1. Surat

91 19 5
                                    

10 Januari abad ke-32

Kota helix. Kota yang hampir separuhnya adalah gedung pencakar langit dan serba modern ini biasanya tampak cerah dan dipenuhi orang-orang normal yang menghabiskan waktu dengan sekadar berjalan-jalan di taman atau di pinggir-pinggir jalan kota yang tampak indah, dengan tatanan lampu jalan dan bangku-bangku yang tersusun rapi, kota ini sangat cocok untuk mengurangi stress para pegawai yang terkenal sangat sibuk. Namun entah mengapa hari ini sangat berbeda, Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang bergemuruh bersahut-sahutan menghiasi kota siang itu. Seakan ingin pamer siapa yang paling keras gemuruhnya diantara mereka.

Di tengah megahnya gedung-gedung tinggi itu berdiri rumah sederhana milik profesor muda yang bernama Pablo. Dengan kerendahan hati serta berbagai prestasiyang mengagumkan, Sang professor tidak begitu tertarik dengan kemewahan, iahanya tertarik dengan penelitian dan keluarganya saja. Meskipun ia seringditawari rumah yang lebih besar dan mewah oleh berbagai perusahan, ia tetapmenolak dan hanya berkata lebih baik uang tersebut mereka sumbangkan untukmembiayai penelitiannya daripada hanya sekadar membeli rumah yang mewah. Meskihanya rumah sederhana namun disana terdapat berbagai penemuan sang professoryang sudah lama menjadi incaran kolektor dan beberapa perusahaan terkenal yangpastinya akan dibeli dengan harga yang sangat mahal jika sang professor memangingin menjualnya. Siang itu professor sedang sibuk mengerjakan penelitianterbarunya di lab rahasia yang lumayan jauh dari kota dan hanya beberapa orangsaja yang mengetahui lab tersebut, termasuk sang istri tercinta.

Di balik jendela rumah milik sang professor muda, berdiri anak berumur 6 tahun yang sedang melihat betapa marah dan sedihnya langit saat itu. "Bu... coba ibu kesini sebentar, lihat! hujan diluar sangat deras," ujarnya kepada wanita yang sedang membuat sup hangat di dapur, Wanita itu pun datang mendekati bocah itu dan melihat keluar jendela "Iyaa... tidak biasanya kota helix seperti ini, aneh sekali, semoga saja tidak terjadi sesuatu."

Hujan sangat deras di luar, tanpa sadar sayup-sayup terdengar suara pintu diketuk yang bahkan hampir tidak terdengar oleh penghuni rumah "Tok tok, tok tok suraat," kata seorang pria di luar rumah pemakai jas hujan yang sudah basah kuyup terkena hujan. "Chiko... tolong bukakan pintunya nak," pinta wanita itu pada Chiko."Iya... bu," Jawab Chiko yang langsung berjalan menuju pintu.

perlahan pintu itu terbuka dengan sesosok anak kecil yang sedang berdiri dan tersenyum lebar kepada pengirim surat "Ya... ada yang bisa Chiko bantu?" Tanya Chiko dengan ramah.

"Apa benar ini kediaman keluarga Pablo?" Pria itu balik bertanya.

"Yaa.. Chiko anak professor Pablo," jawab Chiko dengan wajah polosnya.

"Oh ini yang namanya Chiko," Pria berjas hujan itu tersenyum "Kebetulan sekali, ini ada surat dari beliau buat Chiko, tapi beliau berpesan untuk meletakkannya di laci meja kerja professor, jangan kasih tau siapa-siapa tentang surat ini yaa termasuk ibumu, simpan disana dan jangan dibuka. Dan beliau berpesan jika beliau tidak pulang hingga ulang tahun Chiko yang ke 17, Chiko boleh membacanya sebagai kado dari beliau," terang si pengirim surat pada Chiko.

"Aaa... Chiko paham, oke Chiko laksanakaan," Jawab Chiko sembari mengambil surat dari tangan si pengirim, Chiko mebolak-balikan surat itu mencari tombol untuk membukanya namun tidak ada, dan saat Chiko melihat ke depan orang itu menghilang.

Kurensia: dunia mimpi yang dihuni oleh elf [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang