8. How Can?

735 54 0
                                    

Renjun langsung menarik Eomma-nya pergi dari sini. Tak hanya Eomma, ia juga menarik Jaemin dari pesta yang telah ia hancurkan.

Sampai didepan lobby hotel dan ingin membawa masuk Winwin ke dalam taksi, Renjun dicegah oleh bodyguard sang Appa.

"Maafkan kami Nona Renjun. Tapi Tuan Nakamoto memerintah saya untuk menjaga anda." Ujar sang bodyguard.

"Lepaskan aku! Aku ingin membawa Eomma-ku!" Pinta Renjun, memberontak dalam kungkungan sang bodyguard berbadan besar.

Winwin tidak bisa melihat anaknya seperti ini. "Pulanglah. Aku masih harus melanjutkan pekerjaanku. Aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu." Ujar Winwin lalu mulai masuk ke dalam hotel, meninggalkan kedua anaknya yabg telah di pegang bodyguard Yuta.

"Eomma! Eomma! Eomma jangan tinggalkan Renjun! Renjun ingin tinggal bersama Eomma! Eomma!" Teriak Renjun yang terus di hiraukan Winwin.

Winwin tetap jalan meninggalkan anaknya, dengan deraian air mata yang terus keluar ketika sang anak yang terus meneriaki namanya.

Renjun dan Jaemin langsung di masukkan kedalam mobil yang baru saja di bawa oleh anak buah Yuta. Bukan mobil Limousin yang tadi ia naiki.

"Eomma! Eomma!" Teriak Renjun, menghadap ke arah jendela. Berharap sang Eomma datang dan membawanya.

Jaemin yang sudah tidak tega mendengarnya, ia langsung membalikkan tubuh Renjun agar menatapnya. Memegang kedua pundak Renjun, dengan sedikit menggoyangkannya.

"Renjun-ah tenanglah!" Sentak Jaemin.

"Tenang kau bilang! Tadi itu kesempatam langka! Setelah bertahun-tahun kita tidak bertemu Eomma? Akhirnya kita bertemu! Dan kau bilang apa?! Tenang! Mana bisa aku tenang!" Teriak Renjun tepat di hadapan Jaemin.

Jaemin memejamkan matanya ketika Renjun berteriak kepadanya. Ia tau Renjun sedang bahagia sekaligus Emosi.

Benar apa yang di katakan Jaemin. Renjun sedang senang dan emosi saat ini. Ia senang karena bisa bertemu dengan Eomma-nya lagi. Tapi dia emosi karena Eomma-nya dipermalukan di depan umum. Terlebih sekarang dia malah di bawa kabur oleh bodyguard suruhan sang Appa.

Renjun memang tidak menyangka bahwa kehadirannya kesini, membawa dirinya bertemu dengan sang Eomma.

Awalnya ia hanya sedang menikmati acara makannya saja, tidak perduli dengan acara.

Namun lambat laun dia terusik ketika mendengar teriakan yang di lantunkan Yuna. Ia cuek dan berusaha acuh atas drama yang di mainkan Yuna saat ini.

Namun ketika netranya menangkap bahwa Yuna sedang memarahi pelayan, Renjun emosi. Ia tidak suka melihat orang lain di rendahkan.

Ia ingin menghampiri Yuna. Namun ia terhenti ketika dirinya mengenali wajah itu. Wajah yang selalu ia rindukan di setial malam dan bahkan di setiap harinya.

Lamunan Renjun membuyar ketika Yuna yang terus saja menyalahkan sang Eomma. Apalagi mempermalukan Eommanya dengan cara mendorong Eomma-nya hingga terjatuh dan menimpa kue yang jatuh tepat di atasnya. Membuat sekuruh tubuhnya terlumuri kue.

Renjun naik pitam. Ia marah dan murka. Ia langsung saja menarik taplak meja yang ada disana. Bukan hanya satu, tapi semua. Menghancurkan banyak piring disana. Tidak hanya itu, Renjun juga menghancurkan seluruh dekorasi.

"Renjun-ah. Aku tau kau sangat terkejut, senang sekaligus marah, sama seperti apa yang aku rasakan. Namun kau tidak bisa bertindak gegabah. Kau tau kalau tingkah-mu bisa membahayakan Eomma." Ujar Jaemin.

Renjun terdiam. Ada benarnya juga pernyataan Jaemin, kalau ia gegabah dan menciptakan kerusuhan, Yuna tidak akan tinggal diam. Ia pasti mengincar Eomma-nya.

