang saya dengar dia akan kembali melakukan pemotretan untuk promosi tahap akhir besok hari."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siren In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang