Chapter 19

30 5 1
                                    

Malam ini langit sangat indah, bulan bersinar dengan terang dan tentu saja di temani banyak bintang. Seakan-akan langitpun tampak bahagia malam ini. Tapi kebahagiaan langit tak sepenuhnya diberikan kepadaku. Ketika baru sebentar aku duduk berdua dengan Chanyeol, suara jepretan kamera itu terdengar lagi di telingaku. Sasaeng dan haters EXO memang ada di mana-mana, shingga kami tidak merasa bebas pergi berdua.

Iya ini memang resiko untukku. Resiko karena sudah berani mendekati pria yang di sukai jutaan orang di luar sana. Berani mendekati nya itu tandanya berani diserang. Bukan semua dari kalangan fans nya akan membenci wanita yang mendekati idolanya, tapi kebanyakan memang seperti itu kan? Kata kata dukungan yang begitu banyak akan tetap kalah dengan kata cacian dan makian dari satu orang saja.

Dunia mereka para idol memang kejam, mereka berpikiran idola mereka akan tetap untuk mereka, tetap untuk fansnya. Hingga jatuh cinta itu seakan-akan perbuatan buruk dan dosa yang dilakukan idolanya.

"Hana-ya?" ucap laki-laki di sebalahku sambil mengendarai mobilnya

"iya... kenapa oppa ?" tanyaku kepada Chanyeol

"kau tidak mendengarkanku barusan?" tanya Chanyeol dengan muka bertanya-tanyanya.

"emang oppa bicara apa ? maaf aku ngelamun.hehe" ucapku sembari memberikan senyumku yang manis kepada Chanyeol .

"ah tidak apa-apa aku hanya ingin bertanya, apa kau masih lapar? Sebelum ku antar kerumah, untuk masalah mobilmu, akan aku suruh pengawalku untuk mengantarkannya. Karena untuk saat ini sangat berbahaya untuk kau pergi sendirian kesana." Ucap Chanyeol samnil sesekali melihat kearahku.

"Aku sudah kenyang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sudah kenyang.. makasih oppa atas kekhawatiranmu."

Tak terasa aku sudah sampai di teras rumah, Chanyeol yang awalnya hanya diam saja setelah brertanya tadi , kini dia mulai berbicara.

" Maafkan aku." Ucap Chanyeol dan tiba-tiba mencium lembut bibirku.

Hanya kata maaf yang aku dengar, iya.. bukan kata cinta dan sebagainya. Entah kenapa dan apa yang merasukinya malam ini. Tapi perbuatannya berhasil membuatku malu, aku langsung turun dari mobilnya dan masuk kedalam rumah dengan pipi yang memerah.

Jutaan orang diluar sana memimpikan hal yang sama deengan idolanya. Tapi hanya aku yang berhasil mewujudkannya. Apa aku terlalu serakah?

♫♫♫

Di salah satu hotel berbintang di China kini ada laki-laki yang selalu melihat kearah ponsel miliknya, mungkin dia sedang menunggu kabar dari seseoarang, atau dia sendiri yang ragu untuk memberi kabar itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang