4

5.9K 727 7
                                    

"hm? Kenapa kau kembali dengan wajah seperti itu?"

"Para tetangga mengejek ku mandul"

"Tidak, itu tidak benar, jangan di dengarkan"

"Tapi aku sakit hati"

"Tuhan belum mempercayai nya kepada kita. Selama kita saling melengkapi kita akan bahagia, tidak perlu mendengarkan omongan tetangga"

"Benar! Mereka hanya iri melihat keluarga harmonis kita!"

"Ya, mereka iri"

"Sekarang aku iri dengan keluarga orang lain" Charles menyingkirkan rambut yang ada di dahi Jean yang tertidur

"Bukankah Ivy cantik? Dia omega yang sangat populer di kantor ku dulu. hehehe sekarang dia menjadi pasangan suami ku, betapa indahnya kehidupannya"

Suara bel pintu membuat Charles tersentak, adiknya Eilis sudah datang untuk menjemputnya ini berarti waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal pada semua kenangan dan juga Jean

Ia membuka pintu air mata sudah mengalir dari tadi melihat itu Eilis segera memeluk kakaknya erat "kak, kau harus percaya pada ku bahwa kau akan baik-baik saja"

"Umm"

Setelah cukup tenang Charles kembali ke kamar untuk mengambil koper nya, Sebelum itu ia menempelkan kertas hampir di seluruh ruangan, kertas itu berisi pesan dimana letak barang yang biasa Jean pakai, sesuatu yang sering Jean lupakan dan makanan

"Kak"

"Um aku tahu" ia menatap ruang tamu itu lalu tersenyum "tolong jaga suami ku dan kenangannya apartemen manis ku"

"Kau terlalu berlebihan" Charles berbalik dengan pandangan kosong dan air mata yang terus mengalir "aku terlalu berlebihan?"

Eilis kembali memeluk kakaknya dan meminta maaf "tidak, itu tidak terlalu berlebihan, kau luar biasa, kau istri yang melampaui sempurna, maafkan aku...."

"Ayo berangkat" Charles mendorong lembut tubuh Eilis

"Kak....."

"Lupakan yang lalu tanam yang baru"

"Kak"

"Eilis, kita harus ke makam ibu terlebih dahulu"

"Um"

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Ibu, ayah, aku akan segera menjadi ibu" Charles terkekeh

"Bu, kelak saat kau menjemput ku biarkan aku memberi nama anak ku dulu  ya? Setidaknya dia mendapat nama dari ku"

"Kakak.... Jangan berbicara sembarangan"

"Ini sudah hampir pagi, jam berapa pesawat nya akan berangkat?"

"Jam enam pagi"

"Oke, kalau begitu aku kembali ke mobil dulu untuk tidur sebentar"

"Um, hati-hati kak"

"Ya"

Eilis menatap kedua makam orang tuanya ia berjongkok di depan keduanya "ibu jangan ambil kakak, aku akan sendiri jika kau mengambilnya kau memang menyayangi nya tapi jangan jemput dia untuk pergi juga ku mohon" setetes air mata mengalir di pipi Eilis

Setelah memenangkan diri sebentar ia kemudian berpamitan kepada dua makam itu dan kembali ke mobil

Eilis menjalankan mobil nya menuju bandara tak lupa ia membelikan beberapa makanan untuk nanti sarapan sang kakak

Eilis adalah tipe alpha yang sangat sensitif terhadap keluarganya, sepadat apapun kegiatannya jika itu bersangkutan dengan keluarganya ia akan langsung membatalkan semua jadwalnya

Tidak ada yang lebih penting daripada keluarga

Itulah prinsip nya selama ini, terkadang ia bingung dengan orang-orang yang saling bermusuhan dengan saudaranya hanya karena harta Gono gini

Kalian sedarah, lahir dari ibu yang sama dan tinggal di satu atap yang sama, dari mana asalnya iri dengki itu berasal?! Bahkan terkadang ada orang yang membunuh saudaranya sendiri demi menjadi penerus keluarga, tidak berfikir kah engkau bahwa mengurus sebuah keluarga itu bukan hal yang harus di sepelekan?!

Eilis menghela nafas tanpa ia sadari mereka sudah sampai di bandara, ia membangunkan Charles untuk sarapan sebentar

"Eilis, kau tampan" ujar Charles tiba-tiba membuat Eilis hampir tersedak

"Ekhem.....Apa kau baru menyadari ketamvanan ku ini kak?" Ujarnya sedikit sombong

"Cih, aku hanya menyesal melihat mu tumbuh dewasa, aku hanya menginginkan adik ku yang imut, kembalikan Eilis ku yang suka mencuri uang saku ku!" Rengek Charles

Senyum lembut muncul di wajah Eilis, setidaknya kakaknya tidak menangis lagi

"Kak ayo kita bahagia bersama"

Charles memandang Eilis kemudian tersenyum namun dengan melihat senyuman itu kau bisa merasakan juga betapa sakitnya ia sekarang

"Waktu ku sudah hampir habis, jika aku bisa bertahan setahun untuk melahirkan bayi ini aku sudah sangat bersyukur di tambah sekarang aku punya kanker"

Eilis menggenggam tangan Charles dengan gemetar "kak tidaklah kau ingin melihat anak ini tumbuh? Bukankah kau berjanji akan menjadi yang pertama mengucapkan selamat atas pernikahan ku? Ku mohon...... Jangan tinggalkan aku sendiri......"

"Eilis, kau terlalu lama mencari pasangan" cibir Charles

"Umm" Eilis kembali memeluk Charles, ia benar-benar tidak rela jika Charles pergi, pada siapa akan ia banggakan prestasi nya kelak jika Charles pergi? Pujian dari siapa yang akan dia terima? Tidak, Charles adalah satu-satunya keluarga nya yang tersisa, tidak bisa seperti itu!

"Eilis, pesawat nya....."

"Um, ayo berangkat"

"Hm"

Berangkat ke lembaran akhir yang tersisa, lembaran itu haru berisi tentang Bahagia nya aku di dunia dan rasa bersyukur ku karena telah di lahirkan di dunia.

The sweeter it is, the bitter it will beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang