Normal

483 86 4
                                    

Semuanya sudah selesai.

Acara sekolah yang penuh drama pun dengan masalah Lucas, akhirnya selesai juga. Lucas sudah balik sekolah seperti biasa. Sam juga sudah dihukum, skorsing plus kalau sudah balik harus bantu bersihin sekolah selama tiga bulan non-stop, yang mana Lucas ketawa jahat dengernya.

Saat itu, waktu Lucas pulang ke rumah dengan muka babak belur hasil karya Sam, Mamih panik banget dan Papih hampir marah cuman ditahan sama Lisa yang ngejelasin kalau Lucas itu dikeroyok sama 8 orang. 

Dan Lucas nangis lagi, bedanya kalau di depan Lisa sama Chandra dia ngerengek, tapi waktu di depan mamih sama papih dia nangis yang bener-bener kalau dia nyesel. Mamih sampai nangis juga dibuatnya. 

Papih yang denger penjelasan Lucas marah lah, ada orang yang berani macem-macem sama anaknya ditambah Lucas dikeroyok sama delapan orang sekaligus. Akhirnya papih turun tangan, beliau bersama sang istri langsung pergi ke sekolah Lucas, minta keadilan.

Hendery, Mark, dan Yuqi juga ikut membantu untuk mencari bukti kalau Lucas tidak bersalah. Dan karena itu, akhirnya Sam pun dihukum. Temen-temen OSIS Lucas juga sudah tidak sinis padanya, walau begitu Lucas jadi skeptis untuk berteman dengan mereka kembali mengingat saat itu mereka menyuduti Lucas yang tidak-tidak.

Kembali pada saat ini.

Sore ini, setelah jam pelajaran terakhir usai dan bel pulang sudah berbunyi nyaring, Lucas segera berpamitan untuk pulang duluan kepada ketiga temannya --Mark, Hendery, dan Yuqi-- karena ada janji dengan sang kakak tengah. Mereka mau makan bakso dan keliling kota sepuasnya, mumpung Lucas tidak ada jadwal apapun setelah pulang sekolah.

Sesampainya ia di gerbang, ia mendapati presensi kakak perempuannya sedang bersandar di salah satu pilar gerbang sembari asyik dengan ponselnya. Lucas pun mendekat.

"Kakak!" 

Lisa berjengkit kaget mendengar panggilan semangat Lucas, untung saja ponselnya tak jatuh. Setelah mengelus dadanya sebentar, ia pun beralih pada Lucas "Manggilnya jangan kenceng-kenceng! Kalau gue jantungan gimana?" 

"Ya tapi engga 'kan? Gak usah lebay." Lisa memang senang sekali Lucas balik lagi seperti dulu, tapi sifat menyebalkannya itu loh...

"Yaudah deh ayo cepet, keburu macet ntar." Lisa pun melingkarkan lengannya di lengan Lucas, dan mereka pun mulai berjalan untuk menuju mobil Lisa yang gadis itu parkirkan di depan minimarket dekat sekolah Lucas. Soalnya Lisa malu kalau harus memakai parkiran sekolah Lucas yang berada di dalam gedung sekolah itu.  

"Abang beneran gak bisa ikut kak?"

"Iya, tadi gue udah tanya lagi, Bang Chandra punya janji penting katanya."

"Gue kaya brondong yang dibawa tante-tante jadinya."

"Heh! Gue gak setua itu!" Lisa menoyor Lucas yang tertawa, setelah mereka menyebrang jalan akhirnya mereka sampai di minimarket di mana Lisa memakirkan mobilnya. Segera keduanya pun masuk, Lisa duduk di bangku kemudi dan Lucas duduk di samping Lisa. 

"Makan bakso dulu Kak?"

"Lo laper gak? Gue sih ngikutin lo mau kemana dulu aja"

"Keliling kota dulu yuk kak, makan baksonya ntar malem aja, sekalian beliin buat mamih, papih sama abang." Saran Lucas, Lisa pun mengangguk.

"Okay! Ke Grand Indonesia dulu yuk?"

"Call!"

...

Mereka keluar dari salah satu toko baju sambil membawa tas belanja. Tadi Lisa ingin membeli celana dulu disana, sedangkan Lucas hanya menemani dan membantu sang kakak untuk memilih. 

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang