Lewat tengah malam Draco kembali ke rumah sewanya. Rasa lelah yang teramat sangat ditambah beberapa gelas minuman beralkohol tinggi membuatnya berjalan sempoyongan ke kamarnya.
Dia membuka pintu kamarnya dan masuk tanpa menghidupkan lampu untuk menerangi ruangan itu. Dia membuka sepatunya, melemparkannya asal dan setelahnya Draco mulai melucuti satu persatu pakaian yang melekat dibadannya. Hanya dengan memakai celana boxer hitamnya Draco naik ke peraduannya dan mulai menjemput mimpi sambil memeluk sebuah bantal guling yang terasa hangat dipelukannya.
.
.
.
"Whoooa!" telinga Draco berdenging menangkap suara seseorang menjerit diikuti gerakan didekatnya. Kepalanya berdenyut membuatnya malas membuka mata."Diamlah! suaramu mengganggu tidurku!" desisnya kesal.
Sejurus kemudian Draco membuka matanya. Tiba-tiba saja dia teringat jika saat ini dia tidak berada di rumahnya melainkan di suatu daerah yang amat sangat jauh dari negaranya dan sendirian. Itulah yang jelas dia ingat terakhir kali.
Draco bangun dari tidurnya dan duduk diatas ranjang. Matanya menangkap bayangan seseorang tengah berdiri membelakangi jendela kamarnya. Pemuda pirang itu mengerjap beberapa kali untuk membuat indra penglihatannya bisa melihat lebih baik lagi.
Disana, dekat jendela, berdiri seorang pria bertubuh kurus. Pria itu melemparkan tatapan horor kearahnya. Sehelai selimut didekap erat oleh pemuda tersebut menutupi tubuh bagian depannya. Gesture pria tersebut terlihat seperti seorang wanita yang habis ditiduri tanpa sadar oleh seorang pria hidung belang.
Ck! apa-apaan ekspresinya itu! batin Draco mengerang.
Draco kembali teringat sesuatu. Dia segera mengedarkan pandangannya meneliti ruangan disekelilingnya. Tak salah lagi ini adalah kamarnya. Lalu, siapa pria ini? sedang apa juga dia dikamarnya? dan yang terpenting, BAGAIMANA BISA PRIA ITU MASUK KE KAMARNYA?!
Draco beranjak turun dari ranjangnya lalu berjalan perlahan menghampiri pria asing itu. Belum lagi sampai, selimut yang tadi dipakai sebagai perlindungan oleh pria asing itu kini mendarat mulus menutupi wajah Draco.
"Jangan mendekat! dasar orang gila mesum! keluar dari kamarku sekarang juga atau aku akan memanggil polisi!" gertak si pria asing.
Draco mengenyahkan selimut yang menutupi wajahnya. Urat kekesalan mulai terbentuk dipelipisnya. Ini masih pagi tapi entah mengapa rasanya dia ingin sekali membunuh orang.
Tak lagi dapat menahan kekesalannya, Draco mendekati pria asing itu lalu mencekal kedua bahu pria itu.
"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Siapa kau, dan sedang apa kau di kamarku!" desisnya marah seraya mengeratkan cekalan tangannya di bahu si pria asing.
Pria asing itu merasa terpojok tak dapat melarikan diri. Punggungnya merasakan dingin dinding dibelakangnya. Dia ketakutan melihat pria pirang yang tak dikenalnya ini tengah menatapnya murka.
Dengan sisa keberaniannya si pria asing mendorong tubuh Draco agar menjauhinya. Draco mundur selangkah dan pria asing itu pun langsung memasang sikap waspada.
Memejamkan matanya sejenak Draco berusaha menekan emosinya dan keinginan membunuhnya. Setelah dia membuka matanya kembali, pria asing itu tengah membuka lemari baju satu-satunya yang terdapat di dalam kamar dan mulai mengeluarkan isinya.
Batas kesabaran Draco kembali diuji. Cepat ia menghampiri pria asing itu dan menarik tangannya supaya berhenti membongkar isi lemari bajunya.
"Hei! kau belum menjawab pertanyaanku dan sekarang kau membuat lemariku berantakan! cepat jawab atau aku takkan sungkan untuk bertindak kasar padamu!"
Sebuah tatapan nanar didapati oleh Draco setelah menarik lengan pria asing itu. Sepasang mata yang mulai berkaca-kaca menahan laju airmata membuat Draco merasakan sesak yang tak asing dihatinya. Ia terdiam melihat si pria asing menundukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Who Came From The Past
Hayran KurguHanya satu yang dicintai olehnya. Hanya satu yang diinginkan oleh hatinya. Hanya satu. Bahkan disaat takdir mempermainkan cintanya. WARNING! BoyXBoy STORY WITH HUMUH STUFF!!! DUND LIKE DUND READ!