10. I Love U, but

1K 65 0
                                    

Sore ini. Sepulang sekolah, Jaemin tiba di sebuah restaurant, di antar oleh kekasihnya Mark untuk menemui seseorang.

Mark dan Jaemin duduk secara berhadapan, menunggu seseorang yang mereka tunggu, datang melayani mereka.

"Selamat sore, dengan saya Winwin. Ada yang bisa saya bantu." Ujar Winwin dengan memegang sebuah nota, menatap sepasang remaja yang Winwin yakini bahwa mereka sepasang kekasih.

Jaemin yang semula menutupi wajahnya dengan menu pun menurunkan menu itu. "Eomma." Ucap Winwin, menatap sang Eomma dengan senyuman yang sangat mirip dengan Yuta.

"Eomma, bisakah kita bicara?" Pinta Jaemin kepada Winwin yang ingin pergi.

"Mian, aku sedang banyak kerjaan dan tidak bisa menerima ajakan-mu." Ujar Winwin.

"Ahjumma. Ahjumma tenang saja. Aku yang akan berbicara kepada bos Ahjumma. Sedangkan Ahjumma? Ahjumma bisa bicara dengan Jaemin, dengan nyaman tanpa perlu terganggu." Ujar Mark, mendudukkan Winwin dihadapan Jaemin.

Mark lalu beranjak, menuju pemilik toko ini dan meminta pemilik toko untuk mengeluarkan semua pelanggan yang datang hari ini.

Mark menyewa restaurant ini khusus hari ini. Agar Jaemin dan Winwin bisa bicara dengan santai.

"Bagaimana kabar Eomma?" Tanya Jaemin dengan senyumannya. Ia masih tidak percaya melihat Eomma-nya disini.

Beruntung tadi malam ia bertindak dengan cepat. Ia meminta Mark yang datang saag itu untuk menghampiri dan menyelidiki Eomma-nya.

Jaemin tau kalau Eomma-nya akan dipecat oleh Yuna. Alhasil Jaemin meminta tolomg kepada Mark untuk membantu sang Eomma. Mark pun menuruti permintaan Jaemin. Mark menyuruh salah satu penjaganya untuk menghampiri Winwin yang sedang berberes.

Mark juga menyuruh penjaganya untuk menawarkan pekerjaan di restaurant miliknya saat ini.

Iya restaurant saat ini yang tengah di kunjungi Mark dan Jaemin. Mark meminta kepada seluruh karyawannya untuk bersikap biasa saja. Seolah Mark ini pelayan biasa seperti yang lainnya.

"Eomma." Tegur Jaemin sekali lagi kepada Eomma-nya yang tak kunjung membalas pertanyaannya.

"Jaemin, bisakah kau tidak mengunjungi-ku lagi?" Pinta Winwin, menatap wajah sang anak dengan tatapan datar nan menusuk.

"Maksud Eomma?" Tanya Jaemin dengan tergagap. Ia masih tak menyangka bahwa kalimat yang di lontarkan sang Eomma saat pertama kali bertemu adalah ini.

"Iya, tidak usah menemuiku lagi. Tinggal-lah bersama Appa-mu dan Eonni-mu Renjun." Ujar Winwin.

"Eomma, ini aku loh anak Eomma. Aku tau Eomma pasti terkejut dan takut sama kuasa Appa dan Yuna. Tapi sudah aku pastikan bahwa tidak ada yang menguntitku kemari dan mereka tidak tau bahwa aku bersama Eomma." Ujar Jaemin yang masih berusaha meyakinkan Eomma-nya supaya sang Eomma tidak berkata seperti itu lagi.

"Lalu aku perduli? Aku tidak perduli mengenai kuasa Appa-mu. Pulang-lah dan tidak usah menemui aku lagi. Aku sudah punya kehidupan baru serta keluarga baru." Ujar Winwin yang masih menampangkan wajah datar dan dinginnya.

"Eomma tau tidak? setiap hari aku dan Renjun selalu mencari keberadaan Eomma. Renjun sampai memberontak kepada Appa karena ingin bertemu Eomma. Renjun jadi tak terkendali Eomma, hanya karena untuk bertemu Eomma. Eomma tau? Setiap hari, waktu, jam, menit dan detik, Renjun selalu menunggu kedatangan Eomma. Ia selalu berharap kalau dia dapat bertemu Eomma." Ujar Jaemin.

Hati Winwin terasa tercabik mendengar kalimat yang di lontarkan puterinya saat ini. Rasanya ia ingin memeluk puteri yang sudah lama tidak ia lihat. Puterinya tumbuh cantik, persis seperti Yuta. Dan Renjun? Renjun mirip sekali seperti dirinya ketika ia lihat di pesta tadi malam.

"Eomma. Eomma sudah lihat kelakuan Renjun bukan? Ia sangat menyayangi Eomma. Renjun melakukan berbagai macam hal agar Appa mengembalikan dirinya kepada Eomma. Renjun merokok, balapan liar, meminum minuman keras di usianya yang belum legal, pernah ketangkap polisi dan berakhir di penjara, nilai sekolah Renjun juga jatuh Eomma. Renjun benar-benar hancur tanpa Eomma disisi-nya." Sambung Jaemin.

"Jaemin-ah, dengarkan aku. Kembali-lah ke Appa-mu. Kau tau? Aku tidak pernah meminta kalian untuk mencari-ku. Aku juga tidak pernah menunggu kedatangan kalian. Kalian pikir aku senang ketika kalian datang kembali ke kehidupan-ku? Tidak Jaemin-ah. Kau pikir dengan datangnya kembali kalian ke kehidupan-ku? Aku akan menyambut kalian? Merangkul kalian? Ayolah Jaemin. Aku juga sudah memiliki keluarga baru. Jadi, berhentilah mengharapkan aku untuk menjemput serta membawa kalian kembali. Hal itu tidak akan pernah terjadi." Ujar Winwin yang sukses membuat air mata Jaemin jatuh dari kedua matanya.

"Eomma." Tegur Jaemin, yang sudah tidak kuag mendengar semua perkataan Winwin.

"Eomma-ya. Eomma tau kalau perkataan Eomma ini bisa menyakiti puteri Eomma? Eomma, Renjun akan kecewa ketika mendengar ini langsung dari mulut Eomma." Peringat Jaemin.

Iya tidak bisa membayangkan kalau Renjun mendengar semua ini dari Eomma-nya. Eomma yang sangat Renjun cintai dan Renjun cari setiap waktu tanpa kenal lelah.

Eomma yang selalu membuat Renjun berharap dan bertahan di kediaman Nakamoto. Dengan harapan jika Eomma-nya datang, Eomma-nya bisa langsung membawa Renjun tanpa harus mencari keberadaan Renjun.

Tapi apa yang akan Renjun dapatkan atas semua yang ia lakukan? Hanya perkataan yang akan membuat dirinya sakit.

"Maka dari itu. Jangan pernah memberi tahu keberadaanku kepada Renjun, kalau kau tidak mau membuat Renjun sakit atas perkataanku." Ujar Winwin yang ingin pamit, tapi di tahan oleh Jaemin.

"Eomma, apakah Eomma benar-benar sudah tidak sayang kepada kami?" Tanya Jaemin penuh harap, dengan air mata yang terus berjatuhan.

"Aku tidak mencintai kalian. Jadi, berhenti-lah mencari-ku atau mendatangi-ku." Ujar Winwin.

Jaemin menggeleng tak percaya, ia memegang kedua pundak Winwin, dan membalikkan tubuh Winwin dalam sekali hentakan.

"Tatap mata-ku dan katakan sekali lagi Eomma! Katakan bahwa Eomma tidak mencintai aku dan Renjun lagi!" Pinta Jaemin dengan jeritan lirih dan memohon.

Sungguh, hati Winwin benar-benar terasa tercabik ketika melihat sang puteri memohon seperti ini. Ia benar-benar ingin memeluknya dan berkata bahwa dirinya sangat menyayangi serta merindukan mereka. Setiap hari, Winwin merasa bersalah dan di hantui oleh rasa bersalahnya karena meninggalkan mereka, tidak merawat serta melihat tumbuh kembang mereka.

Tapi Winwin tidak boleh melakukan itu demi kebaikan keluarga-nya. Ia tidak mau ego-nya membuat orang yang ia sayang tersakiti.

Apalagi kalau sampai Yuna menyakiti kedua anaknya karena bertemu dengan dirinya. Winwin tidak akan memaafkan dirinya seumur hidup kalau hal itu sampai terjadi.

Winwin menghela nafasnya kasar, wajahnya terangkar untuk menatap sang anak. Netranya berseteribubruk dengan netra sang anak.

"Aku tidak mencintai dan menyayangi kalian lagi. Kau, maupun Renjun." Ucap  Winwin, lalu melepaskan tangan Jaemin dari pundaknya dan pergi meninggalkan Jaemin.

NAKAMOTO FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang