3. I Really Want it!

1K 63 0
                                    

Pagi harinya. Setelah mereka bertiga sarapan, Renjun pun mengantarkan Shotaro sekolah sebelum pergi ke sekolahnya, sesuai janji yang di katakan Renjun.

"Sudah sampai sini saja." Ujar Shotaro ketika mereka berhenti di depan sebuah gang kecil.

"Beneran gapapa sampai sini? Aku antar sampai rumah aja ya?" Ragu Renjun ketika menatap lingkungan rumah Shotaro. Seperti tempat yang lingkungannya tidak bagus.

"Ah aniya. Ini sudah sangat dekat dengan rumah-ku. Gumawo Renjun-ah." Ujar Shotaro.

"Sama-sama. Tapi beneran gapapa-kan? Kalo ada apa-apa hubungi aku. Aku sudah memberikan nomor ponsel-ku kepada-mu bukan?" Ujar Renjun.

Shotaro menganggukkan kepalanya. "Nanti aku hubungi kalau memang terjadi sesuatu kepada-ku. Renjun, Jeno? Gumawo." Ujar Shotaro, menatap Renjun dan Jeno secara bergantian.

"Iya sama-sama. Kau jalan saja terlebih dahulu. Aku akan jalan kalau sudah memastikan-mu aman." Titah Renjun.

Shotaro pun mulai jalan ke dalam, meninggalkan Renjun dan Jeno.

Shotaro pun sampai di rumahnya. Diketuk-nya pintu rumahnya dan langsung di buka oleh orang yang ada di dalam.

"Shotaro! Kau habis darimana saja sayang? Eomma mencari-mu Nak!" Ujar sang Eomma yang langsung memeluk Shotaro, dan membawa Shotaro ke dalam.

"Eomma maafkan aku karena membuat-mu khawatir." Ujar Shotaro menyesal karena telah membuat Eomma-nya khawatir.

"Gwenchana, yang terpenting kamu tidak apa-apa. Tapi, kau darimana saja sayang, Eomma mencari ke kerjaan-mu tapi kau tidak ada." Tanya Eomma-nya.

"Tadi malam ketika aku ingin pulang, ada sekelompok pria yang mengganggu-ku. Tapi untung saja aku di selamatkan oleh seorang wanita." Jelas Shotaro.

Eomma-nya sempat terkejut, namun ia bernafas lega ketika sang anak tidak apa-apa.

"Eomma berterima kasih kepada anak itu." Ujar sang Eomma.

"Terus tadi malam kau tidur dimana? Apakah kau sudah makan?" Tanya sang Eomma.

"Aku tidur di sebuah apartemen Eomma. Apartemen yang biasa kita tonton di drama. Eomma tau? Itu benar-benar bagus, persis seperti apa yang ada di dalam drama. Aku juga sudah makan. Makanannya sangat aneh Eomma, bukan makanan yang sering kita makan, tapi makanannya sangat enak." Jelas Shotaro dengan antusias dan membuat sang Eomma tersenyum senang.

Baru saja Eomma-nya ingin menyahut perkataan Shotaro, sebuah pintu mengalihkan atensi mereka.

"Biar Taro saja yang buka." Ujar Shotaro yang mulai beranjak dari duduknya.

"Kun Ahjussi!" Pekik Shotaro senang ketika melihat Kun datang.

"Eoh, Shotaro sayang. Bagaimana kabar-mu? Dimana Eomma-mu?" Tanya Kun.

"Eomma ada di dalam. Ayo Ahjussi, kita ke dalam." Ujar Shotaro, mempersilahkan Kun masuk.

"Winwin, dimana kamu?" Panggil Kun, berjalan masuk ke rumahnya.

"Eoh, Oppa? Ada apa kemari? Tumben sekali?" Tanya Winwin seraya menaruh masakkan yang ia masak, ke atas meja makan.

"Oppa sudah makan?" Sambung Winwin.

"Aku sudah makan. Bisakah aku berbicara kepada-mu dan Shotaro? Ada yang ingin aku bicarakan kepada kalian berdua." Pinta Kun yang sudah merubah raut wajahnya menjadi serius.

Winwin menautkan kedua alisnya. Sepertinya Kun ingin membicarakan masalah uang serius.

Tapi Winwin tetap menuruti perintah Kun, ia segera memanggil Shotaro dan beranjak dari dapur menuju ruang tamu.

"Ada apa ya Ahjussi?" Tanya Shotaro yang mulai bingung.

"Aku sudah menemukan pekerjaan untuk-mu Win. Menjadi pelayan di sebuah hotel bintang lima. Gajinya lumayan besar. Bagaimana? Kau mau tidak?" Tanya Kun.

Winwin langsung mengiyakan. Yakali dia tidak mau pekerjaan. Sekarang mencari perkerjaan sangat sulit.

"Tentu saja aku mau. Kapan aku mulai berkerja?" Tanya Winwin.

"Mulai besok pun kamu bisa. Tapi tempat ini berada di Gangnam." Ujar Kun yang membuat Winwin bungkam.

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal untuk kalian disana. Aku juga sudah mendapatkan sekolah untuk Shotaro disana. Aku mendaftarkan beasiswa untuk Shotaro di Art and Talented School." Sambung Kun.

"Di Gangnam Ahjussi? Gangnam yang merupakan kawasan elite di Seoul? Tempat yang sering ada di Drama? Dan juga Art and Talented School? Sekolah yang terkenal itu?" Tanya Shotaro, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

Kun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang. Sekolah dan jalan yang sering kau tonton di drama." Ujar Kun.

Shotaro tersenyum, matanya berbinar ketika mendengar itu. "Wuah daebak. Aku akan bersekolah disitu?" Tanya Shotaro yang masih tidak percaya.

"Bagaimana Win? Apakah kau bersedia? Kalau kau mau, aku akan membantu-mu untuk pindah. Kau tidak usah membawa apapun. Cukup baju dan barang penting yang memang harus kalian bawa." Ujar Kun, menatap Winwin.

Ah, bukan hanya Kun. Tapi juga Shotaro yang terus menatap Winwin dengan binar mata penuh harap dan permohonan. "Apakah tidak terlalu merepotkan-mu?" Tanya Winwin tidak enak.

Sebenarnya bukan ini alasannya. Melainkan ia sangat takut apabila bertemu dengan orang yang ia sayangi. Ia takut bertemu dengan mantan suaminya dan berakhir Shotaro yang dibawa olehnya, seperti apa yang dilakukan kedua anak kembarnya.

Maka dari itu Winwin memilih untuk mengasingkan diri.

Awalnya dirinya tinggal di Jepang selama bertahun-tahun disana. Namun ia memutuskan untuk kembali lagi ke Seoul karena orang kepercayaan kedua orang tuanya meninggal. Winwin akhirnya memutuskan untuk kembali ke Seoul untuk menyelawat orang yang bertahun-tahun menjaga dirinya atas mendiang kedua orang tuanya.

Sebenarnya Winwin ingin kembali ke sana. Tapi surat wasiat dari kedua orang tuanya yang di titipkan kepada tangan kanan kepercayaan orang tuanya, yang akhirnya di berikan kepada dirinya melalui perantara anaknya.

Isi surat itu adalah menyuruh Winwin untuk tetap tinggal disini. Orang tuanya ingin Winwin menjenguk mereka di kuburan selama satu bulan sekali. Bercerita tentang harinya dan kegiatan yang telah ia lalui.

Winwin akhirnya tinggal kembali di Seoul. Membawa sang anak untuk menemui kuburan Halmonie dan Harabojinya.

Tapi, walaupun Winwin tinggal di Seoul? Winwin tidak berani untuk tinggal di daerah perkotaan yang sering dan banyak di kunjungi. Dirinya lebih memilih untuk mengasingkan diri di sudut kota Seoul.

Winwin juga tinggal di daerah yang kumuh dan tidak terlalu bagus, agar sang mantan suaminya tidak menemui dirinya ataupun anaknya.

Winwin tidak mau mengambil resiko yang akan memisahkan dirinya dengan sang anak lagi, kalau dirinya sampai bertemu dengan mantan suaminya.

Bagi Winwin, sudah cukup untuk menjauh dari kedua anak kembarnya. Ia tidak mau kehilangan anaknya lagi. Apalagi anak yang ia kandung dan ia besarkan sendiri.

Kenapa Winwin tidak menemui anak kembarnya dan mengambil anak kembarnya kembali?

Winwin ingin sekali, sangat ingin malah. Ia ingin anak kembarnya tinggal bersama dengan dirinya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kuasa sang suaminya sangat kuat.

NAKAMOTO FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang