Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita mau kemana sih jen? Dari tadi aku nanya nggak di jawab-jawab, nyebelin!"
Masa bodo dengan istri nya yang sedang mengoceh Jeno mengeluarkan kain bewarna hitam panjang. Lalu ia hendak memakaikan kepada Naina tetapi ia sudah di tahan
"M-mau ngapain?"
"Tutup mata dulu sayang"
"Tapi mau ngapain, nanti aku susah jalan"
Jeno menatap Naina dingin membuat wanita itu langsung menurut di pakaikan kain tersebut.
Perlahan langkah Naina di tuntun oleh Jeno untuk ke suatu tempat.
"Jen, udah sampai belum?"
"Udah"
"Aku buka ya?"
"Iya buka aja"
Naina membuka kain yang di lilitkan di kepala untuk menutup mata nya tadi dan tepat ia membuka mata di kejutkan dengan sebuah Rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"J-jen, ini rumah siapa?"
"Rumah kita"
Naina menengok ke Jeno "Jen, jangan ngada-ngada kamu. Astaga jangan kaya bocah yang setiap ngelihat rumah mewah langsung bilang 'Ini rumah gue!' nggak boleh gitu jen udah yuk pulang"
Jeno terperangah mendapatkan respon Naina, bisa-bisa nya istri nya itu memikirkan hal seperti tadi.
"Sayang, ini rumah kita. Rumah kita!" Jeno menekankan kata terakhir agar Naina mempercayai nya.
"H-hah?" Mata Naina berkedip beberapa kali dengan mulut yang sedikit terbuka.
" You serious?" Jeno mengangguk.
Selepas itu Naina langsung menghamburkan tubuh ke dalam pelukan Jeno.
"I can't say anything but thank you very much" Kata Naina sedikit terharu, pasal nya ia mengira Jeno hanya memiliki Apartemen juga rumah kedua orang tua nya.
"Kamu suka?" Naina melepas pelukan nya lalu mengangguk.
