BAB Satu : CHIN CORP

16 6 7
                                    

Sesuai dengan pemikirannya Hjie Na kalau masuk di perusahaan Chin Corp sungguh sangat mudah sekali. Padahal bagi orang lain apa yang ditanyakan oleh juri dari Chin Corp sangatlah sulit bahkan ada yang keluar dari ruangan itu dengan keadaan menangis karena tidak diterima.

Saat ini, Hjie Na masih kebingungan kenapa dia saja yang diterima. Hjie Na adalah anak yang cantik dan juga pintar, tidak salah kalau dia lulus SMA lebih cepat daripada teman-temannya dan dari kejadian orangtua-nya itulah merubah semua kehidupan Hjie Na.

Handphone Hjie Na berbunyi tidak lain yang menelpon adalah Ara, sahabatnya.

"Halo, ada apa?" Tanya Hjie Na

"Apa kau lulus?" Tanya Ara diseberang telpon.

"Iya, aku lulus. Tapi aku masih ada yang tidak beres disini, kenapa aku saja yang diterima?" Tanya Hjie Na bingung.

"Ayolah Hjie Na, jangan berpikiran buruk terus. Kau itu sangatlah pintar jadi wajar saja kalau kau itu keterima di perusahaan terkenal" Jawab Ara.

"Baiklah. Lalu ada apa lagi?" Tanya Hjie Na sambil melihat kearah lift terbuka

"Nanti malam kau harus mentraktir ku makanan enak Hjie Na" Jawab Ara semangat

"Okay, aku akan membawakan makanan enak ke apartment mu"Ucap Hjie Na yang masih melihat kearah lift terbuka

"Janji ya" Ucap Ara

"Iya janji, sudah dulu. Bye"Ucap Hjie Na sambil mematikan handphone nya.

Hjie Na yang masih terus melihat kearah lift terbuka.

"Kenapa lift itu terbuka?"Tanya Hjie Na seorang diri.

Dengan langkah berhati-hati Hjie Na pun melangkah kea rah lift yang terbuka itu, dan betapa kagetnya Hjie Na melihat seorang yang tengah terbaring dilantai lift itu dengan baju bersimpah darah.

"YA TUHAN.."Ucap Hjie Na kaget lalu mendekati pria itu.

"Tuan, apa kau baik-baik saja?" Tanya Hjie Na khawatir

"Tuan, jawablah aku" Tanya Hjie Na lagi.

"ck, kenapa tidak ada yang lewat sih. Aku harus cari pertolongan" Ucap Hjie Na

"Tuan, tolong tunggu sebentar ya. Aku akan mencari pertolongan untuk Tuan, tunggu sebentar saja Tuan" Ucap Hjie Na

Hjie Na berlari mencari bantuan, setelah beberapa menit berlari Hjie Na menemukan seorang pria yang memandang nya dengan tatapan menyeramkan.

"Tuan, tolong saya. Disana ada orang yang bersimpah darah" Ucap Hjie Na ke pria itu.

"Dimana?" Tanya pria itu.

"Di lift sana Tuan" Jawab Hjie Na khawatir.

"Ayolah Tuan, tolongi pria itu. Ayo cepat"Ucap Hjie Na sambil memegang tangan pria itu.

"Sebaiknya kau pulang, biar aku yang mengurus pria itu"Ucap pria itu.

"Tapi Tuan, pria itu..."Ucap Hjie Na. Sebelum Hjie Na menyelesaikan bicara-nya pria itu sudah memotong pembicaraan-nya.

"Lebih baik kau pulang sekarang, Nona"Ucap pria itu lagi

Karena Hjie Na merasakan aura menyeramkan dari diri pria dihadapannya ini. Maka tanpa pikir panjang Hjie Na pun mengiyakan ucapannya dan Hjie Na berjalan ke arah lift yang tidak jauh dari mereka berdiri dan Hjie Na pun masuk ke dalam lift untuk turun ke lantai bawah.

"Ternyata kau bersembunyi disitu, manusia busuk" Ucap pria itu. Lalu bergegas ke arah lift yang di maksud Hjie Na tadi sambil mengeluarkan pistol yang dia sembunyikan sedari tadi dibelakang punggung-nya.

The Silver BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang