7

6K 690 10
                                    

"Eilis, aku ingin anjing Putih"

"Iya"

"Eilis jangan menangis"

"Tidak"

"Aku baik-baik saja Eilis...."

"Tidak, kau tidak baik-baik saja"

Setelah turun dari pesawat kondisi fisik Charles menurun drastis membuat Eilis benar-benar panik, tangannya terus menerus gemetar dan berkeringat

"Tapi aku ingin anak anjing...."

"Aku akan minta sekertaris ku untuk membelikan nya"

"Warna putih"

"Iya"

"Sekarang"

"Baik"

"Eilis, sekarang, jangan malah menatapku dengan tatapan yang seperti itu" selang oksigen menempel di hidungnya untuk membantu pernafasannya

Apa yang sebenarnya kakaknya lakukan hingga banyak penyakit yang menggerogoti tubuhnya?

Charles menghela nafas, ia menatap langit-langit putih di atasnya kemudian memejamkan mata dan mulai bernyanyi

"London ba Shi 0 chi ru
0 chi ru, o chi ru
London ba shi o chi ru
My fair lady.

Tetsu to hagane de tsukure,
tsukure, tsukure
Tetsu to hagane de tsukure
My fair lady."

-london Bridge ia falling down Japanese version

"Dari mana kakak tahu lagu itu?" Eilis tercengang mendengar nyanyian merdu Charles

"Hei itu lagu yang biasa kau menyanyikan dulu?"

"Aku tidak-"Pintu ruangan di ketuk dengan tiba-tiba "tuan Eilis, saya membawa anjing yang anda inginkan"

Charles berbinar "Eilis kapan kau memesannya?!"

"..... Barusan"

Seorang wanita alpha masuk ke ruangan itu bersama sebuah kandang hewan "ini sudah di Sterilisasi oleh perawat, sudah di beri vaksin dan juga vitamin"

Eilis mengubah ranjang rumah sakit ke mode bersandar agar memudahkan Charles untuk bermain dengan anak anjing barunya

"Oke tuan Charles, ini dia anjing mu....."

Hayami , sekertaris Eilis mengeluarkan anak anjing itu dan menaruhnya ke pangkuan Charles

"Kak ayo beri nama" ujar Eilis antusias

"Shiro"

"Shiro?" Eilis dan Hayami tercengang

"A-anda yakin tuan Charles?"

"Tentu saja, kenapa tidak? Bukankah Shiro artinya putih dalam bahasa Jepang?" Ujar Charles polos

"Kak, jangan bilang kau akan menamakan anak mu kelak dengan nama yang terlintas di kepala mu?"

"Tentu tidak, aku sudah mempersiapkannya...." Eilis dan Hayami bernafas lega

"Bukankah Akira bagus? Atau Yagami seperti di death note"

"Kak/tuan!"

"Kenapa? Bukankah itu lucu? Benarkan Shiro?" Anjing kecil itu menggonggong seolah mengerti apa yang tuannya katakan

"Pertama, anak itu tidak mengandung darah Asia, kedua, jangan menamai anak mu dengan karakter yang bahkan tidak nyata, dan ketiga-"

"Iya, aku akan memikirkan namanya dengan baik, dasar bawel"

Suasana di ruangan itu sedikit lebih hangat dari sebelumnya, suara gonggongan anjing juga menambahkan kesan yang ramai membuat Charles melupakan sebentar rasa sakitnya

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Seminggu berlalu pencarian Charles sama sekali tidak membuahkan hasil, Jean sudah hampir stres di buatnya

Ia memandang catatan medis Charles yang dia dapat lima hari yang lalu, namun Jean tidak di perbolehkan untuk melihat catatan medis yang terbaru milik Charles

Tak lupa Jean menghubungi Eilis adik ipar yang berada di Jepang untuk menanyakan Charles namun ia menutup mulutnya rapat-rapat

"Charles..... Maafkan aku...."

Jean berkeliling rumahnya untuk kesekian kalinya hanya untuk membaca semua catatan yang Charles tinggalkan untuknya

Ia memandang catatan di pintu kulkas

"Aku meminta sekertaris Livy untuk mengganti isi kulkas tiap minggunya"

Pintu di ketuk kemudian di buka, itu adalah Livy, sekertaris Jean. Ia membawa dua kantong plastik besar di kedua tangannya

"Apa yang kau bawa?" Tanya Jean seolah tak tahu apa yang ada di dalam plastik itu

"Persediaan makanan, untuk sebulan" Jean mengerutkan kening

"Bukankah Charles bilang setiap minggu?"

"Ya, aku harus memeriksa isi kulkas dan memasak untuk mu setiap hari, itu yang tuan Charles katakan"

Jean kembali duduk di sofa, memandangi handphone nya dengan harapan Charles akan menelfon nya

"Ah, Tuan. Nona Ivy menitipkan ini pada ku" Livy menaruh kotak kecil itu di hadapan Jean

Ia mengambil dan membuka kotak kecil itu, di dalamnya ada sebuah cincin.....

Cincin pernikahannya....

Dengan Charles

Air matanya kembali jatuh, Jean memasang cincin itu di jari nya dan memeluknya

Ini adalah cincin yang di berikan oleh Charles untuknya, ia tahu sendiri betapa kerasnya Charles untuk membeli cincin ini

"Kita akan membelinya bersama, dengan uang mu dan uang ku, jadi tidak perlu bekerja terlalu keras...."

"Tetap saja kurang"

"Minta ayah untuk membantu"

"Tidak! Ini cincin yang akan kau dan aku pakai! Aku tidak perlu bantuan keluarga ku!"

"Hm, jangan marah-marah"

"Aku tidak marah!"

"Charles, kau benar. Coklat yang manis akan menjadi pahit jika rasanya terlalu manis" jean mencium cincin itu dengan lembut

The sweeter it is, the bitter it will beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang