˖13| Aruna vs Yara

1K 157 13
                                    


Hari Senin kembali datang, Aruna sudah rapih dan sedang membenarkan letak jam tangannya.

Saat Haris bertanya,
"Mau kemana lo?".

Gadis itu mendongak.
"Ngampus lah, tapi gue mau kerumah Jeno dulu".

Aruna menatap Haris yang juga sudah rapih, "Kalo lo mau kemana?".

Haris membenarkan lengan kemejanya, lalu tersenyum. "Mau nyari kontrakan".

Aruna mendelik tak suka. "Lo beneran mau bawa gue ke kontrakan?".

Haris hanya mengangguk, semalam dia sudah dapat izin dari bunda dan ayahnya. Mumpung dirinya sedang tidak ada kelas hari ini.

Dan Haris berencana akan pindah nanti sore.

"Ngapain lo mau kerumah Jeno dulu?". Tanyanya pada Aruna

"Ga boleh?!". Aruna malah jawab pake urat.

"Ya nggak sih, cuman hubungannya apa?".

"Gue kangen sama Jeno salah?".

"Salah, Lo harusnya kangen dulu sama keluarga lo. Baru sama Jeno!".

Aruna berdecih, "Ya gue kerumah Jeno sekalian kerumah gue juga lah, gue mau berangkat ngampus bareng dia!".

Haris menggeleng, "Nggak, tadi pagi di grup chat. Nathan bilang dia mau nebeng ke Jeno".

"Kok gue ga tau? Apa Lo bohong? Lo bohong kan? Semalem Jeno udah janji sama gue mau berangkat bareng!".

Haris menghela nafas "Gue ga bohong, coba lo buka ponsel lo".

Aruna segera membuka tas selempang nya, mengeluarkan ponsel yang dia matikan sejak subuh tadi.

Wajahnya berubah murung, saat membaca pesan Jeno

Nono : maaf Na, hari ini kita ga bisa berangkat bareng. Nathan rese, ban motornya kempes, terus juga gue nya emang ada urusan sama dia. Lain kali ya Na? Sorry ya best.

"Yaudah yok!". Ajak Haris sambil memutar-mutar kunci motor dijari tangannya.

"Katanya lo mau nyari kontrakan?". Aruna kembali memasukkan ponselnya, menatap punggung Haris yang berjalan didepannya.

Haris berhenti pada undakan tangga ketiga, berbalik badan menatap Aruna kembali. "Ya ga ada salahnya'kan nganterin lo dulu, lagian kita sama-sama mau keluar. Sebagai permulaan tanggung jawab gue terhadap lo, benar?".

Aruna hanya memutar bola mata malas, dia lalu mendahului Haris. "Terserah!".

.

Motor Haris berhenti didepan gerbang kampus, diliriknya sang istri yang sedang membenarkan rambut acak-acakannya.

"Ris, yang bener lu ya nyari kontrakannya. Harus layak ditempati dan bersih, oh iya kamar juga harus ada dua. Pokoknya jangan gede-gede dan jangan terlalu sempit, yang sedang-sedang aja. Soalnya kalo kegedean gue malas bersih-bersih, dan kalo bisa nyari yang udah ada peralatan rumah tangganya!".

Aruna berceloteh panjang lebar, membuat Haris hanya bisa diam tertekan.

"Kenapa Lo diem aja? Bisa ga nyari kontrakan yang kaya gitu?". Tanya Aruna

Haris menghela nafas, "Ya Lo santuy aja, serahin semuanya ke gue. Lo tinggal pergi belajar dengan benar!".

Aruna berdecih, "Iyain deh".

"Lo pulang jam berapa?".

Aruna melirik jam ditangannya, dia akan selesai kelas perkiraan jam dua siang. "Jam empat deh kayanya".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Naughty Girl [Haeryu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang