Eps.26 | Penjara Kehidupan Park Chaeyoung

1.1K 157 17
                                    

Menuju 2k vote 🥺Berasa seneng banget, karena ini ff berjuang dari 0 followers, dan 1 pembaca 🥺🤧Thank u so much guuysSayang kalian banyak-banyak❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menuju 2k vote 🥺
Berasa seneng banget, karena ini ff berjuang dari 0 followers, dan 1 pembaca 🥺🤧
Thank u so much guuys
Sayang kalian banyak-banyak❤

Btw, yang kemarin nanya Chaeng sakit apa, di part ini bakal ada jawabannya ya.

Selamat membaca♡
_____


"Obatnya jangan lupa diminum ya, biar gak sakit lagi." Ucap ramah dokter muda tersebut sambil menuliskan resep obat untuk perempuan cantik berambut blonde yang masih setia duduk dengan bibir yang terus tersenyum manis pada sang dokter muda.

"Baik dok" sahutnya singkat sambil menyambut resep yang sudah di berikan untuknya.

"Ngomong-ngomong, tumben kamu telat dari jadwal check-up." Keningnya mengerinyit sambil menatap perempuan di hadapannya penuh tanya.

"Ah itu, saya sempat lupa minum obat dok. Jadi, obatnya baru habis kemarin." Perempuan itu nyengir terlihat sedikit takut, tapi kecerobohannya membuat penyakitnya kambuh di saat yang tidak tepat.

Menggeleng pelan, "Lain kali jangan sampai lupa lagi.." kalimatnya menggantung,  tatapannya masih terfokus pada perempuan cantik berambut blonde yang usianya sekitar 8 tahun lebih muda darinya.

Menantikan kelanjutan dari kalimat dokter muda yang tiada kunjung usai. Ia pun agak heran dan hanya bisa mengangguk pelan.

Menarik napas pelan, "Park Chaeyoung, aku tahu kamu pasti kerap mencari informasi mengenai penyakitmu. Tapi, ingat satu hal.." tatapan hangat itu menjurus khusus untuk si empu nama yang masih setia duduk di hadapan sang dokter.

Satu alisnya terangkat menantikan kelanjutan kalimat yang tidak pernah ia sangka akan keluar dari mulut dokter favoritnya itu.

"Kamu akan sembuh."

Hhh.. Benarkah?

Chaeng tertawa dalam hati, ia hilang kata, bahkan ia tidak tahu harus menanggapi apa mengenai kalimat bual dari dokter muda favoritnya itu.

Baginya, penyakit jantung keturunan ini tidak akan sembuh dengan hanya rutin minum obat dan chek-up ke rumah sakit seperti yang saat ini ia lakukan. Obat hanya mengurangi rasa sakitnya, bukan untuk kesembuhannya.

Chaeng yang tidak mau terlalu berlarut dalam pikirannya, dengan segera ia mengiyakan ucapan dokter tersebut menanggapinya seramah mungkin agar tidak terlihat kesedihan yang saat ini menyelimutinya.

Setelah keluar dari ruangan tersebut, matanya memburam. Ia tahu, dokter Chanyeol hanya ingin menghiburnya dengan kalimat harapan yang bisa memicu semangatnya untuk tetap bertahan dalam keadaan seperti ini. Tapi, Chaeng bukanlah anak kelas 2 SD lagi yang masih percaya akan ucapan dengan harapan seperti itu. Tidak ada kesembuhan yang menanti dalam perjalanan hidupnya, ia akan terus ketergantungan dengan obat, dan tidak bisa beraktivitas leluasa seperti teman-temannya. Hidupnya akan terus dikawal kemana ia pergi, dan tidak pernah lengah dari pengawasan orangtuanya.

Siren In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang