Raila tersenyum dengan netra mataya yang fokus terhadap satu titik, Garvin. Ya, kini gadis itu tengah duduk ditaman yang langsung berhadapan dengan lapangan basket dan melihat sang pujaan tengah bermain dengan sangat lihainya.
Dalam hati ia berdecak kagum saat Garvin memasukkan bola kedalan ring. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata. Tapi sayangnya ia hanya bisa melihat dari jauh seperti sekarang, tidak seperti siswi-siswi yang kini tengah duduk dipinggir lapangan seraya meneriaki nama sang pujaan.
Raila tak seberani mereka mendekati Garvin secara terang-terangan, dengan melihat Garvin dari jauh saja sudah lebih dari cukup untuk Raila. Ia memang mencintai Garvin, tapi ia sama sekali tak berniat untuk berusaha mendapatkan hati pria itu.
Mencintai tak harus selalu memiliki, kan?
Jadi biarkan Raila mencintai Garvin dengan caranya sendiri. Melihat dari jauh, dan menyimpan cintanya untuk dirinya sendiri.
Setelah puas melihat Garvin, Raila bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kelasnya dengan tanpa gadis itu sadari bahwa ia meninggalkan sesuatu yang cukup berharga ditempat itu.
***
"Cia, kamu lihat buku diary aku gak?" tanya Raila dengan wajah cemasnya.
Tadi saat ia sampai dikelas dan membuka tasnya berniat untuk mengambil buku diary-nya ia tak melihat buku yang ia cari. Raila panik, karena takut ada seseorang yang menemukan bukunya dan membaca isinya.
Cia menoleh. "Bukannya tadi lo bawa ya buku lo itu?"
"A-aku bawa buku aku? Kapan?" tanya Raila panik.
"Tadi waktu lo mau ke taman yang langsung berhadapan sama lapangan basket," jawab Cia.
Raila semakin panik, dengan cepat ia berlari menuju taman yang tadi ia singgahi menghiraukan Cia yang meneriaki namanya.
Sedangkan ditempat lain, Garvin dan beberapa temannya berjalan menuju taman yang langsung berhadapan dengan lapangan basket. Karena mereka merasa lelah, jadi mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak ditaman tersebut.
Saat Garvin ingin mendudukkan dirinya, keningnya menyerngit melihat ada sebuah buku berwarna biru langit yang dihiasi stiker-stiker lucu. Ia mengendarkan pandangannya untuk mencari sipemilik buku ini, tapi karena tak kunjung menemukannya ia langsung mengambil buku tersebut.
Lio yang melihat temannya memegang buku menghampiri Garvin. "Buku apa tuh, Vin?" tanya Lio.
"Gatau." Garvin mengidikkan bahunya acuh.
"Coba buka, Vin. Baca gitu, cari siapa pemiliknya terus nanti kita kasih tuh sama pemiliknya," usul Lio, Garvin berpikir sesaat kemudian mengangguk menyetujui usul Lio.
Dengan pasti Garvin membuka lembaran pertama buku itu, ia langsung disuguhkan dengan tulisan rapih yang dihiasi beberapa stiker.
Hi, ini buku diary pertamaku.
Ah, maksudku diary pertamaku tentang dia, pria yang telah berhasil membuatku jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
Namanya Gaga, bukan, bukan nama asli, tapi nama panggilan yang aku bikin hihi.
Aku bikin ini supaya aku bisa mengenang dia sebagai memori dimasa SMA ku. Dan dari hari ini, tanggal 16 Feb 2019 aku memutuskan untuk mencintainya dalam diam dan menulisnya semua disini.
Raila, 16 Feb 2019.
Garvin dan Lio yang membaca itu sontak saja terkejut, mereka tidak percaya ada seorang gadis yang begitu kuat mencintai dalam diam selama bertahun-tahun lamanya.