Tetangga Baru

476 81 5
                                    

Jadi di depan rumah keluarga Suhendra, ada rumah kosong yang sudah tidak dihuni selama beberapa tahun. Awalnya rumah itu dihuni sama orang bule, cuman karena si bule itu emang sudah tidak niat tinggal di Indonesia lagi, akhirnya rumah itu dijual.

Dan denger-denger, seminggu yang lalu sudah ada yang beli rumah itu. Buktinya, sekarang ada 2 truk angkutan barang yang terparkir berjejer di depan rumah. Chandra yang baru pulang dari kampus, menyapa beberapa orang yang tengah menurun-nurunkan perabotan rumah.

"Mih, rumah di depan sekarang bener-bener udah ada yang huni?" Tanya Chandra ketika dirinya sudah sampai dapur. Yuna yang sedang mengaduk kuah sop menoleh.

"Iya, tadi Mamih ketemu sama yang pindah ke situ." Jawab Yuna dengan senyum.

"Keluarga Mih?" Tanya Chandra lagi, lalu duduk di salah satu kursi meja makan.

"Mamih kurang tau, soalnya cuman ketemu sama Mas-mas gitu deh."

Chandra hanya mengangguk saja, lagipula ia tidak mau terlalu tahu dengan urusan orang "oh iya Mih, Lisa sama Lucas udah pulang?"

"Lisa tadi ke minimarket mau beli jajanan, kalau Lucas pulang telat. Ada tugas kelompok katanya."

Chandra mendengus, kesepian dia kalau gak ada adik-adiknya. Padahal pulang dari kampus tuh capek, obatnya tuh ya masakan mamih sama ocehan duo L itu.

"Adek ke minimarketnya sendirian?"

"Iya, tadi dia pergi sendirian." Yuna mematikan kompor, lalu mengangkat panci berisi sop tulang iga dan menaruhnya di meja makan.

"Tumben gak sama Bagas."

"Bagas kayanya belum pulang. Tadi Yejina cerita ke Mamih kalau Bagas udah mulai sibuk soalnya bukan anak magang lagi." Ucap Yuna sambil menata meja makan agar tampak lebih rapi.

"Yaudah deh Abang susul adek ya Mih, udah sore juga."

"Gak usah, kayanya bentar lagi dia nyampe rumah, soalnya dari tadi banget dia perginya. Mending kamu mandi aja sana. Badan kamu bau keringet."

"Abang masih wangi Mih." Chandra manyun, padahal badannya masih harum tuh. Walau begitu, ia menuruti ucapan Yuna. Si sulung itu membawa tas ransel hitamnya dengan lesu dan menaiki tangga menuju kamarnya. Mamih Yuna cuman bisa geleng-geleng ngeliat kelakuan anak sulungnya.

...

Sedangkan 15 menit yang lalu

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya Lisa sampai di minimarket. Gadis poni itu membuka pintu minimarket disusul dengan sapaan ramah dari seorang kasir.

Setelah membalas balik sapaan tersebut, Lisa langsung pergi ke rak dimana snack yang ia butuhkan berada. Dia ada rencana nonton drakor malam ini, stock snack harus penuh pokoknya.

Anak kedua Suhendra itu terus mengelilingi rak snack sampai keranjang belanjaannya penuh. Ia mengerutkan dahinya, sudah ambil sebanyak ini tapi seperti ada yang kurang.

'Oh iya! Snack itu!' Lisa menjetikkan jarinya sambil berseru dalam hati ketika mengingat sesuatu yang terlupakan. Akhirnya, ia kembali mengelilingi rak snack dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan apa yang dirinya mau.

'Sisa satu, bagus deh, gue beruntung berarti'

Lisa pun mengambil snack tersebut dan memasukkannya ke dalam keranjang. Namun ketika dia hendak melangkah menuju kasir, seseorang menahan lengannya. Lisa berbalik karenanya, sang pelaku, yang mana seorang laki-laki, menatapnya dengan intens.

'Apaan sih' batin Lisa.

"Ada apa ya?"

Laki-laki itu menunjuk snack yang Lisa baru ambil dengan jari telunjuknya "punya saya, jangan diambil, saya liat duluan."

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang