˖6 | Kemauan Mama

985 180 11
                                    

Seperti malam kemarin, Aruna baru saja pulang dari rumah Jeno.

Malam ini dia pulang jam sepuluh, Aruna berpapasan dengan Haris diperkarangan rumah. Sepertinya dia sudah akan pulang.

Cowok berjaket denim itu sedang menstater motor Beatnya, ketika mereka berdua bersitatap. Haris memberikan sebuah seringai pada Aruna.

Aruna hanya memutar bola mata, tidak jelas sekali cowok ini, pikirnya.
.
.
.

Aruna membuka knop pintu kamarnya, dilihatnya dimeja kecil itu ada segelas susu. Mama nya pun masih ada di kamarnya, tengah membenarkan gorden kaca.

Aruna mengendikkan bahunya, dia berjalan kearah nakas lalu menegak susu putihnya.

Rini menghampiri, lalu duduk disisi kasur.

“Kenapa ma? Biar aku aja yang nyimpen gelasnya, kaya biasanya kan?”. Aruna memang selalu dibuatkan susu oleh mamanya, tapi kalau mencuci gelas Aruna yang akan melakukannya.

Wanita dua anak itu mengulas senyum, lalu menepuk-nepuk sisi kasurnya.

“Nggak, mama cuma mau ngobrol sama putri kecil mama ini”. Katanya.

Aruna menurut, setelah duduk disamping mamanya. Gadis itu memberengut.

“Hm mama, Ru bukan anak kecil lagi tauk!”.

Rini tertawa pelan, kemudian mengusap rambut pendek putrinya itu.

“Kalau bukan anak kecil lagi, berarti udah bisa mama kawinin dong?”.

Aruna reflek menatap sang mama. “Loh? Nikah dulu ma, baru kawin. Ih ga benerrrr”.

“Iya maksud mama gitu”.

Aruna manggut-manggut, “Ya kalau ada calonnya mah, silahkan aja”. Katanya dengan cuek, seolah perkataan mamanya tadi hanyalah omong kosong.

Rini memegang kedua bahu Aruna, menatap dalam anaknya itu. “Yakin nih? Mama udah ada calonnya loh”.

“Beneran?”. Tanyanya sambil balas menatap sang mama, ingin melihat ada kebohongan didalam netra itu. Tapi hanya ada keseriusan disana.

Mama Rini mengangguk mantap. “Selama ini papa dan mama selalu nurutin apa yang kamu mau kan, sayang?”.

Ya Aruna mengakuinya, selama dia hidup. Dari kecil hingga sebesar ini, mama dan papanya sekalipun tak pernah melarang apa yang Aruna inginkan, semua maunya selalu mereka turuti. Selagi itu baik, dan sekarang. Apakah mamanya ingin Aruna balas budi?

“Mama cuma mau kamu turutin satu keinginan mama sama papa”

“Apa?”. Tanya Aruna waspada.

“Mama mau jodohin kamu sama anak temen mama, kamu jangan nolak yah?”.

Bahu Aruna melorot, dia menggeleng kecil. “Mama serius?”.

“Apa raut wajah mama terlihat bercanda?”. Rini balik bertanya.

Aruna diam.

“Kamu mau kan, nurutin satuuu aja permintaan mama?”. Desak Rini.

“Bukan cuma satu, seribu permintaan mama akan Ru turuti. Tapi nggak sama yang satu itu, maaf Ru ga bisa”.

“Kenapa?”.

Aruna menghela nafas, “Mama, aku masih sangat muda untuk menikah. Kenapa aku harus langkahin Abang? Lagian aku masih kuliah, aku mau ngejar mimpiku, nikah muda ga ada dalam kamus Aruna!”.

“Mama nikahin kamu bukan sama sembarang orang, dia akan jagain kamu dikampus nanti”. Rini menggenggam tangan Aruna, mengusap-usapnya dengan lembut.

“Oke, Aruna bakal setuju kalo mama kasih alesan yang masuk akal, kenapa Aruna harus nikah diusia muda ini?”.

My Naughty Girl [Haeryu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang