Eps.7 | Takut

2.1K 283 14
                                    

🕒....

"HEH.. JAMBREEET" Jambret itu langsung berlari membawa tas perempuan berponi itu. Namun,

BRAKK

Jambret itu tersungkur dan tas dalam genggamannya terlepas. Chuu langsung mengambil tas tersebut dan segera menghampiri perempuan itu. Namun tak sempat ia sampai ke tujuan kakinya terhalang oleh kaki sang jambret sehingga,

BRUKK
Chuu terjatuh ke lantai.
"A-aww.." rintihnya kakinya nyeri, namun ia segera bangkit karena tas perempuan itu langsung direnggut paksa oleh jambret tadi. Mereka saling berebut tarik menarik hingga

BUGG
Pukulan keras mengenai tengkuk jambret tersebut,
"Mati lo" ucap perempuan itu. Jambret itu sempat terhuyung. Namun kesadarannya segera pulih tarikannya semakin keras.

"Eonnie, kalo ada yang ingin berbuat jahat denganmu tendang dia dibagian terlarangnya dengan ekormu. Aku jamin dia akan pingsan seketika"

Sekilas suara itu terngiang dipikiran Chuu. Ia teringat ucapan teman sirennya dulu, namun ia saat ini tidak memiliki ekor, melainkan kaki.

"Apakah seperti ini?" dengan sekuat tenaga Chuu menendang bagian terlarang jambret tersebut dengan kakinya. Sontak jambret itu terbelalak dan terjatuh kesakitan.

Chuu langsung mengambil tas itu dari tangan si jambret dan berbalik menuju perempuan itu.

"Awas.." Chuu terkejut ia langsung berbalik, dan perempuan itu segera menendang perut dan kemudian ia kembali menendang bagian terlarang jambret itu yang sejak tadi ingin menerkam Chuu dari belakang.

BRUUKKK

Jambret itu kembali tersungkur, kali ini ia benar-benar kesakitan karna perempuan berponi itu menendangnya menggunakan highheels tajam dan tepat sasaran mengenai aset berharganya. Ia bangkit dan langsung berlari menjauh dari tempat itu takut tertangkap oleh oranglain.

"Lo gakpapa?" Perempuan itu khawatir melihat Chuu yang terjatuh.

"Gakpapa ko" sahutnya tersenyum. Perempuan itu segera mengecek kaki Chuu yang sedari tadi ia pegang.

"Gakpapa gimana, kaki lo keseleo. Kita ke klinik terdekat ya" ucapnya kali ini ia benar-benar khawatir.

"Gak usah, aku gakpapa ko. Cukup antarkan aku ke bangku itu saja ya" sahut Chuu menunjuk bangku yang sedari tadi ia duduki.

"Kaki lo keseleo, dan harus ditangani segera. Nanti lo gk bisa jalan" matanya terlihat memelas meminta agar Chuu mau menerima ajakannya.

"Aku gakpapa, nanti juga sembuh. Aku sedang menunggu seseorang, kalau aku pergi dia akan khawatir mencariku"

Raut wajahnya seketika berubah, torehan bibirnya turun menengkuk kebawah terlihat seperti kecewa.

"Hemm.. baiklah kalo itu mau lo, sini pegang bahu gue, kita kebangku itu" ia mengalah dan langsung membantu Chuu berdiri lalu mereka berjalan menuju bangku yang disarankan oleh Chuu.

Tibalah mereka dibangku tersebut. Kini mereka duduk bersampingan.

"Umm.. btw, makasih ya lo sudah nolongin gue tadi. Berkat lo isi tas ini selamat dari itu jambret. Tapi, gue juga minta maaf sudah bikin lo keseleo gini. Maaf" ucapnya tertunduk.

Chuu memandangi perempuan disampingnya itu, dia cantik, badannya putih, postur tubuhnya ramping dan lebih tinggi darinya. Rambutnya lurus panjang sepinggang disertai poni yang bahkan tidak rusak saat ia menghajar jambret tadi. Jika mengingat kejadian tadi ia serasa ingin bergidik ngeri tapi juga ingin tertawa ketika perempuan itu menghajarnya bertubi-tubi pada bagian terlarang jambret itu dengan heels tajam. Membayangkannya pun ia merasa ngilu. Chuu kemudian memegang pundak perempuan itu pelan dengan senyum tulus yang terukir indah diwajahnya.

Siren In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang