Renjun disambut hangat oleh teman-temannya. Mereka sangat senang karena Renjun sudah sembuh. Terutama Haechan, karena ia yang paling dekat dengan Renjun.
"Injunieeeee~" Haechan lari menuju pintu kelas. Ia menggandeng tangan Renjun untuk menuntunnya ke bangku kelas. "Ecan seneng banget njun udah sembuh, pelan-pelan aja ya jalannya injun.."
"Renjunnnn"
"Injunieeee"
Disusul Jeno, Jaemin, Karina, Giselle.
"Yangyang kemana? Ko ga sama kalian?" ternyata Renjun merasa ada yang kurang, iya betul, Yangyang izin karena harus mengantar Mommy nya keluar kota untuk beberapa hari kedepan.
"Eh njun."
Haechan memutarkan bola mata nya karena merasa malas atau bahkan benci. "Mau apa kamu?"
"Ecan ih ga boleh gitu sama Shotaro." Renjun memukul pelan lengan Haechan. "Iya kenapa, Shotaro?"
"Kamu udah sembuh?"
"Ye kalo belom sembuh kaga ada di sini si Renjun, bodoh." sahut Jeno dengan pelan diikuti tertawanya Jaemin yang menertawakan Shotaro.
***
Setelah melewati beberapa hari, Jaehyun akhirnya pulih. Tapi kondisi nya belum memungkinkan jika ia harus bekerja. Mau tidak mau ia harus dirumah saja. Tidak ada pekerjaan yang nyaman, selain menjadi perawat.
"Lapar." Jaehyun berniat untuk ke dapur mencari makanan. Tapi saat membuka pintu kamar, ia di kagetkan dengan banyak orang, ah tidak, anak buah Suho lebih tepatnya yang sedang berkumpul. Tentu bersama Suho nya.
Jaehyun melihat dari kejauhan 'kertas apa itu???' batin Jaehyun. Pada akhirnya ia memutuskan untuk tetap keluar tanpa memperlihatkan rasa ingin tahu nya.
"Eh.. Ekhm.. Anak daddy sudah bangun." Suho langsung nengumpatkan beberapa kertas yang ada di atas meja, padahal Jaehyun sudah mengetahuinya. Haha.
Jaehyun mendatangi Daddy nya sambil membawa handphone yang sudah ia siapkan untuk merekam percakapan Suho dan anak buahnya itu. "Aku lapar, Dad."
"Daddy sudah belikan bubur, hanya perlu di hangatkan saja di microwave ya.." Suho mengelus kepala anaknya itu dengan lembut.
Jaehyun menganggukan kepala nya dengan maksud paham apa yang Daddy nya bicarakan itu. Sebelum ia beranjak dari sana, ia sudah menaruh handphone di selipan sofa dan di tutupkan bantal dengan sengaja supaya tidak terlihat.
"Aku makan dulu ya Dad." Jaehyun sudah pergi ke dapur dan Suho menyuruh Jake, anak buahnya, untuk menemani Jaehyun supaya ia tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Daddy nya itu.
Jaehyun makan dengan sangat tidak nikmat. Bukan karena lidahnya yang tidak ada rasa, melainkan ia takut jika handphone nya di ketahui oleh Daddy nya. Saat makan, ia selalu mengecek apakah handphone nya aman atau tidak.
"Mengapa kau melihat ke arah sana terus?" ternyata, Jake memperhatikan jika Jaehyun terus-terusan menatap ke arah Daddy nya.
"Ah tidak, perasaan kau saja mungkin."
Saat sudah selesai makan dan meminum obatnya, Jaehyun menghampiri Daddy nya lagi. "Aku sudah makan Dad. Aku ingin istirahat kembali." tentu dengan mengambil handphone nya. Tanpa ada rasa curiga, Jaehyun pun menuju kamarnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THUG LIFE | JAEREN ✔
Random[ COMPLETED ] Di urus dengan sang perawat, depresi Renjun perlahan sembuh. Tidak berhenti sampai penyembuhan, ia kembali terluka saat perselisihan hebat antar keluarga Renjun dan keluarga Jaehyun. © m a t c h a l l a t e u