Bab Tiga : Penderitaan

10 3 5
                                    

Sudah seminggu Hjie Na menjadi karyawan di Perusahaan Chin Corp, selama seminggu ini pun Hjie Na merasa sangat betah dengan pekerjaannya, orang-orang disekitar Hjie Na, bahkan atasannya Cindy pun selalu mempercayakan berkas penting kepada Hjie Na. Awalnya Hjie Na merasa kalau perusahaan ini sangatlah aneh, tapi lama kelamaan menjadi sangat betah bersama dengan karyawan disana.

"Apa yang kamu pikirkan, Hjie Na" Tanya Sarah. Teman Hjie Na seruangan.

"Tidak ada Sarah" Jawab Hjie Na sambil tersenyum.

"Kamu itu selain muda, ceria, juga sangat pintar ya Hjie Na" Ucap Sarah memuji Hjie Na.

"Hehehe.. Jangan memujiku terlalu tinggi Sarah, nanti aku bisa jatuh ke tanah dan itu sangatlah sakit" Ucap Hjie Na sambil tertawa

"Aku memuji mu Hjie Na, seharusnya kamu bilang terima kasih kekk. Kok malah bilang jangan memuji mu, bagaimana sih kamu" Ucap Sarah bete

"Hehehe.. Iya, terima kasih ya Sarah. Kamu sudah memuji ku" Ucap Hjie Na sambil tersenyum kepada Sarah.

"Iya sama-sama Hjie Na" Ucap Sarah sambil membalas senyuman Hjie Na

Jam sudah berlalu saat nya para staff karyawan pulang. Tapi Hjie Na selalu pulang terakhiran bukan karena asalan tapi Hjie Na ingin memastikan pria yang di temui di lift hari itu apa benar karyawan di perusahaan itu atau bukan.

Hjie Na sudah bertanya ke orang-orang yang sudah dia anggap teman, tapi dari mereka tidak ada yang tahu ciri-ciri yang di sebutkan oleh Hjie Na. Hjie Na pun mulai berpikiran aneh tentang pria yang satu lagi.

"Dia beneran menolong pria di lift itu atau tidak sih?" Ucap Hjie Na dalam hati. 

Hjie Na pun ke lantai 45, begitu Hjie Na sampai di lantai itu. Hjie Na merasakan hawa yang tidak Hjie Na mencoba untuk berpikiran positif tetapi tidak bisa, hingga Hjie Na merasa ada seseorang yang berdiri dibelakangnya. Hjie Na mencoba untuk berbalik tapi badannya sangat kaku.

"Tuhan, tolong hamba" Ucap Hjie Na dalam hatinya.

Hingga ada sebuah tangan yang memegang lengan Hjie Na, Hjie Na pun sangat kaget dan mencoba untuk merasakan tangan nya ini nyata atau tidak.

"Si..siapaa" Tanya Hjie Na gugup.

"Kau yang siapa, kenapa kau bisa berada disini" Tanya seseorang yang dibelakang Hjie Na. Mendengar suaranya adalah seorang laki-laki, Hjie Na pun membalikkan badannya dan betapa kagetnya Hjie Na yang memegang lengannya kini adalah pria yang aneh itu.

"Kau lagi" Ucap pria itu

"Sedang apa kau berada disini, Nona" Tanya pria itu dengan sinis.

"A..aku disini hanya ingin tahu, orang yang kemarin itu apa dia selamat" Jawab Hjie Na gugup

Pria itu melihat Hjie Na dengan sinis, entah apa yang pria itu pikirkan tentang Hjie Na tapi yang jelas kini Hjie Na merasa sangat ketakutan.

"Ap..apa aku salah bertanya?" Tanya Hjie Na gugup

"Orang itu sudah mati" Jawab pria itu santai. Dan Hjie Na sangat kaget mendengar perkataan dari pria yang di depannya ini.

"Dia mati, apa kau sudah menolongnya?" Tanya Hjie Na yang tidak bisa menyembunyikan kagetnya.

"Dia sudah mati, Nona. Lebih baik kau pulang sekarang dan jangan pernah lagi kau menginjakkan kaki mu di lantai ini, paham" Ucap pria itu dengan tatapan menyeramkan.

"Tapi, aku belum selesai bertanya. Apa dia mati di lift itu atau di Rumah Sakit, ayolah Tuan aku ingin tahu. Dan dia karyawan sini atau bukan" Tanya Hjie Na panjang lebar.

Pria itu mengamati Hjie Na lebih dekat, karena pria itu mendekati Hjie Na. Hjie Na mundur perlahan-lahan hingga akhirnya badan Hjie Na terbentur dinding dibelakangnya.

"A..appaa yang kau lakukan, Tuan. Cepatlah menyingkir dari ku sekarang" Ucap Hjie Na gugup

Pria itu pun menekan tombol lift yang ada di samping Hjie Na. Dan lift itu pun terbuka.

"Silahkan, pulang Nona. Sebelum aku berbuat yang tida-tidak kepada mu" Ucap pria itu dengan menyidik

Mendengar hal itu membuat Hjie Na mendorong badan pria itu lalu masuk kedalam lift yang terbuka.

.

Didalam perjalanan pulang Hjie Na merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Karena rasa ketakutannya tadi belum hilang, Hjie Na pun mencoba berjalan dengan menambahkan kecepatannya. Tiba-tiba..

"AAAKKKKKHHHHH" Teriak Hjie Na

"Hei Nona, apa yang kau teriakan, Hahh" Tanya seorang pria gemuk

"Kau.." Ucap Hjie Na gugup

"Iya ini aku, aku mau menagih sisa utang ayahmu itu. Ini sudah lewat dari tanggal yang kau janjikan" Ucap si pria gemuk

"Maafkan aku, aku belum ada uang nya. Aku baru beberapa minggu dapat kerjaan dan pastinya aku belum gajian" Ucap Hjie Na sambil memohon

"Aku mau uang itu besok, Nona" Ucap pria gemuk itu

"Tapi, dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sehari" Tanya Hjie Na panik

"Mana aku tau, yang penting besok malam uang itu harus ada dan lunas" Ucap pria gemuk

"Aku pergi dulu" Ucap pria gemuk itu lagi.

Otak Hjie Na berputar-putar, Hjie Na tidak bisa berpikir. Ya pertama karena ketakutan dan yang kedua karena si penagih utang itu. Kenapa penderitaan itu selalu datang dengan bersamaan, apa yang akan dilakukan oleh Hjie Na besok. Dan darimana dia mendapatkan uang itu??

.

.

_Bersambung_

The Silver BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang