Eps. 28 | Lari atau Hadapi?

975 175 54
                                    

Hai hai
Makasih udah nunggu SIL selama ini.
LUV KALIAN POKOKNYA😘

♡ Happy Reading ♡
______

Sudah kesekian kalinya helaan napas Lisa dan Rosé kembali terdengar di telinga Jisoo. Mereka berdua tampak kecewa akan ceritanya, mengenai dirinya yang tidak bisa mengikuti King and Queen sekolah. Jisoo hanya bisa tersenyum kecut melihat raut sedih kedua sahabatnya tersebut.

Yeah..

"Mau gimana lagi?"

Lisa dan Rosé kembali menghela napas sambil mengaduk bete minuman mereka masing-masing.

"Si Taehyung makin gede sifatnya makin kayak batu. Ngeselin!!" Gerutu Lisa dan langsung disetujui oleh Rosé.

"Bener banget, harus nurut perintah dia mulu. Emang dia pikir Jisoo babunya gitu?"

"Bukan gitu Chaeng, Taehyung kayak gitu buat ngelindungi aku. Yeah walaupun cara dia agak salah, tapi aku tau tujuannya baik."

"Ya ampun Jisoo baik apanya. Jelas-jelas dia ngelarang kamu buat nunjukin bakat kamu." Sanggah Lisa yang juga menerima anggukan setuju dari Rosé.

"Bukannya gituuu Lisa. Kamu tau kan kalo aku itu beda sama kalian? Aku bukan manusia seperti kalian. Jadi, apa gunanya aku ikut perlombaan itu?" Sahut Jisoo lagi dengan senyum kecutnya.

"Berguna Jichu, kalo kamu ikut kontes itu semua orang bakal tau bakat kamu. Kalo kamu menang, kamu bakal dipertimbangin jadi muse suatu brand ternama Korea. Kamu bakal punya penghasilan. Kalo punya penghasilan, kamu gak bakal bergantung sama Taehyung lagi. Bukannya itu kemauan kamu? Kamu mau bisa berdiri sendiri tanpa membebani Taehyung lagi kan?"

Jisoo terdiam seketika, omongan Lisa ada benarnya. Ia memang pernah cerita pada ketiga sahabatnya bahwa ia kerap merasa tidak enak selalu menyusahkan Taehyung, dan merasa seolah dirinya menjadi beban dan tanggung jawab pria itu. Tapi,.. kalau dengan cara mengikuti kontes seperti ini apakah tidak terlalu berbahaya untuk mereka berdua? Bagaimana kalau kekhawatiran Taehyung selama ini jadi kenyataan?

Amit-amit. Jangan sampai ya Tuhan.

Jisoo bergidik takut, Lisa dan Rosé yang melihat tingkah Jisoo hanya bisa mengerinyit heran.

"Kenapa Chuu?" Tanya Rosé

"Gakpapa, aku cuma khawatir kedepannya kalo tetap ikut."

Lisa dan Rosé hanya bisa diam satu sama lain.

"Seperti yang tadi aku bilang, aku beda. Dan aku ngerasa, aku.. gak seharusnya punya masa depan seperti kalian.." ucapannya tersendat, sakit, cukup sakit bagi Jisoo untuk mengatakan hal yang selalu mengisi pikirannya selama ini. Ia berbeda, dan ia tidak selayaknya mempunyai kehidupan seperti manusia pada umumnya. Tetap pada kodrat masing-masing, ia tidak boleh melebihi batas kodrat seorang siren.

"Tujuan aku disini cuma buat mengetahui darimana asalku dan kehidupan masa laluku. Bukannya mengikuti kontes seperti itu." Tegasnya lagi yang membuat kedua sahabatnya kehilangan kata-kata.

Jisoo menunduk, entah kenapa rasanya sangat sakit jika mengingat hal ini. Padahal ia sudah berusaha untuk tegar seperti sediakala. Tiba-tiba tangannya menghangat dan ternyata Lisa tengah menggenggam erat tangannya, sorot mata kedua sahabatnya itu benar-benar terlihat sedih dan takut kehilangan akan dirinya.

"Jisoo-ya, lakukan mana yang terbaik menurutmu. Dan kami bakal selalu ada di samping kamu." Ucap lembut Lisa, dan anggukan Rosé membuat senyum getir Jisoo terukir.

Oh Tuhan.. rasanya ingin selalu bersama mereka dan tidak ingin kehilangan mereka sampai kapanpun..


....

Siren In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang