14

2.3K 66 23
                                    

Happy reading everyone!!
Cuman mau bilang welcome to september:)

***

"Lo tuh siapa sih? nyusahin banget anjing!" kesal Kemal, cowok itu sudah frustasi dengan kehadiran cewek yang mengaku sebagai teman dari kakaknya. Kalau boleh jujur Kemal sama sekali tak percaya dengan omongan cewek ini.

"Kan gue udah bilang, gue itu Jingga sahabatnya Lia." ujar Jingga pada Kemal yang nampak jengah dengan dirinya.

"Daripada lo bacot mending bantuin gue deh." lanjut Jingga.

"Ogah, gue anti sama orang SKSD!" balas Kemal seraya menekan kata diakhir kalimatnya.

Ting ting!

Bunyi bel yang berasa dari depan membuat fokus keduanya teralihkan, Kemal pun mendekat ke jendela kamar sang kakak untuk melihat siapa yang bertamu kerumahnya dan damn it!  bukan, Kemal tak mempermasalahkan kehadiran kedua orang yang datang kerumahnya tapi, yang ia permasalahkan adalah orang yang sedang membuntuti Azka dan Lia dari belakang.

"Siapa sih? tanya Jingga penasaran dengan siapa yang datang.

"OMOO, akhirnya tuh bocah balik juga." ujar Jingga dengan memekik. Kemudian berlalu kearah pintu untuk bertemu dengan sahabatnya yang satu itu, jujur saja Jingga sudah menunggu kehadiran Lia sedari tadi.

"Gilaa, lo darimana aja sih? tanya Jingga dengan membolak-balikan badan Lia.

"Lo gak paapa kan? gak-"

"Gak ada yang lecet sama teman lo." potong Azka membuat Jingga menghentikan aktivitasnya.

"Eh kak Azka, mau masuk gak?" tawar Jingga membuat menaikkan satu alisnya. Padahal jelas-jelas tuan rumahnya adalah Lia tapi, kenapa Jingga berlagak seperti tuan rumahnya.

"Gak, dia gak boleh masuk." sentak Lia membuat Jingga kebingungan.

"Lah kenapa?" tanya Jingga.

"Udah malam, gue gak terima tamu apalagi cowok." jelas Lia.

"Siniin tas lo, bakal gue kerjain tugas lo."

"Sekarang lo balik." lanjut Lia kemudian menarik Jingga masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu begitu saja membiarkan Azka diluar rumahnya.

Sedangkan Azka hanya terpatung menatap rumah yang berada di hadapannya ini, rumah ini mengingatkannya kepada seseorang. Tidak salah lagi, ini sudah kedua kalinya dirinya mengantar Lia pulang kerumah ini.

"Gue harap ini gak ada kaitannya." gumam cowok itu kemudian menghampiri motornya dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Lia.

Sedangkan dari kejauhan Arka memperhatikan semuanya, karena sedari tadi cowok itu membuntuti Azka dan Lia bahkan ketika mereka masih di apartement. Dia terpaksa turun tangan karen Danzel ada urusan mendadak yang membuat cowok itu tak bisa menjalankan tugasnya.

"Rumah kediaman Destiambada." ujar cowok itu mengingat kembali kejadian kala itu.

"Ini gak ada kaitannya sama lo kan Nan?" tanya cowok itu pada dirinya sendiri kemudian menyalakan mesin motornya pergi meninggalkan pekarang rumah Lia.

"Gue bakal bikin lo nyesel." gumam Kemal melihat kedua cowok yang sama terkejutnya saat melihat Lia masuk kerumahnya sendiri.

Sampai dalam rumah Jingga langsung membawa Lia ke kamarnya dan pemandang yang pertama kali dilihat oleh gadis itu adalah keadaan kamarnya yang bak kapal pecah beserta laki-laki yang berada di pojok ruangan dengan raut wajah frustasi.

"Bukan ulah gue." tutur Kemal mengerti dengan tatapan yang diberikan sang kakak padanya.

"Lo tau gak sih Lia? gue hampir aja berjamur gara-gara nunggu lo disini."  ujar Jingga dengan antusias, ingin rasanya Lia memarahi gadis itu tapi,ah sudahlah.

"Li, bantuin gue pliss." ujarnya namun Lia masih saja tak bergeming dari diamnya membuat Jingga tersadar, sedetik kemudian gadis itupun tersenyum kikuk ke arah Lia takut jika gadis itu marah padanya.

"Bakal gue beresin, janji." cicitnya membuat Lia menghela nafas kesal.

Kemudian keduanya mulai memilih baju yang cocok untuk Jingga agar gadis itu terlihat menawan ketika makan malam bersama Jibran.

***

"Udah ganteng belum?" tanya Jibran pada teman-temannya. 

"WOII aelah gue nanya anjeng!" kesal Jibran karena tak kunjung di respon oleh teman-temannya.

"Kek gelandangan." ujar Damar membuat yang lain yang mendengarnya tertegun, kalimatnya selalu berhasil membuat orang sakit.

"Mulut lo lemes banget kek bencong." ujar Devan.

"Tapi yang lo bilang ada benernya sih." lanjut Devan dengan memperhatikan tampilan Jibran dari atas kepala hingga ujung kakinya.

"Jadi maksud lo?" tanya Jibran.

"Lo mau makan malam sama cewek, jangan gitu tampilannya." sambar Anji masih dengan game onliennya.

Sampai sini dulu ya,Yuk langsung aja ke part selanjutnya biar tau keseruan Azkalia🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai sini dulu ya,
Yuk langsung aja ke part selanjutnya biar tau keseruan Azkalia🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang