- 𝔼𝕚𝕘𝕙𝕥

214 30 24
                                    

Sehari setelah kunjungan Amane ke rumah sakit, Tsukasa terlihat sedikit bersemangat dari hari-hari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari setelah kunjungan Amane ke rumah sakit, Tsukasa terlihat sedikit bersemangat dari hari-hari biasanya.

Ia begitu antusias menjalani rutinitas pemulihannya di dalam bilik yang sempit penuh dengan bau obat-obatan.

Mulai dari sarapan pagi, terapi, check up, sampai dengan rutinitas yang lainnya ia lakukan dengan penuh ambisius.

Sampai-sampai Dokter dan Suster yang merawat Tsukasa merasa aneh dengan tingkah laku pemuda yang satu ini.

"Amane? Apa kau baik?"

"Yah! Baik Tsucigomori-san!"

Pria dengan jas putih itu tersentak kaget kala tiba-tiba Tsukasa menyeru namanya dengan riang.

Baru pertama kali bagi sang Dokter di panggil seperti itu oleh pasien saat menjalankan tugasnya sebagai seorang Dokter.

Namun walaupun begitu, Dokter pemilik nama Natsuhiko itu tidak merasa kesal.

Ia malah merasa senang karena dengan begini Tsukasa atau Amane telah mengakui keberadaannya sebagai seorang teman.

Tsucigomori tersenyum kecil. Lalu menepuk pelan pucuk rambut coklat milik lelaki didepannya itu.

"Yosh! Baiklah. Kau bisa istirahat sekarang. Aku akan memanggil Sumire untuk menemanimu"

Tsukasa mengangguk senang. Lalu melambaikan tangan dikala tubuh Tsucigomori mulai menjauh dari bilik kamar pribadinya.

Setelah tubuh itu benar-benar lenyap dari pandangan, Tsukasa terlihat menghela nafas lelah.

Menatap kearah jendela dimana gordennya dibuka dengan begitu lebar.

Terlihat di luar sana ada sepasang kekasih yang tengah asik suap-suapan.

Dimana posisi sang lelaki duduk di atas kursi roda sedangkan yang perempuan jongkok tepat di hadapannya.

Mereka berdua terlihat begitu mesra.

Sampai pada akhirnya sang gadis tiba-tiba mencium pipi lelaki itu hingga membuat Tsukasa tersentak kaget.

Pria fire itu segera memalingkan wajah malu. Entah kenapa tiba-tiba kejadian semalam teringat kembali dalam otaknya.

"Apa Yashiro-chan sering mencium Amane ya?"

Tsukasa menyentuh pipi bekas ciuman Nene malam tadi. Hangatnya bibir itu masih begitu terasa dalam permukaan kulitnya.

"Anggap saja itu jimat agar Amane-kun cepat sembuh!"

"Hm, jimat dan ciuman, ya?"

Tsukasa bergumam pelan.

"Ngomong-ngomong soal itu, sepertinya aku pernah di cium seseorang sebelumnya"

Flashback On

Saat itu Amane dan Tsukasa masih berusia genap 7 tahun.

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke sebuah festival kembang api yang diadakan tepat di pertengahan malam tahun baru.

Switch || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang