Tok tok tok...
Dokter melihat kondisi perkembangan Renjun. Masih belum ada perkembangan sama sekali. Dokter menyarankan untuk di rawat inap di Rumah Sakit itu. Namun-
"Saya perawat dok. Saya perawat yang sudah merawat Renjun ketika di Rumah Sakit Jiwa. Pinjamkan alat-alat medis dari Rumah Sakit ini dan berikan pada saya. Akan saya rawat di rumah." Jaehyun meyakinkan Dokter itu sembari memberi kartu nama dan lisensi nya sebagai perawat.
"Baik. Jika terjadi apa-apa, saya lepas tanggung jawab."
"Tidak usah khawatir, Dok."
Renjun di bawa pulang menggunakan Ambulance, Jaehyun mengikuti nya di belakang dengan mobil. Jeno, Jaemin, Karina, ikut dengan Jaehyun dan YangYang, Haechan, Giselle ikut dengan Baekhyun. Tidak dengan komite dan guru-guru lain, mereka harus balik ke Pantai untuk memberitahu murid lain supaya tetap berhati-hati selama liburan disana. Baekhyun sudah menitipkan murid-murid kepada Guru Jihyo.
***
Bukan pajangan atau hiasan lagi, kini peralatan medis yang menghiasi kamar Renjun. Sudah 4 hari Renjun masih belum sadarkan diri. Ia tidak sekolah, tidak bertemu teman-teman nya, bahkan tidak bercanda tawa ria. Ia hanya tertidur di kasur kamar nya itu, dengan banyak infusan yang menusuk ke tangan. Dengan bantuan oksigen, mafas Renjun yang masih terngah-ngah membuat Jaehyun tetap menjaga hampir di setiap malam, ah tidak, hampir setiap hari. Jaehyun selalu mengecek kondisi Renjun, sama sekali tidak ada perubahan. Jaehyun selalu berdo'a dan selalu berharap pada Tuhan semoga ada keajaiban pada kesembuhan Renjun. Jaehyun sama sekali tidak bisa tidur dengan tenang, ia selalu berfikir jika ia tertidur dan ada hal yang terjadi pada Renjun, ia harus selalu sigap. Makan pun juga tidak nafsu. Yang hanya ia fikirkan adalah bagaimana tentang kesembuhan Renjun.
"Njun.." air mata itu jatuh dengan sendiri nya. "Ayo bangun dulu ya, saya belikan miniatur moomin nanti, kita jalan jalan juga nanti.. Ah iya, kamu suka ice lemon water kan? Nanti saya buatkan Njun, janji.. Ayo bangun dul-
GUBRAKKK
"RENJUN-A!!!!!!! SAYANG KAMU TIDAK APA-APA? BANGUN NAK, BANGUN!" Bunda nya, datang tiba-tiba dan langsung menghampiri Renjun.
"Bu sabar bu, Renjun sedang koma! Jangan seperti ini!" dengan lantang Jaehyun menjauhkan Wendy supaya tidak mendekat pada Renjun.
Wendy merasa kesal atas perlakuan Jaehyun padanya. "SAYA IBU NYA! KAMU TIDAK ADA HAK UNTUK MELARANG SAYA!" lalu ia mendorong Jaehyun sampai terjatuh.
"KAMU TIDAK BISA MENJAGA ANAK SAYA! KAMU TIDAK BECUS JAEHYUN-A! SAYA MENYESAL TELAH MENYURUH KAMU UNTUK MENJAGA RENJUN!"
"Tapi bu, saya juga tidak tahu. Saya di beri tahu oleh Haechan, anak nya Om Baekhyun. Saya juga lang-"
"CUKUP! RENJUN-A BANGUN SAYANG..." Wendy menangis sangat kejar dan memeluk tubuh mungil anak nya itu.
Jaehyun hanya bersabar dan menunggu di luar kamar Renjun. Ia berniat untuk pulang ke Apartement nya namun ia urungkan kembali karena jika Bunda nya kembali ke urusan pekerjaan, siapa yang akan mengurus Renjun?
***
Drrrttt drrrttt...
Wendy mengecek sekitar, ia takut Jaehyun mendengar nya. Ia memutuskan untuk pergi ke toilet yang tidak jauh dari kamar Renjun supaya merasa lebih aman. Karena ternyata Jaehyun berada di lantai 1 sedang beristirahat.
"Aku membenci mu."
"Yeobo... Bukan seperti itu maksudku. Aku menyembunyikannya darimu supaya tidak membebanimu. Aku berani sumpah, aku pun berfikir, apa ini ak-"
"Cukup. Aku sudah menyuruh Jaehyun untuk pergi dari sini, dia sangat tidak becus rupanya menjaga Renjun."
"YAKKK ANDWE!!! WENDY-ssi APA KAMU TIDAK BERFIKIR JIKA RENJUN MATI, KAMU AKAN BERTANGGUNG JAWAB?"
"..."
"JANGAN USIR JAEHYUN. DEKATKAN JAEHYUN DENGAN RENJUN, ITU CARA PALING MUDAH WENDY-SSI!"
"A-ah mianhae... Aku tidak berfikir sampai san-" Chanyeol langsung menutup telfon nya. Wendy berfikir kembali untuk kedua kali nya. 'benar juga apa yang dibilang suamiku' batin Wendy.
Wendy langsung keluar dari toilet dan melihat apakah Jaehyun masih di lantai 1 atau tidak. Ternyata tidak ada, Jaehyun ada di-
cklek
Wendy kaget ketika melihat Jaehyun nangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Renjun dan menciumi nya sekilas. Tiba-tiba air mata itu jatuh di pipi Wendy. Wendy merasakan batin mereka, ia menutup mulut nya dan segera menutup pintu nya kembali. Wendy duduk di bawah lantai dengan menahan mulutnya supaya tidak terdengar bahwa ia sedang menangis. Tapi ia tidak bisa lama-lama disana, Wendy langsung menghapus air mata nya dan bersikap seolah-olah ia tidak menangis.
cklek
"Jaehyun-a, tolong tetap disini bersama Renjun. Rawat dan jaga Renjun hingga sembuh. Maafkan dan lupakan perlakuan saya tadi. Saya tidak bisa berlama-lama disini, saya permisi dulu." Jaehyun hanya membalas dengan membungkuk dan senyuman manis nya itu.
***
Baekhyun kembali ke Pantai Nemo bersama Haechan, Jeno, Jaemin, YangYang, Karina, dan Giselle. Karena barang-barang mereka semua masih tertinggal disana. Sesampai nya disana, semua murid, guru, komite sangat antusias untuk menanyakan keadaan Renjun. Berbeda dengan Shotaro dan Guru Lee. Ia terlihat biasa saja, bahkan tidak menunjukan rasa simpati mereka. Baekhyun merasakan ada hal yang aneh dengan kedua orang ini. Tanpa berlama-lama lagi, Baekhyun memberitahu bahwa liburan kali ini sudah selesai. Ada beberapa murid yang kesal karena liburan nya tidak semenyenangkan yang mereka kira. Mau tidak mau mereka semua harus pulang.
Perjalanan pulang kali ini berbeda saat pemberangkatan kemarin. Entah mengapa hawa nya begitu seram. Hujan deras di tambah petir yang sangat menggelegar. Awan begitu gelap, tidak ada bintang sama sekali. Ah iya, perjalanan pulang ini, Baekhyun, Jeno, Haechan, Jaemin, akan langsung ke Markas. Baekhyun sudah membuat janji dengan Daddy nya Jeno, betul, Park Donghae.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
THUG LIFE | JAEREN ✔
Random[ COMPLETED ] Di urus dengan sang perawat, depresi Renjun perlahan sembuh. Tidak berhenti sampai penyembuhan, ia kembali terluka saat perselisihan hebat antar keluarga Renjun dan keluarga Jaehyun. © m a t c h a l l a t e u