"Sekarang tenangi dirimu. Kita kerumah saat ini. Besok, kita akan cari Eomma lagi. Arraseo?" Ujar Jaemin yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Renjun.

Memang sudah menjadi tugas Jaemin setiap harinya untuk meredahkan amarah Renjun, sang kakak. Walaupun Renjun kakaknya, Jaemin yang selalu menasehati, menegur, memarahi, menenagkan dan mengurus masalah yang di lakukan Renjun.

Jaemin sebenarnya sama halnya dengan Renjun. Ia terkejut atas kedatangan Eomma-nya. Terlebih ketika melihat sang Eomma yang menjadi pelayan hotel, serta di permalukan oleh Yuna.

Jaemin tidak suka. Tapi Jaemin tidak boleh bertindak semaunya. Yuna pasti akan berbuat sesuatu kepada Eomma-nya kalau dirinya memancing amarah Yuna.

Maka dari itu Jaemin memilih diam. Ia berharap bahwa Renjun tidak datang kesini. Tapi sepertinya perkiraan dia salah. Dia juga beruntung bahwa Renjun menyelamatkan Eomma-nya. Tapi di lain sisi ia takut tingkah Renjun akan memancing amarah Yuna dan semua itu akan berimbas kepada Eomma-nya.

---

Setelah sampai, Mereka berdua segera masuk kedalam rumahnya. Masuk ke dalam kamarnya masing-masing tanpa berbicara apapun.

Di kamar, Renjun langsung menelepon orang suruhannya. Meminta dia menyelidiki tempat Eomma-nya saat ini.

Bagaimana?

Benar, dia baru saja bekerja disitu selama satu minggu.

Bagaimana dengan alamat rumahnya? Apakah kau sudah mendapatkan informasinya?

Eomma-mu memasukkan alamat palsu. Aku tidak menemukan dimana dia tinggal.

Arraseo. Kau bisa mencarinya secara perlahan. Aku minta kepadamu jadwal Eomma-ku bekerja.

Oke, akan aku kirimkan lewat email.

Setelah itu, Renjun mematikan teleponnya secara sepihak.

"Eomma, akhirnya aku menemukan-mu." Gumam Renjun dengan senyumannya.

Dilain sisi Yuta dan Yuna membubarkan acara pesta ulang tahun perusahaan mereka yang hancur karena ulah Renjun.

"Apakah kau berniat kembali ke istri lama-mu, setelah melihat kehadiran dirinya?" Sindir Yuna yang saat ini sudah berada di dalam mobil yang sama dengan Yuta.

"Jangan berbicara omong kosong dan memulai keributan." Ujar Yuta yang sangat tidak ingin berdebat dengan Yuna.

"Kenapa? Kau benar-benar masih mencintainya?" Selidik Yuna, menatap Yuta intens.

"Kau pikir, aku menikahi-mu karena aku mencintai-mu? Ayolah Yuna, pikiran-mu terlalu dangkal sekali kalau menganggap itu." Ujar Yuta, dengan wajah datarnya.

Yuna menggeram kesal, mencengkram buku jarinya yang mulai memutih. "Bagaimana bisa ia kembali ke Korea?!" Sentak Yuna yang dibalas kedihan bahu acuh oleh Yuta.

"Kau tidak mengira diriku yang memulangkannya bukan?" Ujar Yuta ketika melihat tatapan intens Yuna.

"Bisa jadi itu kamu!" Tuduh Yuna.

"Kalau memang aku yang memulangkannya, aku tidak mungkin terkejut ketika melihat dirinya. Lagipula kau menggerakan semua anak buah-mu bukan?" Ujar Yuta yang masuk di akal Yuna.

"Tapi bagaimana bisa dia kembali?!" Teriak Yuna kesal.

"Mungkin kuasa-mu telah hilang." Balas Yuta acuh.

"Lihat saja! Aku akan memecat dirinya! Agar dia tidak bertemu dengan Renjun dan Jaemin!" Ujar Yuna yang mulai menelepon orang suruhannya.

"Mau kau berusaha sekeras apapun memisahkan kedua anak-ku dengan ibunya, Tuhan mempunyai rencana dan takdirnya sendiri. Jika kau bersikeras memisahkannya, Tuhan pasti punya berbagai cara untuk mempertemukannya." Ujar Yuta.

"Apakah saat ini kau sedang menceramahi-ku?!" Sentak Yuna yang hanya di balas dengusan oleh Yuta.

NAKAMOTO FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang