3

2.6K 121 54
                                    

Happy reading gaess!♡
Semoga kalian sehat selalu dan terhibur ya!🥰

****

"Gue kesini mau dia narik omongan dia tadi pagi." Ujar Lia sembari menunjuk Azka.

Azka tak bergeming, ia tak peduli dengan kehadiran Lia di hadapannya. Cukup kejam! Untuk saja cowok cuek nan dingin ini ganteng.

"Keputusan tetap keputusan." Tegas Azka.

Lia yang mendengar itu hanya mendengus kesal, apa-apaan dia tidak mau di jadikan babu oleh cowok itu! Enak saja main ambil keputusan secara sepihak.

"Ngapain lo manggil gue?" tanya Damar pada sahabatnya yang nampak kesal dengan kehadiran cewek di sampingya ini.

"Lacak sidik jari orang yang udah serang dimas." pintah Azka pada Damar.

Mengapa Damar yang ia minta karena hanya lelaki itu paling cerdik dari sekian banyak inti Ravazkas, meskipun kadang lelaki itu sering melakukan kecerobohan dalam setiap misi.

"Sekarang?" tanyanya membuat Azka menatapnya sinis.

"Biasa aja tatapan lo, gue cuman bercanda." ujar Damar di akhiri dengan kekehannya.

"Namanya juga patung hidup." sindir Banyu. Berani sekali lelaki itu mengatakan hal itu pada Azka yang jelas-jelas sedang tidak bercanda, Namun sedetik kemudian Banyu dibuat kicep akibat tatapan elang oleh Azka yang dilayangkan padanya, seakan mengatakan bahwa lelaki itu akan mati setelah ini.

"Canda bos, kita kan CS." ujarnya dengan tampang cengengesan.

Lia tidak mengerti dengan pembahasan kumpulan para lelaki di hadapannya ini, apakah pilihannya mengekori Damar kesini salah? Entahlah, ia tak mengerti yang ia inginkan sekarang Azka menarik kembali ucapannya tadi pagi.

"Setelah lo dapat sidik jarinya, bawa pelaku itu ke hadapan gue." ujar Azka dengan suara serak.

"Biar gue yang urus, gue gak mau lo ngulangin hal bodoh." kata Devan seray menatap Azka dingin.

"Mak-"

"Mau berapa orang yang mau lo patahin dan berujung ke penjara?" potong Devan membuat Azka menghembuskan nafasnya kasar.

"WHAT? PATAH?!" pekik Lia tanpa sadar setelah mendengar kata patah yang di ucapkan oleh Devan.

Semua orang menatap Lia. Perempuan cerdas yang berani mengusik kehidupan Azka kini sudah masuk kebagian inti dalam diri Azka, buktinya gadis itu telah mendengar semua pembicaraan Azka beserta anggota Ravazkas lainnya.

"Keluar!" pintah Azka pada Lia.

"Gak sebelum lo narik kata-kata lo." kekeh Lia.

"Gue bilang keluar!" tegas Azka lagi seraya menatap tajam ke arah Lia.

"Gak gue gak mau!" balas Lia  tak kalah tajam.

"Sekal-" 

"Liaaa lo di cari pak Beno!" teriak Jingga dari luar kelas Azka DKK. Jingga merupakan salah satu sahabat dekat dari Lia, orangnya sedikit lemot namun, meskipun begitu dia sudah punya gebetan yaitu Jibran, keduanya sering dijuluki double J.

"Eh ada yayang Jingga." ujar Jibran melihat sang pawang memasuki kelas.

"Ayooo Lia, kata pak Beno ini urgent bangett!" Jingga kembali bersuara ketika melihat Lia tak berkutik. Sedetik kemudian ia langsung menarik lengan Lia untuk keluar dari kelas itu dan pergi menuju ruang kelasnya. Bahkan dengan teganya gadis itu tak mengindahkan sapaan Jibran padanya.

"Permisi, mau numpang HAHAHAH!" ujar Anji seraya mengejek Jibran sedangkan yang di ejek hanya mendengus kesal.

"Makannya kalau punya tampang kek gue gini biar gak di cuekin." Kata Damar dengan melayangkan pukulan di kepala Anji.

"Sakit bangsat!" umpat lelaki itu ketika mendapatkan pukulan di kepalanya.

"Sakit bangsat!" umpat lelaki itu ketika mendapatkan pukulan di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Seperti biasanya sebelum ke part selanjutnya jangan lupa VOTMEN ya!🥰
Dan jangan lupa juga buat ninggalin jejak disini!🥳

_____________________________________________

Bersambung.

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang