DON'T FORGET TO VOTE & COMMENT,
HAPPY READING GUYS. 🙆💗✨~~~
Hujan lebat malam hari ini membuat seorang yang duduk di tepi kasur itu meringis ketakutan. Ia terus memeluk guling nya dan berbicara sendiri seolah meminta pertolongan.
cklek...
"Renjun-ssi, mengapa kamu belum tidur? Ini sudah sangat larut malam." Perawat yang mengecek kamar rawat nomor 23.
Namun tak ada jawaban dari seorang yang meringis ketakutan itu. Iya, ia Park Renjun yang sedang di rawat di Rumah Sakit Jiwa karena stress, depresi, trauma yang sangat kuat saat kejadian yang menimpa nya 2 tahun lalu.
"Renjun-ssi, apa kamu baik-baik saja? Bilang saya jika kamu butuh sesuatu, oke?" ucap kembali perawat itu, namun tetap saja Renjun tidak menjawabnya.
"Baiklah saya keluar dulu. Ingat ya, jika kamu butuh se-"
"Aku mau pulang." ucap Renjun memotong perkataan si perawat.
Perawat itu mengerutkan dahi nya dan langsung menghampiri Renjun, "Kamu ingin pulang? Saya tidak bisa memastikan kapan kamu harus pulang. Dokter pun belum membolehkan kamu pulang, jadi saya juga tidak tahu pasti Renjun-ssi."
"TADI KAU SENDIRI YANG BERTANYA MAU KU APA KAN? AKU INGIN PULANG!!!" teriak Renjun sambil menggebrak-gebrakan kasur nya dan mengacak-acak sprai nya.
"Sadar Renjun-ssi, sadar. Kamu ini belum sembuh total. Saya tidak ingin kamu kenapa-napa." ucap perawat sembari menenangkan Renjun.
"AKU TIDAK GILA! KENAPA JUGA AKU HARUS TINGGAL DISINI!!!"
"Renjun-ssi cukup lah, cukup." Perawat itu memeluk Renjun supaya ia sedikit tenang.
Namun siapa sangka, bukan nya tenang, Renjun justru berbuat hal yang di luar dugaan sang perawat. Renjun melepaskan pelukan sang perawat, lalu mencabut infus-an nya, dan ia menjedotkan kepala nya ke tembok dengan keras. Sang perawat pun panik akhir nya ia berteriak dan memanggil perawat yang lain untuk membantu menenangkan Renjun.
"TOLONG SEMUA NYA KESINI, KAMAR RAWAT NO. 23! RENJUN-SSI KAMBUH LAGI, PPALI!!!" teriak sang perawat dari luar pintu kamar rawat Renjun.
Semua perawat pun datang ke kamar rawat Renjun dan mereka semua panik ketika melihat kepala Renjun yang sudah mengeluarkan darah.
"Cepat ikat tangan dan kaki nya! Infus nya tolong pasang lagi! Suntik kan obat bius nya cepat! Bersihkan darah yang ada di kepala nya dan lihat apakah memar atau tidak!" ucap beberapa sang perawat yang sangat panik saat menangani Renjun saat itu.
.
.
.
."Fiuuuh.. Kalau kau tadi tidak teriak, mana bisa kau menangani nya sendirian." Ejek salah satu teman sang perawat.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi Renjun disaat ia kambuh seperti ini, aku capek sekali kerja menjadi perawat. Ingin rasa nya berhenti."
"akkk Jaehyun-a! Kau tidak boleh seperti itu. Kau ini kan di sumpah untuk mengabdi pada masyarakat, harus nya kau membantu dan tetap menjalankan tugasmu."
Ya, perawat itu bernama Jaehyun. Ia sudah merawat Renjun kurang lebih 5 bulan semenjak Renjun masuk ke Rumah Sakit Jiwa. Ia di tugaskan oleh Dokter Park untuk merawat Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THUG LIFE | JAEREN ✔
Random[ COMPLETED ] Di urus dengan sang perawat, depresi Renjun perlahan sembuh. Tidak berhenti sampai penyembuhan, ia kembali terluka saat perselisihan hebat antar keluarga Renjun dan keluarga Jaehyun. © m a t c h a l l a t e u