Jam 5 pagi, alarm yang berasal dari ponsel Rachel berbunyi nyaring sampai kedengeran ke kamar sebelah atau kamarnya Naka.
Ireonaaaaa, ii ireoonaaa, ireoonaa haeji-oo, maa ireona arrama, jenooo-yaa, ireoonaaa, ireona haeji haechan-ah, kakkung kakkung, ireoona haeji haha~
Nada alarm itu terus terulang sampai membuat Naka jengah, akhirnya Naka memutuskan untuk menggedor pintu kamar Rachel yang ternyata dikunci dari dalam.
Gubrak
Gubrak
Gubrak
"Dek woy!, matiin tuh alarm heh!"
Tidak ada sahutan dari dalam kamar, membuat Naka semakin kesal dan berniat untuk mendobrak pintu kamar adeknya itu.
"Kalo ga lo buka juga, gue dobrak nih!"
Masih tidak ada sahutan, membuat Naka membulatkan tekatnya untuk mendobrak kamar Rachel.
"Oke fiks gue dobrak ya, satu...dua..tig..aaaa bangsat Rachel!"
Tepat di hitungan ketiga, pintu kamar terbuka, membuat Naka yang sudah siap mendobrak pintu itu jadi ambruk dan jatuh mencium lantai kamar Rachel.
"Bilang dulu kek kalo mau dibuka pintunya, kan gue jadi cium lantai anjer" Naka.
Naka memajukan bibirnya, mengelus area bibir yang masih suci itu, menghilangkan beberapa debu yang menempel di bibir tipisnya.
"Hhhh kenapa seh?" Rachel.
Tanpa menjawab pertanyaan adeknya, Naka langsung nyelonong masuk ke kamar Rachel dan mematikan alarm itu dan sedikit membanting benda pipih itu ke kasur.
"Weh lah hp baru ini, jan di banting banting!" Rachel.
Rachel mengelus-elus hp barunya, lalu gadis itu kembali merebahkn diri di kasur dan memejamkan matanya.
Naka yang melihat sifat malas adeknya itu jadi gregetan, akhirnya dia tabok paha Rachel dengan agak kuat.
"Heh! Bangun kebo! Udah subuh ini, sholat dulu!" Naka.
Dengan terpaksa Rachel bangkit dan menyenderkan kepalanya di bahu Naka, tapi langsung di tepis sama Naka sampe Rachel hampir kejengkang.
"Kasar amat sih, ama adek sendiri juga" Rachel.
"Buruan wudhu trus sholat, keburu abis nih waktunya" Naka.
"Hihhh iya iya" Rachel.
.
.
.Setelah selesai sholat subuh dan sekarang juga udah cuci muka, sikat gigi, udah ganti baju, ama pake parfum biar wangi, Rachel turun dari kamarnya menuju ke dapur, sumber bau wangi yang bikin dia ngiler dari tadi.
"Masak apaan bang?" Rachel.
"Masak nasgor spesial, pake sosis sama udang" Naka.
"Rajin bener emang abang gue, i love you 3000 bang Naka" Rachel.
Rachel mencubit pipi Naka yang lagi fokus masak untuk sarapan mereka berdua.
Btw, kalo soal masak tuh emang udah tugasnya si Naka, soalnya Rachel ga bisa masak, dan mereka berdua ga mau di masakin sama maid, takut di racunin katanya, tapi kadang kalo Naka lagi sakit atau cape, yang masak ya bi Inem, asisten rumah tangga yang udah rawat mereka dari bayi.
"Bang, jalan-jalan pagi yok" ajak Rachel.
"Gue ga salah denger dek?" Naka.
"Ya kaga lah, ayok lah bang, lagi rajin nih gue" Rachel.
Naka hanya mengangguk dan melanjutkan acara makannya, agak ngerasa aneh sih sama ajakan si Rachel, soalnya adeknya ini bocahnya mageran banget, jadi bisa dibilang moment langka kalo si Rachel ngajak jalan pagi.
.
.
.Pas udah kelar sarapan, terus si Naka juga udah mandi dan wangi, akhirnya sepasang kakak-adek itu mulai siap-siap buat jalan pagi.
Si Naka udah keliatan keren dengan pake celana training warna item dengan garis putih di sampingnya, trus pake hoodie warna ijo mint yang di belakangnya ada motif gambar kucing belang dan jangan lupa sandal swallow warna ijo.
Trus si Rachel mah ga terlalu peduli penampilan, soalnya dia cuma pake kaos lengan pendek warna ijo dan celana training item biasa dan sendal selop warna putih, dengan rambut yang ga di kuncir.
"Dek lo beneran mau jalan pagi atau mau tebar pesona sih, rambutnya di iket aja, risih gue liatnya" Naka.
"Bacot banget netijen, biarin aja napa sih" Rachel.
"Serah lo!" Naka.
Kesel Naka lama-lama, jadi dia mulai jalan duluan ke luar gerbang, jalannya dihentak-hentakin kaya anak tk yang ga diturutin keinginannya sama emaknya.
"Woy bang!, kita jalan pagi naek motor ga beneran jalan!" Rachel.
Kan, pasti ada yang ga beres kalo si Rachel yang ngajak duluan mah-batin Naka.
"Itu namanya motor-motoran dek bukan jalan-jalan" Naka.
Dengan kesal Naka keluarin motor vespa warna ijo toska kesayangannya, dan setelah itu menyodorkan helm untuk Rachel.
"Dah buruan naik, gue ajak keliling komplek aja lah ya" Naka.
"Dih, keliling jaksel dong, kan lagi libur" Rachel.
"Iya dah terserah tuan putri aja" Naka.
Naka mulai menghidupkan motornya dan langsung melaju keluar dari halaman rumah mereka, dengan kecepatan yang sedang, biar Rachel bisa nikmatin aroma embun pagi yang bikin seger.
"Tau ga alasan gue ngajak lo jalan pagi naik motor gini?" Rachel.
"Kenapa tuh?" Naka.
Rachel tersenyum dan memeluk pinggang Naka dengan erat, lalu menempatkan kepalanya di bahu abangnya itu.
"Soalnya gue iri sama anak kecil yang diajak jalan-jalan naik motor sama bapaknya kemaren sore" Rachel.
"Dih masa iri sama bocil,tapi tenang dek, selama masih ada bang Naka yang tampan ini, semua keinginan lo pasti terkabul" Naka.
"Sayang bang Naka banyak-banyak" Rachel.
Motor yang mereka tumpangi terus melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan jakarta yang lumayan rame di pagi hari itu.
Mungkin bakal banyak yang mengira mereka sepasang kekasih yang lagi dimabuk cinta, membuat semua orang iri karena kedekatan mereka.
Ga kerasa waktu berjalan dengan cepat, bahkan jam udah nunjukin pukul 11 siang, akhirnya setelah capek keliling jaksel, mereka berhenti di kedai es krim di deket taman kota.
.
.
.
.
.
Tbc.Chapter ini cuma nampung keUWUan sepasang kakak-adek ini dulu guys, yg lain nyusul.
Jan lupa votment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl's Cool Squad
Novela Juvenilkisah keseharian enam sahabat yang bersama-sama melewati masa-masa sulit. Saling menguatkan satu sama lain, saling memberi semangat dan harapan bahwa suatu saat nanti mereka pasti akan merasakan kembali kasih sayang seorang mama dan papa. "Jadi kita...