8

6.6K 2K 1K
                                    

membaca kata merapi ngebuat pikiran chanyeol langsung kosong. otaknya berusaha keras mencerna balasan-balasan chat dari orang dengan display name the8 yang sama sekali ga pernah dia temui, ga kenal sama sekali, bahkan nama aslinya aja chanyeol ga pernah tau.

kemudian barusan aja dia bilang kalo tau perihal desa werewolf dan pernah nyoba kesana. jujur aja chanyeol bakal ngerasa lebih baik kalo ternyata the8 cuma bercanda atau bilang kalo dia cuma prank.

sayangnya, isi pikiran chanyeol itu langsung dihancurkan oleh balasan dari the8 setelahnya.

the8 : kalo lo berpikir gue bercanda or trying to say some bullshit
the8 : gue lagi serius
the8 : 100%

chanyeol ngerasa kewalahan menerima segala informasi. dia memilih menekan tombol off pada smartphonenya lalu memasukkannya ke dalam saku. tangannya mengusap wajahnya kasar, dilanjut jarinya yang memijit-mijit  pangkal hidung, berusaha menata kembali pikirannya yang kali ini terasa amat kusut.

melihat chanyeol yang tiba-tiba kalut dan keliatan stress tanpa ngasih hint sama sekali tentang apa yang sebenarnya terjadi ngebuat taeil, johnny, dan lucas hanya bisa menampilkan rupa muhammad ibnu di wajah mereka.

"ada apa dah?" bisik johnny yang langsung mendapat kedikkan bahu dari taeil dan lucas. gak ada satupun dari ketiganya yang berani nanya langsung ke chanyeol. mereka lebih milih berdiri dalam diam sambil menatap ujung sepatu masing-masing.

perlu diingat kalo mereka berempat masih berada di dufan alias tempat umum. jadi kalo semisal ada orang asing yang menganggap sedang ada ospek dadakan di taman hiburan, jangan heran. karena sekarang posisi dan pose mereka berempat benar-benar menempati scene yang pas dari sebuah ospek.

chanyeol yang berkacak pinggang lalu kembali memijit pelipisnya dengan sebelah tangannya, sementara sebelahnya lagi masih setia berada di pinggang, juga ekspresi ingin ngomel sebanyak lima ratus halaman. sedangkan taeil, johnny, dan lucas berdiri menunduk di hadapannya hanya diam sejuta bahasa sambil menatap lekat ujung sepatu yang padahal gak ada menarik-menariknya sama sekali.

padahal juga gak ada salahnya kalo mereka nanya, toh mereka bisa disebut partner karena berada pada misi yang sama. cuman tuh ya, cuman, dari tubuh chanyeol sekarang itu kayak keluar aura untouchables yang sekali senggol bisa-bisa langsung dibalas auman macan gunung salak. 

setelah chanyeol ngerasa sedikit tenang  dan terkendali, dia mengajak yang lain untuk mencari tempat lebih enak dan nyaman buat bicara. gak mungkin kan brainstorming kali ini sambil panas-panasan di tengah jalanan dufan, yang ada malah jadi brainburning.

restoran cepat saji berlogo huruf m kuning menjadi destinasi mereka untuk duduk-duduk dan bicara. bukan numpang duduk doang loh ya, mereka juga beli makan. biarpun waktu itu pernah makan sebungkus nasi goreng bertiga, taeil, johnny, dan lucas masih rela mengeluarkan uang buat mekdi kesukaan banyak orang.

chanyeol menyarankan buat mereka bertiga menghabiskan makan siang di hadapan mereka dahulu. ketiganya langsung menurut, meskipun banyak pertanyaan berkeliaran di kepala meminta buat segera diberi jawaban.

sendawa dari lucas akhirnya menjadi garis finish dari sesi makan siang kali ini. keempat dari mereka udah siap untuk menuju sesi selanjutnya.

chanyeol menempelkan kedua sikutnya pada meja, menyatukan kedua tangannya untuk menopang sebagian berat kepalanya. dia masuk mode serius, "jadi gini."

mukadimah telah berkumandang teman-teman. ambil cemilanmu lalu duduk dengan tenang dan dengarkan.

"the8 bilang dia tau soal desa werewolf."

mendengar pernyataan dari chanyeol itu johnny pengen banget ngebalas dan bertanya lebih lanjut, tapi karena sangking banyaknya kalimat yang terbentuk di pikirannya dia malah berakhir mangap-mangap gak jelas dengan alis bertaut.

-; merapi : sacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang