Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tsukasa POV
Sudah berapa lama kiranya diriku terlelap?.
Baik tubuh maupun kepalaku terasa begitu ringan seperti bulu, namun aku bisa merasakan seseorang menggenggam erat tanganku untuk menyalurkan kehangatannya.
Ayah?
Ibu?
Atau Amane?
Aku rasa aku benar-benar terlalu lelah untuk sekadar membuka mata rasanya benar-benar sulit, jadi ini yang Amane rasakan selama ini?
Pantas saja dulu Amane sangat membenci operasi haha dan dengan naifnya aku menyemangatinya dengan kata-kata sok tahuku.
Pantas saja dia membenciku.
Tsukasa...
Huh? Suara apa itu? Apa obat bius itu juga memberi efek halusinasi?.
Apa kau mau kembali ke tubuhmu?
Tentu saja! Aku takut sekali tidak bisa menyelamatkan tubuh ini dan berakhir nyawaku menjadi taruhannya.
Aku rindu sekolah,berlarian di lapangan dan aku ingin sekali bertemu Sakura lagi.
Tapi bolehkah?
Terima kasih Tsukasa...
Terima kasih? Apa akhirnya aku sudah menjadi adik yang baik untuk Amane? Apa setelah ini Ayah dan Ibu akan memuji keberanianku menggantikan Amane?.
Apa setelah ini hidupku akan sedikit lebih memperhatikanku karna pengorbananku?.
Ah kapankah operasi ini berakhir?.
Tsukasa POV end.
= × 🍩 × =
Janggal.
Harusnya sekarang Tsukasa masih terasa nyeri karna operasi yang dijalankannya tapi kenapa tiba-tiba tubuhnya jadi ringan begini seperti sedia kala.
Tunggu, kenapa dirinya ada disini dan ditemani oleh Ayah?.
Jangan-jangan—
"Ah Tsukasa kamu sudah sadar nak?"
"K-Kenapa Tsu disini?"
"Tadi kamu memaksa para dokter agar diperbolehkan masuk ke ruang operasi sebentar tapi beberapa saat kemudian kamu tiba-tiba pingsan disana kamu baik-baik saja nak?"
"AYAH DIMANA AMANE?!"
Ayah terlihat terkejut karna bentakan Tsukasa barusan sesaat kemudian wajahnya berubah sedih namun memeluk Tsukas erat sambil mengelus surai hitam legam Tsukasa.
