4

2.4K 126 44
                                    

Happy reading gaess!
Jangan lupa senyum hari ini🥰

****

Kringg kringg!!

Bell pertanda waktu istirahat telah bergema di sepanjang area sekolah membuat para siswa siswi yang kelaparan mulai berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Begitu juga dengan Azka bersama inti Ravazkas lainnya, mereka kini telah melangkahkan kaki menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Sampainya di kantin, mereka langsung menduduki diri di kursi paling pojok kantin.

Tiba-tiba bunyi kencang memenuhi kantin, pecahan kaca beserta bunyinya mulai terdengar dengan begitu keras.

Lia yang baru saja masuk ke kantin memandang aneh terhadap kekacuan yang terjadi di hadapannya. Ia melihat bagaimana orang berlari keluar kantin sambil berteriakan ketakutan. Ia juga melihat banyak sekali pecahan kaca di hadapannya. teriakan-teriakan dan juga bunyi pecahan kaca berdengung di telinganya. Hal itu membuatnya menjadi pusing, perlahan tapi pasti matanya mulai menjadi kabur.

Braaakkk

Gadis itu sudah tersungkur di lantai akibat tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya, tak ada yang membantunya sama sekali semuanya sibuk menyelamatkan diri masing-masing.

Sedangkan di waktu bersamaan dengan Lia jatuh keadaan semakin kacau, lemparan batu mulai tersebar banyak di area sekolah membuat guru-guru yang sedang melaksanakan rapat terkejut dan langsung keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. 

Damar dan yang lain pun berhamburan ke seluruh area sekolah untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan yang lebih parah dari ini dan membiarkan Azka yang mengurus are kantin sendiri.

Sontak Azka menajamkan matanya menatap dengan penuh marah pada kumpulan laki-laki di hadapannya.

"SIAPA YANG UNDANG LO KESINI?!" tanya Azka dengan urat lehernya yang terlihat. Lelaki itu belum menyadari Lia yang tergeletak di lantai. Tetapi hanya sekali putaran dia sudah melihatnya, membuat emosi lelaki itu kembali memuncak.

"NGAPAIN LO SENTUH DIA ANJING!" ujar Azka seraya mencekram kerah baju milik Juan.

"Emang kalau gue sentuh dia ada urusan sama lo?" balas Juan sengaja memancing emosi Azka, meskipun bukan ia pelaku dari jatuhnya Lia.

Dengan sekali gerakan Azka menendang kuat junior Juan hingga lelaki itu tersengkur, sendangkan yang lain yang melihatnya merasa ngilu.

"Bisa-bisanya lo mukul cewek gue, punya nyali berapa lo?" Napas Azka nampak memburu, lelaki itu nampak emosi di tambah lagi denga Lia yang jatuh entah kenapa lelaki itu nampak tak terima cewek itu jadi imbas perkelahian ini.

"Kayaknya otak lo perlu dikasih attitude." ujarnya kemudian membenturkan bagian belakang Juan ke lantai hingga mengeluarkan banyak darah, rasanya Azka ingin menghabiskan cowok itu detik ini juga.

"STOP KA! BISA MATI ANAK ORANG!" teriak Damar dari ambang pintu.

"Sekali lagi lo berani nyentuh dia, gue yang bakal cabut nyawa lo." Ujar Azka penuh penekanan sebelum akhirnya ia mengakhiri pukulannya pada Juan. Lawannya itu nampaknya sudah sangat lemas, seluruh tubuhnya terasa kaku di tambah lagi dengan darah yang bercucuran akibat benturan dari Azka.

Azka meringis kala melihat Lia yang tergeletak di lantai. Devan beserta para inti yang lainnya tersentak kaget kalah melihat Lia yang tergeletak di lantai.

"Bawa dia uks, kasih dia pengobatan khusus!" pintah Azka namun, karena tidak menyebutkan nama membuat teman-temannya bengong tak mengerti.

"Ngapain masih bengong?" tanyanya membuat mereka meringis hingga pada akhirnya Anji memilih untuk menggendong Lia seusai perintah bosnya itu.

"Semua area udah beres bos." ujar Banyu yang baru saa tiba, dirinya memang di tugaskan untuk memobile semua area sekolah.

Mendengar itu membuat mereka memtusukan untuk meninggalkan kantin, lagi pula Juan dan kawan-kawan sudah mengaku kalah takut akan Azka melakukan hal yang lebih.

"Lo nggak mau gebukin Azka bos?" tanya lelaki yang berada di samping cowok yang memiliki tatapan yang sama dengan milik Azka.

"Gak sekarang, terpenting gue udah dapat kelemahan dia." balas cowok itu masih dengan tatapan yang menguhunus ke depan.

"Gue duluan, infoin ke yang lain gue tunggu di markas." ujar cowok itu pada anak buahnya kemudian pergi meninggalkan sekolah musuh bebuyutannya itu.

" ujar cowok itu pada anak buahnya kemudian pergi meninggalkan sekolah musuh bebuyutannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inget gak, kalau mau ke part selanjutnya harus apa?

Bener bangett, ninggalin jejak dulu!🥰

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang