06 | Pak Hakim, I Love You

134 16 0
                                    

Aku bukan malaikat, nggak punya sayap pelindung. Tapi aku bisa jadi hakim. Karena hukum yang aku buat bakal selalu jadi pelindung buat kamu.

~~~~~~~~~~~~~~~♧♧♧~~~~~~~~~~~~~~~




SEBENARNYA, Gama menemui Adel bukan untuk sakit hati, juga bukan untuk dilempari botol mineral. Tapi untuk menemani Adel mencari kado ulang tahun Mamanya, yang kini sudah ditenteng ditangan kiri Gama. Setelah memutari mall selama hampir 1 jam, akhirnya mereka melipir ke salah satu restoran sushi kesukaan Adel.

"Kamu mau sushi atau sashimi?" tanya Adel sambil membalik buku menu ditangannya.

"Indomie."

Spontan Adel menepuk punggung tangan Gama, "Mana ada! Kamu pikir ini warkop."

Gama hanya terkekeh. 

"Lagian kamu nggak bisa makan mie." sambung Adel.

"Bukannya nggak bisa, tapi dari dulu emang dibatesin sama Uti. Eh, kok kamu bisa tau?"

Adel menoleh, "Gama.. aku ini pacar kamu. Masa hal sekecil itu aja aku nggak tau sih?"

Mendengar itu, Gama tersenyum getir. Kenapa hal sekecil itu Adel bisa tau? Tapi hal sebesar- betapa terlukanya Gama ketika Adel lebih mementingkan perasaan Edgar ketimbang dirinya, Adel malah pura-pura buta?

"Pesenin apa aja deh, selain ikan mentah yang kamu paksa waktu itu."

"Masih marah nih ceritanya?" ledek Adel.

"Emang pernah aku marah sama kamu? Aku cuma nggak nyangka aja kamu tega ngeracunin aku."

Adel mendengus bete, "Itu cuma sashimi, Gam. Bukan racun tikus. Nggak usah lebay deh."

"Tikus bakal milih racun daripada itu. Aku jamin." kata Gama yakin sambil meneguk ocha dingin didepannya.

"Eh eh salah minum, Del." Gama cekikikan sambil menukar gelasnya dengan yang satunya, "Punya kamu rasa daun." katanya dengan buru-buru meneguk ice lemon tea-nya.

Ketika mendapati Gama langsung menaruh gelas ocha-nya, Adel menghela napas, "Kalau lidah kamu nggak bisa sama rasa Jepang, gimana mau nemenin aku ke Korea?"

"Lebih nggak enak, ya?"

"Kalau menurut aku sih enak enak aja. Nggak tau kalau kamu."

Gama menatap lampu-lampu restoran itu dengan menggosok telunjuknya didagu ala-ala berpikir keras, "Aku disana nanti puasa aja. Itung-itung nyari pahala di negeri orang. Ceilehhh... keren banget pacarmu ini, Del. Mantu idaman!" katanya dengan gemas mencubit pipi Adel.

"Puasa aja. Sahurnya disini, buka-nya pas balik lagi kesini."

"Emang kita sehari doang disana?"

"Sebulan."

Gama mendelik, "HAH?! Kamu sebulan mau pindahan atau mau liburan?"

"Mau nikah sama Lee Haechan." jawab Adel mesam-mesem.

"Halah! Sok-sokan mau nikah sama orang Korea. Mama kamu tuh restunya sama Lee Gama."

BAYANGAN GAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang