Chapter 16

26 13 6
                                    

Tidak lama arikel itu di publikasikan, pihak agensi mengklarifikasi bahwa wanita itu staff dari SM Entertainment. Pihak agensi terpaksa berbohong, karena jika di publikasikan secara jujur, akan berdampak buruk bagi grup maupun bagiku.

Setelah menutup telpon dari Lin Yi akupun bergegas mandi, setelah selesai mandi, ada panggilan masuk dari Kai.

"Hana-ya.. maaf.. lagi-lagi aku membatalkan dinner kita. Manager tidak membolehkan aku pergi beberapa hari ini, karena skandal yang ada, maaf aku menarikmu ke masalah ini" ucap Kai yang terdengar sedih di telpon.

"iya aku paham kok. Alangkah baiknya kita tidak bertemu untuk beberapa hari kedepan, demi kebaikan EXO juga. Aku tidak apa-apa Kai-ya.. " Ucapku meyakinkan Kai.

Aku dan Kai berbicara lewat telpon agak lama, sampai aku berada di butik ku saja telpon itu masih tersambung.

" oh iya Kai, udah dulu ya.. aku sibuk banget sekarang." Ucapku kepada Kai

"Semangat Hana." - Kai

Tak lama aku menutup panggilan dengan Kai, pintu ruanganku di ketuk oleh salah satu seorang karyawan butik ku.

"maaf mbak Hana, ini data yang mbak Hana inginkan." Ucap karyawan itu.

"oh iya makasih.. oh iya bilang kepada yang lain, model kita untuk acara nanti sudah aku putuskan. Dan tidak perlu model cadangan, dia pasti bisa di harapkan." Ucapku kepada karyawan itu

" iya siap mbak, saya permisi dulu."

Karena hari ini aku sibuk mengurus acara nanti, tak terasa hari sudah mulai gelap. Akupun memutuskan untuk pulang, ketika aku sampai di depan gedung butik ku, Lin Yi tiba-tiba menelpon ku lagi.

"Hana.. liat ke arah jam 2 siang tepat kau berdiri di sana" ucap Lin Yi di telpon.

Ketika aku melihat ke arah jam 2 siang, aku melihat Lin Yi sedang berdiri di seberang jalan sana dan tersenyum kearahku.

"Tunggu aku di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu aku di sana."

Lin Yi pun berjalan menyebrang jalan menuju ke arahku, tapi takdir berkata lain.

"LIN YI AWAASS!" ucapku sambil berlari ingin menyelamatkannya

TTIIIINN... BRAKK!

Tidak sempat aku menolong Lin Yi, tubuh Lin Yi sudah terbaring lemah berlumuran darah yang keluar dari kepalanya, akibat tabrakan dari mobil yang melaju pada saat itu.

"Li..liin Yi.. hiks.. Lin Yi... sadar! Buka matamu! Aku di sini! Ambulance sebentar lagi akan tiba." Ucapku panik sambil menangis sesegukan.

"Hana-ya.. akh.. aku mencintaimu." Ucap Lin Yi sembari menahan sakit nya dan setelah menyelesaikan ucapannya, Lin Yi menutup matanya dan tak terselamatkan.

Cincin yang di pegang erat oleh Lin Yi di tangannya penuh dengan darahnya.

"LIN YI! Jangan tutup matamu Lin Yi! Hiks.. hiks.. Lin Yi, jangan tinggalkan aku.. " ucapku menangis histeris dan memeluk Lin yi dengan erat."

HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang