"bukan gimana maksudnya?" tangan johnny melipat di dada dengan wajah serius sambil duduk di kursi plastik di balik meja belajar taeil.
"iya gimana sih maskudnya?" tanya lucas.
"maksudnya," koreksi johnny.
"iya itu, mulutnya typo," balas lucas malas dengan badan yang sekarang sedang rebahan santai di atas kasur single sized milik taeil.
sementara tuan rumah atau yang mungkin lebih pas disebut tuan kamar malah kebagian untuk duduk bersila di lantai sambil menatap dua tamu di depannya yang bertindak semena-mena dan tidak berperiketamuan.
jujur aja ini dalam batin kecil taeil pengen banget rasanya teriak di depan muka johnny dan lucas pake toa sampe kedengeran ke kampung sebelah.
"pertama-tama." taeil mengucap dengan satu tarikan napas panjang.
respondennya yang hanya terdiri dari dua orang langsung memasang wajah nyimak penuh syahdu diikuti dengan gerakan menopang dagu.
"PERTAMA-TAMA KENAPA JADI GUE YANG DUDUK DI LANTAI?!"
teriakan satu napas dari taeil itu berhasil membuat lucas dan johnny menutup rapat kedua telinganya dengan telapak tangan. kemudian mereka berdua terkekeh sementara taeil memasang wajah emosi menuntut penjelasan.
"yaudah sini sama aku." lucas memiringkan badannya hingga menyisakan spot kosong yang cukup untuk diisi satu orang lagi. dimana tindakannya itu langsung dihadiahi lemparan spidol oleh johnny.
"ngomong sekali lagi kita bertempur sampe mati," kata taeil yang kini udah mengunci leher lucas dengan tangannya. sukses membuat lucas meronta memohon ampun.
"IYA IYA AMPUN GAK LAGI SUMPAH LEPASIN PLIS!"
mendengar teriakan lucas yang terdengar agak putus asa itu, taeil akhirnya melepaskan jeratan tangannya pada leher lucas. meskipun di dalam hati masih dongkol bukan main tapi taeil harus sabar, karena kata ibunya orang sabar suatu saat akan dapat uang satu milyar. ucapan ibu itu doa jadi taeil memilih untuk tetap yakin walaupun kesabarannya suka hampir habis kalau berada di sekitar makhluk bernama lucas.
setelah kondisi udah berada di bawah kendali, mereka akhirnya siap untuk memasuki mode serius dari sesi FGD alias focus group discussion hari ini. mereka bertiga akhirnya sama-sama duduk bersila melingkar di atas lantai atas nama persahabatan yang tumben kali ini diagungkan. biasanya lebih bertindak atas nama permusuhan sih soalnya.
"jadi yang gue temui tadi gue yakin itu chenle." taeil memberi jeda sebentar kemudian melanjutkan, "tapi bukan. gue yakin dia bukan chenle."
"iya lo udah bilang tadi anying. jelasin lebih dalam kek, gue gak paham," balas johnny agak sensi soalnya belom makan.
"gini.... pas gue natep matanya itu gue cuma liat bola mata."
"YA TUHAN APA ENGGAK ADA YA TEMANKU YANG WARAS?" lucas menatap nanar langit-langit kamar taeil.
"bang sumpah ya kata gue kemampuan bicara lo remed." johnny mencoba untuk tetap sabar sambil memijit pangkal hidungnya.
"ya maap deh gue gak pinter jelasin." taeil memasang tampang gak bersalah di hadapan kedua temannya yang sedang frustasi atas penjelasannya yang sangat terperinci. "intinya pas gue tatap mata chenle kw itu gue gak liat kehidupan," lanjutnya.
"chenle kw?" tanya lucas yang dijawab dengan anggukkan oleh taeil.
"jadi maksud lo hardwarenya aja yang chenle tapi softwarenya bukan?" tanya johnny memastikan.
"kalo boleh jujur bahasa lo jelek banget bang john."
"ya yang penting bahasa gue lebih gampang dipahamin kan? bener gak? lo langsung paham kan abis gue ngomong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
-; merapi : sacrifice
Mystery / Thriller[werewolf | nct ot21 sequel] ⚠️baca werewolf dahulu setelah mereka bertiga terbangun di halaman belakang sebuah mansion mewah dengan penuh kejanggalan, taeil, johnny, dan lucas merasa ada sesuatu yang hilang. ℹ️genre : fanfiction, mystery, thriller...