"Lin, tuh crush lo," bisik Vanya, temanku yang kini tengah merangkul tanganku. Kebiasaannya.
Aku sontak menatap sekeliling mencari orang yang dimaksud oleh Vanya. Hingga netra mataku menemukannya, pria yang dari awal ia masuk sekolah telah berhasil mencuri perhatianku sampai-sampai hatiku pun sudah mengklaim dirinya menjadi pemilik hatiku.
Aku menunduk dan tersenyum malu saat tanpa sengaja netra matanya menatap netraku balik. Matanya ... sangat indah, hitam pekat dan menatap sekitar begitu datar. Aku jadi ingat saat pertama kali bertemu dengannya.
Flashback on
"Cepet Lin masuk," desak Cia seraya mendorong tubuhku pelan.
Aku merenggut. "Engga ah, Cia aja duluan. Nanti aku nyusul, malu tau," ucapku.
Putri yang sedaritadi melihat berdebatan antara aku dan Cia menghela napas. Lalu melangkahkan kakinya memasuki kelas yang akan kita bimbing selama masa pengenalan lingkungan sekolah ataupun lebih sering disebut mpls.
Aku menghela napas saat melihat Putri dan Cia yang sudah memasuki kelas, dengan keberanian yang sedari tadi aku kumpulkan. Aku memasuki kelas dengan senyum yang aku usahakan ceria.
"Hai semuanya," sapaku riang.
Perlu kalian tahu, dibalik sapaan riangku, jantungku berdetak dengan tak karuannya. Please, aku ini orang yang kurang suka menjadi perhatian, apalagi satu kelas seperti ini.
Setelah aku benar-benar memasuki kelas, Putri dan Cia langsung mulai mengoceh ini dan itu. Sesekali aku menceletukkan apapun yang melintas dipikiranku dan keluar dari mulut.
Beberapa menit melihat Putri dan Cia mengoceh, aku baru teringat sesuatu. Saat dulu aku mpls, kakak kelas yang menjadi pembimbing kelasku akan mengenalkan dirinya sebelum mengoceh apapun itu.
Aku menoleh kearah Putri yang berada disampingku, aku menarik beberapa kali rok sekolah miliknya hingga sang empu balik menoleh kearahku.
"Apa, Lin?" tanya Putri.
"Kita belum perkenalan diri, Put," jawabku yang diangguki oleh Putri.
Setelahnya gadis itu mulai menyuruhku berdiri karena posisiku yang tengah duduk dibangku yang biasanya guru duduki. Dengan malas aku berdiri ditengah-tengah antara Putri dan Cia.
"Hai, kenalin gue Putri Maharani, gue dari ekstrakurikuler Pasuska. Kalo kelasnya gue gak tahu karena belum dibagi," ucap Putri dibalas sorakan 'hai kak Putri' oleh anak-anak kelas.
"Hai, gue Cianna Maheswara, gue dari Paskibra dan kelasnya gue gak tahu," ucap Cia singkat.
Ck, gadis itu emang terkadang begitu. Jadi maklumi saja.
Kini giliranku. Aku menghembuskan napas lalu tersenyum dibalik masker yang kupakai.
"Hai, kenalin nama aku Ayrlin Auxerre dari ekstrakurikuler paskibra. Kalo kelasnya, sama kayak mereka, belum tahu. Salam kenal ya."
"Oh iya, kalian bisa panggil aku Lin, Ay, atau sayang juga boleh," lanjutku yang dibalas kekehan oleh beberapa orang.
"Nah, karena kita bertiga udah perkenalan diri. Sekarang giliran kalian yang pengenalan. Dimulai dari pojok kanan sana," ucap Putri.
Mereka mulai memperkenalkan dirinya walaupun rada malu-malu, sampai setelah semuanya sudah memperkenalkan dirinya Putri dan Cia kembali mengoceh ke sana dan ke kemari.
Sedangkan aku mengedarkan pandanganku kepenjuru kelas, menatap satu persatu yang akan menjadi adik kelasku ini. Sampai aku terpaku kepada salah satu anak laki-laki yang duduk tenang dibangkunya, netranta menatapku dengan datar seolah meneriakiku untuk mencari sesuatu arti yang berada dalam tatapan datar itu.
Dan dihari itu, aku mulai menyukai netra mata itu, eum ... sekaligus orang sipemilik netra tersebut.
Flashback off.
Aku tersenyum saat mengingat pertemuan pertama kita. Dan dengan menatap netranya, aku semakin jatuh setiap detiknya.
Aku menoleh menatapnya lagi yang kini masih menatapku. Aku tersenyum tipis kepadanya dibalik maskerku, aku tahu dia pasti tahu aku tengah tersenyum kearahnya, buktinya matanya membentuk bulan sabit dalam artian ia tersenyum balik kearahku.
Ah, dia sangat tampan.
Jeno, adik kelas yang telah berhasil merebut hatiku.
Jeno, adik kelas dengan tatapan datar khasnya yang akan membentuk bulan sabit jika ia tersenyum.
Jeno ... ah, aku benar-benar menyukaimu.
Tak masalah jika aku lebih tua darinya, cinta tak pandang umur bukan? Dan aku harap, dia pun menyukaiku.
Aku harap.
— end —
Aku harap kalian suka.
Jangan lupa vote+comennya prend.
Bonus foto Jeno, si crush.
![](https://img.wattpad.com/cover/279219148-288-k880728.jpg)