˖3| Haris dan rencananya

1.2K 210 24
                                    

Haris masih dirumah Aruna, dia tahu ini sudah malam. Biasanya kalau sudah begini dia akan malas pulang dan berakhir tidur di sini.

"Bangkee!!!". Umpatan itu keluar dari mulut Yuda. Abang satu-satunya yang Aruna punya.

Lelaki itu tengah tengkurap sambil bermain game, sementara Haris dimeja sana sibuk dengan layar komputer.

Yuda itu adalah seorang YouTubers, channel nya penuh dengan game. Dan Haris yang memang jago mengedit-edit dan sangat kreatif jadi editor Yuda, ini juga salah-satu alasan kenapa cowok itu sering datang kerumah ini.

Uang yang Yuda berikan lumayan untuk menambah uang jajannya.

"Bang, lo mau upload videonya kapan?".

Yuda masih asik menatap handphone, lalu dia menjawab. "Besok!"

Haris tercengang, mengedit video itu paling lama dua hari. Kenapa sangat mendadak? Biasanya Yuda akan memberinya waktu sampai tiga hari.

"Akh bang! Yang bener ngapa, ini aja baru setengahnya bang. Masa gue kudu lembur?". Katanya menggerutu.

"Yaudah sih, lo tenang aja. Gue bantu!".

Haris menatap jengah Yuda. "Mau bantuin gimana? lo sibuk nge-game!".

Yuda berdecak, lalu laki-laki itu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Nih nggak, yuk kerja lembur!". Katanya dan langsung mendekati Haris.

"Kopinya mana?". Tanya Haris sambil nyengir, lalu dijitaklah ia oleh Yuda.

"Yeuh bahlul!". Walau begitu Yuda dengan perhatian membuatkan kopi hitam untuk Haris.

.
.
.

Menit demi menit, tak terasa malam sudah semakin larut. Begitupun dengan dua orang lelaki yang larut dalam pekerjaan mereka.

"Huuaaah akhirnya selesai juga!!". Haris menjauhkan wajahnya dari monitor, meregangkan otot-ototnya lalu menegak kopi terakhir.

Yuda juga melakukan hal yang sama, setelahnya lelaki itu berjalan ke kamar mandi.

Haris malah langsung naik keatas kasur besar milik Yuda, sudah rebahan disana. Tapi melihat Yuda yang sudah kembali dari toilet, Haris merubah posisinya menjadi duduk kembali.

"Bang, gue mau cerita".

Yuda langsung duduk ditepi kasur, tapi lelaki itu malah fokus pada benda pipihnya.

"Bang, boleh ga. Kalo gue deketin Adek lo?".

Pertanyaan Haris membuat Yuda segera mematikan ponselnya, sekarang pria itu menatap bingung editornya.

"Hah? Bukannya lo udah deketin Aruna ya dari lama? Bahkan tadi aja gue liat kalian Deket banget, sampe ciuman'kan?".

Haris melotot kaget, kapan dia mencium Aruna?

Daftar itu bahkan tidak ada di kamusnya!

"Enak aja lo bang! Gue ga pernah cium-cium cewek sembarangan, bibir gue masih perjaka tau! Dan gue ini penganut pantang sentuh before sah!".

Yuda berdecih, menabok sisi kepala Haris. "Halah buaya lo! Tadi lo ke kamar Aruna ngapain? Sampe mepet-mepet gitu ke dia, hah?!".

"Tadinya gue mau marah, dan gangguin acara kiss-kissan kalian. Tapi gapapa lah ya, asal ga nidurin adek gue aja". Penuturan Yuda membuat Haris menghembuskan nafas.

Sepertinya beliau salah lihat dan salah faham! Baiklah, saatnya meluruskan.

"Bang, apa yang lo liat di kamarnya Aruna itu sebagian benar, sebagiannya lagi salah".

"Gue emang mepet ke wajahnya Aruna, bahkan gue miringin kepala gue-

-NAH iya itu tuh! Lo miring-miringin kepala, gue udah pengen liat adegan itu. Tapi mama malah manggil gue!". Celoteh Yuda memotong.

"Dengerin dulu bang, astaga!".

"Iya-iya gue dengerin, jadi gimana? Enak ga bibir able adek gue? Tapi jangan main kasar lo men!".

Haris mengusap wajahnya kasar. "Baaannnggg, yaelah lo mah otaknya plus-plus! Dengerin dulu ih rese!". Katanya dengan nada seperti anak gadis.

Yuda tertawa, lalu dia mengangguk. Pertanda siap mendengarkan.

"Gue cuma bisik-bisik doang ke Aruna".

"Bisikin apa?"

"Ada lah, rahasia".

"Aciaa maen rahasia-rahasiaan".

Haris memutar bola matanya, kadang kalau sudah malam begini Yuda memang berubah menjadi sangat kekanak-kanakan, entah kerasukan setan apa?

"Kita ke topik awal lagi, gue mau minta izin sama lo buat deketin Aruna". Kata Haris, kali ini dengan tatapan serius.

Lalu Yuda ikut menatapnya serius. "Dari dulu, gue udah percayain adek gue sama lo dan Jeno. Jelaskan kalo gue izinin lo, asalkan lo janji ga akan nyakitin Runa dan ga akan buat dia nangis, gue mah oke-oke aja".

Haris mengangguk-angguk.

"Gue ga bisa janji sih gak akan nangisin dia, tapi gue bakal berusaha bikin dia bahagia. Bang, gue juga sekaligus mau minta restu lo"

Yuda menautkan alisnya. "Hah?"

"Gue mau khitbah Aruna".

==TBC==

==TBC==

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Naughty Girl [Haeryu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang