Eps. 27 | Khawatir

1.1K 167 22
                                    


Sepulang dari rumah Jennie pikiran Jisoo teramat kalut, ada banyak perkiraan dan berbagai ekspresi Taehyung di benaknya. Jelas, Taehyung pasti tidak akan memberinya izin untuk mengikuti perlombaan itu. Minta izin ikut lomba dance untuk most popular grup saja dia hampir setengah mati. Gimana ikut King and Queen yang mana wajahnya harus diekspose ke sosial media. Satu sekolah pasti akan mengenalnya. Takutnya itu bagaimana kalau ada yang kepo dengan kehidupannya?

Astaga Jisoo !!
Kenapa selalu memikirkan yang tidak-tidak?!

Memukul kepalanya sendiri, lalu meringis kesakitan. Tingkah absurd Jisoo tersebut membuat Lisa yang sejak tadi fokus menyetir ikut heran melihat tingkahnya.

"Chuu mau ditemenin bilang sama Taehyungnya?" Pertanyaan Lisa menyadarkan Jisoo dengan cepat ia menggeleng.

"Gak usah Lis, nanti aku aja yang bilang." Elaknya.

"Serius? Nanti kalo Taehyung gak mau ngizinin gimana?" Tanya Lisa memastikan, dan seketika itu juga Jisoo terdiam cukup lama. Ia bahkan tidak bisa memastikan Taehyung akan memberi izin. Yah.. tahulah tuan rumah satu itu perlu dibujuk dulu, dan Jisoo harus mencari cara agar dapat izin.

Perlahan mobil yang mereka kendarai berhenti tepat di depan kediaman Taehyung dan Jisoo. Rumah mereka lumayan dekat dengan kediaman Lisa, jadi Jisoo kebanyakan nebeng Lisa daripada ikut sopir Taehyung. Karena sebelum pulang sekolah mereka kerap nongkrong di cafe favorit dulu baru pulang ke rumah masing-masing.

"Jadi, serius nih gak mau ditemenin?" Tanya Lisa lagi.

Jisoo mengangguk mantap.

"Yaudah deh. Semoga dikasih izin sama singa keras kepala itu ya. Hihi"

Jisoo hanya bisa berdecak kesal, melihat wajah menyebalkan sahabatnya itu. Membuka pintu mobil dan keluar, Jisoo segera melihat Lisa dari kaca jendela yang masih terbuka.

"Hati-hati kepergok polisi" 

"JISOO. Jangan dooong" rengekan Lisa membuat tawa Jisoo pecah. Pasalnya anak itu masih belum punya SIM tapi sudah berani mengendarai mobil.

"Becanda. Yaudah sana pulang, keburu malam."

"Yoooo" Lisa segera memutar balik kemudinya dan mulai menjalankan mobil dengan meninggalkan satu kali klakson untuk Jisoo yang masih setia berdiri di depan pagar rumah Taehyung.

Jisoo menghela napas berat, "Apa yang harus aku lakukan?"

🌊🌊🌊

Suara ketukan pintu menyadarkan Taehyung dari berbagai  laporan hasil keuangan perusahaan. Taehyung segera mendongak dan memberikan titah untuk mempersilahkan masuk.

Setelah memperoleh persetujuan dari Taehyung, perlahan pintu tersebut terbuka dan menampakan pria paruh baya bertataan jas hitam rapi disertai senyum sopan ia berjalan menuju Taehyung. Tidak ada yang menarik bagi Taehyung terkecuali beberapa berkas yang tengah dibawa pria tersebut.

"Bagaimana? Kau sudah menyelidikinya?" Taehyung menyandarkan tubuh pada kursi kebesarannya namun netra tajam bak elang itu tetap menjurus pada pria di hadapannya itu.

"Tentu, dan aku menemukan beberapa bukti." Pria tersebut menyerahkan berkas yang tadi ia bawa, dan langsung disambut oleh Taehyung.

Membuka lembaran demi lembaran, keningnya terus mengerinyit heran. Lalu beralih menatap pria yang tadi menyerahkan berkas tersebut.

"Seoul high school?" Keningnya semakin bertautan dan melirik ke arah pria di hadapannya.

"Apa yang menyebabkan sekolahan turut masuk ke dalam daftar?" Lanjutnya .

Siren In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang