Like a buterfly (1)

623 24 0
                                    

"Kalem bro, ngeliatinnya jangan sampe gak ngedip juga kali. Gak perih tuh mata gak ngedip-ngedip dari tadi," celetuk Vernon saat melihat temannya yang sedari tadi menatap seorang gadis tanpa berkedip.

Manuel, pria yang berada disamping Vernon mengangguk. "Lagian mental lo yupi banget sih. Beraninya lihatin doang, dipepet engga, cemen," ledek Manuel.

Saga yang sedari tadi menjadi bahan ledekkan kedua temannya hanya mendengus dan menatap tajam kedua temannya. Sial! Mereka tidak tahu saja jika selama ini ia sudah berusaha mendekati gadis yang sedari tadi ia lihat.

"Kalo gak tahu yang sebenernya jangan banyak bacot deh," ucap Saga malas.

Setelah mengatakan itu Saga bangkit dan meninggalkan kedua temannya yang kebingungan dengan pria itu.

"Temen lo aneh, Non."

"Dia juga temen lo bego!" sahut Vernon.

***

"Catta!" panggil Saga riang saat netranya melihat seorang gadis yang tak lain adalah pujaan hatinya, pemilik hatinya.

Sedangkan si pemilik nama yang tadinya sedang berjalan membehentikan langkahnya. Ia menunggu Saga berbicara tanpa berniat untuk membalikkan badannya.

"Kamu pulang sekolah free gak? Aku mau ngajak kamu ke toko buku, katanya kemarin ada cerita wattpad yang diangkat jadi novel, kan? Aku masih inget, kalo kamu terobesi sama yang namanya novel 'kan?"

"Terus?" sahut Catta tak minat.

Saga tersenyum, walaupun ia tahu bahwa senyumnya tak terlihat oleh Catta. "Ke toko buku yuk, aku beliin kok," ajak Saga.

Catta menghela napasnya. Ini sudah sekian kalinya Saga mengganggu dirinya dengan mengajak kesana-kemari saat ia dan Saga bertemu ditempat dengan minim orang-orang yang lewat seperti perpustakaan ini. Jadi wajar saja jika kedua teman Saga tidak mengetahui jika pria itu sudah lama mengebet kepada Catta.

"Oke."

Satu kata yang berhasil membuat senyuman Saga semakin melebar. Akhirnya, ia tak kembali mendapatkan penolakan dari gadis itu.

Setelah Catta melenggang pergi meninggalkan Saga seorang diri diperpustakaan, Saga meninju angin denga semangatnya dengan mulut yang tak berhenti menggumamkan kata 'yes'.

***

Dan kini mereka berdua tengah berada diatas motor dengan Saga yang menyetir dan Catta yang duduk anteng dijok motor membelah jalanan padat kota Jakarta.

Dibalik helm full face nya, Saga tak berhenti tersenyum. Dirinya sangat bahagia karena salah satu impiannya membonceng Catta akhirnya terwujud. Ia harus mencatat dengan baik memori ini untuk ia kenang dan nanti diceritakan kepada kedua orang tuanya.

Ah, ini masih terasa seperti mimpi.

Setelah sampai ditempat tujuan, toko buku yang berada dipusat kota, Catta turun dari motor kemudian memberikan helm berwarna peach itu kepada Saga.

"Lo 'kan gak suka buku, kenapa ngajak gue kesini?" tanya Catta datar.

Saga menoleh. "Lo 'kan suka banget sama buku, jadi apapun gue lakuin kalo hal itu bikin lo bahagia." Saga berucap dengan lembutnya.

"Termasuk kalo gue suruh lo menjauh dari kehidupan gue?"


— tbc —

Awalnya mau bikin part ini satu aja, langsung gitu.

Tapi setelah dipikir-pikir, aku bagi dua atau pun tiga aja.

Anw maaf udah lama ga up hehe.

Jangan lupa vote+comen ya prenz ฅ'ω'ฅ

Te amo prenz 💗 !

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang