11

214 65 7
                                    







Arjuna rada kaget dapat chat dari Prima minta tolong ikuti Sheisa jalan sama Jacob. Lah ngapain banget gitu.

Tapi setelah itu kok Arjuna juga punya perasaan gak enak. Dia laki-laki dan sedikit tahu gimana sifat Jacob yang asli. Tapi masih katanya yaa gak tahu juga bener apa gak, ya karna dia gak akrab sama Jacob.

Arjuna udah chat Sheisaa gak ada balasan. Tadi sih lihat mobil Jacob tapi hilang lagi. Makanya Arjuna coba hubungi Sheisa.

Arjuna gak tahu ini harus ke mana. Mobil Jacob juga gak kelihatan. Dia nepi di pinggir jalan cek lokasi.

"Kenapa gue jauh banget anjir. Jangan-jangan gue nyasar."

Ini yang dia tunggu, ada chat baru dari Sheisa, dia share location. "Lah?" Buru-buru Arjuna jalan ikuti gmaps. Nengok kanan kiri. Sepi banget demi apapun.

"Ngapain dah Sheisa ke daerah kayak gini?" Kurang lebih jarak 100 meteran dia lihat mobil Jacob.

Arjuna kaget. "Heh mereka mau ngapain? Guoblok kenapa gak matiin lampu sih," Arjuna mau mendekat jadi ragu kan. Orang mau anu juga masa dia ke sana.

Eh tapi...

"Lho kok?"

"EH BAJINGAN !!"

Arjuna turun dan lari ke mobil Jacob. Ada balok kayu dia ambil.

*praaangggg*

"BAJINGAN KELUAR LO?" Arjuna dengan balok kayunya memecahkan kaca mobil dan tarik Jacob keluar lewat jendela dengan paksa.

Kalau dipikir-pikir kuat juga yaa Arjuna.

Sekilas dia lihat Sheisa yang nahan tangis. Satu dua bogeman menghantam wajah Jacob. Jacob tentu melawan dong. Mereka berdua jadi baku hantam. Gak ada orang sama sekali di sini.

Sheisa panik mau minta tolong juga sama siapa.
Ini beneran gak ada rumah.

"HEH UDAAAH, AJUN UDAAAH!!"

"ANJING LO !!" umpatan demi umpatan keluar terus-terusan dari mulut mereka berdua. Sheisa mau misahin takut dia yang kena bogem.

"UDAAAAH PLISSS AJUN UDAAAAAAHHHHHHH !!" Teriak Sheisa untuk kesekian kalinya. Dia nekat maju tarik badan Arjuna.

Lebih tepatnya dia peluk Arjuna dari belakang. Arjuna diam. Dia gak melawan lagi. Jacob juga ikut diam. Menyeka darah di ujung bibirnya.

"Urusan lo sama gue belum selesai." Jacob meludah di depan Arjuna. Dia mau maju tapi di tahan sama Sheisa yang masih meluk dia dari belakang.

Jelas sekali terasa kalau Sheisa gemeteran. Arjuna menyeka darah di bibirnya, menarik nafas dalam. Tangan Arjuna mengambil tangan Sheisa yang masih melingkar di badannya.

"Sha." Dia balik badan menghadap sheisa yang makin nunduk.

"Sha, you okay?" Sheisa geleng. Gigit bibirnya nahan tangis. Arjuna nunduk lihat wajah Sheisa, Pucat.

Tapi gak ada sama sekali air mata.

"Ayok pulang." Sheisa nganguk, Arjuna tuntun Sheisa ke motor dia.

"Astaga Shasa."

"Sha?"

Sheisa ambruk.













Sheisa bangun tapi gak ada Arjuna yang ada Prima yang mau nangis, Dan ini bukan di kamar Sheisa. Tapi di dalam mobil Prima.

"Ajun mana?" Tanya Sheisa, Prima yang tahu Sheisa udah sadar langsung meluk.

"Sha lo gakpapa?" tanya Prima, dan kemudian dia bantu Sheisa untuk duduk.

"Gue gakpapa. Ajun mana?" Mau Prima tabok rasanya tapi kasihan. Prima merasa bersalah banget, Sheisa gak bakal kayak gini kalau gak gara-gara saran Prima.

"Ajun ke apotik beli bye bye fever." Prima benerin rambut Sheisa yang berantakan.

"Lah buat siapa bye bye fever?"

"Ya buat lo."

"Gue gak demam. Gue pingsan doang."

"Gak tahu, Ajun pamitnya gitu." Duh kepala Sheisa yang masih pening jadi makin pening. Dia gak demam kenapa Arjuna mau beli bye bye fever.

"Sha gue minta maaf huhu." Prima nangis.

"Heh lho kok nangis Prim. Heh?" Sheisa panik dong kenapa nih seorang Primadona wanita gagah perkasa mewek di depan dia.

"Gara-gara gue lo kayak gini. Gue minta maaf. Gue gak tahu kalau Jacob ternyata sebangsat itu sha." Kata Prima yang sesengukan mengusap airmatanya.

"Gue juga gak tahu kalau dia bangsat. Ya udah lah Prim kita sama-sama gak tahu."

"Ihhh gak mau bercanda." Prima tabok pelan lengan Sheisa.

"Lah siapa yang bercanda, kan gue emang gak tahu. Dan sekarang udah tahu yaa udah, gue gak sempat dia apa-apain kok gue pingsan juga karna syok aja." Sheisa enteng banget, Prima jadi makin ngerasa bersalah.

"Lo kalau mau marah sama gue marah aja sha."

"Apasih gak jelas lo. Gak mau marah sama siapa-siapa woy. Balik lah ayok."

"Tunggu Ajun dulu lah,"

Pas banget Arjuna datang. "Oh udah bangun. Pusing gak?" tanya Arjuna.

"Gak sih, Cuma laper. Lo ngapain dah beli bye bye fever?" tanya Sheisa.

Arjuna bingung dong. "Bye bye fever apaan dah? Gue beli salep buat gue sendiri."

Sheisa lihat Prima yang sekarang nyengir. "Gue asal aja sih tadi."

Pengen dia hihh aja rasanya ini manusia, "Lo gakpapa Jun?" tanya Sheisa.

"Harusnya gue yang nanya. Lo gak papa sha?"
"Gue gak papa." Arjuna mangut-mangut.

"Yodah lah gue balik. Lo berdua balik deh." Prima nganguk, dan pindah ke depan.

"Pelan-pelan aja gak usah ngebut. Gue dibelakang mobil lo, gue anter sampai rumah." Kata Arjuna ke Prima,

"Sweet banget sih Kak Arjuna."

"Bacot."

Sheisa terkekeh pelan lihat Arjuna jalan menuju motornya, tenaga dia rasanya habis padahal perlawanan dia tadi gak sebarapa kok rasanya capek banget, mana sampai pingsan segala.

"Pindah depan anjir sha, gak usah kayak boss lo duduk belakang." Sheisa getok kepala Prima, tapi langsung pindah ke depan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Arjuna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang